PERTANYAAN
:
Assalamualaikum, ada satu
lagi pertanyaan titipan sebelum tidur "apa hikmahnya sholat dzuhur dan 'ashar
bacaannya dipelankan sementara maghrib, 'isya subuh dikeraskan" ? saya sudah
jawab lil
ittiba' , tapi
si penanya bilang kurang marrem, syukron jawabannya. [Nawawi
Mamun].
JAWABAN
:
Wa'alaikumsalam, hikmahnya
maghrib dan isya' dikeraskan karena untuk mencari kelezatan munajatnya hamba
pada TUHAN-nya kalau dzuhur ashar di pelankan karena siang waktu kesibukan dan
bercampurnya para manusia karena tidak pantas untuk mengheningkan diri pada
munajatnya, sedangkan shubuh disamakan sholat malam (magrib dan isya') karena
bukan waktu kesibukan.
Dikutip dari kitab Hasyiyah
al-Jamal bahwa Hikmah membaca keras dan pelan pada waktu shalat yaitu waktu
malam adalah waktu menyendiri, waktu yang tepat untuk bercakap-cakap karenanya
syariat menetapkan bacaan keras saat shalat di waktu tersebut untuk menampakkan
nikmatnya munajat seorang hamba dihadapan Tuhannya. Dan diperlakukan pada shalat
maghrib serta Isya’ karena terdapat kesemangatan orang yang menjalani shalat
pada waktu keduanya.Sedang waktu siang adalah waktu bekerja dan bercampur dengan
orang banyak, disyaritakan membaca dengan pelan karena di siang hari tidak layak
untuk menuangkan munajat pada Allah.Dan waktu shalat shubuh disamakan dengan
shalat malam (maghrib serta Isya’) karena pada umumnya diwaktu inipun orang
belum tersibukkan dengan aneka pekerjaan.
Kitab Al-Fawakih ad-Dawaany
menerangkan, hikmah diperlakukannya mengeraskan bacaan dishalat malam (maghrib,
isya’ dan shubuh) serta diperlakukannya melirihkan bacaan dishlat waktu siang
(dhuhur dan ashar) adalah sesungguhnya shalat malam terjadi disaan waktu-waktu
gelap maka dengan suara kerasnya orang yang membaca al-Quran diharapkan dapat
mengingatkan orang-orang yang lewat disamping waktu malam adalah waktu yang aman
dari kesia-siaan orang kafir saat mendengar bacaan al-Quran sebab mereka pada
umumnya sedang beristirahat atau sibuk dengan hal lainnya berbeda dengan waktu
siang hari.Dan diperlakukan mengeraskan bacaan dishalat jumah dan hari raya
karena kehadiran orang-orang pedalaman, pedesaan untuk menjalankan shalat
berjamah maka diperintahkan mengeraskan bacaan agar mereka dapat mengambil
wejangan saat mendengar bacaan al-Quran.
Jadi hikmah bacaan sholat
pada malam hari (maghrib, isya, subuh) disyariatkan dibaca keras, karena malam
adalah waktu sepi, sebagai penampakan kenikmatan munajat hamba pada Robbnya.
sebaliknya bacaan siang dipelankan, karena siang adalah waktu sibuk antar
manusia, sehingga dipelankan karena waktu ini tidak sesuai pada kefokusan
munajat. Wallahu A'lamu Bis showaab. [Sunde
Pati, Masaji Antoro, Ibnu Toha].
- I'anatut tholibin juz 1
hal 153 :
قوله
يسن الجهر ) أي ولو خاف الرياء قال ع ش والحكمة في الجهر في موضعه أنه لما كان
الليل محل الخلوة ويطيب فيه السمر شرع الجهر فيه طلبا للذة مناجاة العبد لربه وخص
بالأوليين لنشاط المصلي فيهما والنهار لما كان محل الشواغل والاختلاط بالناس طلب
فيه الإسرار لعدم صلاحيته للتفرغ للمناجاة وألحق الصبح بالصلاة الليلية لأن وقته
ليس محلا للشواغل
- Hasyiyah al-Jamal III/326
:
حِكْمَةُ
الْجَهْرِ فِي مَوْضِعِهِ وَالْإِسْرَارُ فِي مَوْضِعِهِ أَنَّهُ لَمَّا كَانَ
اللَّيْلُ مَحَلَّ الْخَلْوَةِ وَيَطِيبُ فِيهِ السَّمَرُ شُرِعَ الْجَهْرُ فِيهِ
إظْهَارًا لِلَّذَّةِ مُنَاجَاةِ الْعَبْدِ لِرَبِّهِ وَخُصَّ بِالْأُولَيَيْنِ
لِنَشَاطِ الْمُصَلِّي فِيهِمَا وَالنَّهَارُ لَمَّا كَانَ مَحَلَّ الشَّوَاغِلِ
وَالِاخْتِلَاطِ بِالنَّاسِ طُلِبَ الْإِسْرَارُ لِعَدَمِ صَلَاحِيَتِهِ
لِلتَّفَرُّغِ لِلْمُنَاجَاةِ وَأَلْحَقَ الصُّبْحَ بِالصَّلَاةِ اللَّيْلِيَّةِ ؛
لِأَنَّ وَقْتَهُ لَيْسَ مَحَلًّا لِلشَّوَاغِلِ عَادَةً ا هـ ع ش عَلَى م ر
.
- Al-Fawakih ad-Dawaany
I/505 :
والحكمة
في طلب الجهر في صلاة الليل والإسرار في صلاة النهار أن صلاة الليل تقع في الأوقات
المظلمة فينبه القارئ بجهره المارة، وللأمن من لغو الكافر عند سماع القرآن لاشتغاله
غالبًا في الليل بالنوم أو غيره بخلاف النهار، وإنما طلب الجهر في الجمعة والعيدين
لحضور أهل البوادي والقرى فأمر القارئ بالجهر ليسمعوه فيحصل لهم الاتعاظ
بسماعه.
Link Diskusi :
www.fb.com/groups/piss.ktb/373991992623615/