PERTANYAAN
:
Assalamu'alaikum. Jaman
sekarang ini banyak WANITA KARIR, malah hampir 80% semua perusahaan bertenaga
kerja WANITA. Gmana hukumnya WANITA BERKARIR dalam Agama Islam ? Dan gmana
menurut pandangan dari hati akhi wa ukhti dengan WANITA KARIR ? Dan yang
terakhir buat para kaum adam tolong kasih nasehat buat kami khususnya buat
WANITA KARIR umumnya buat semua wanita biar kami WANITA KARIR tidak salah jalan
dalam menempuh hidup dengan berkarir. Kalau ada di piss ini yang istrinya
berkarir / bekerja apa keluhannya punya istri bekerja ? Kami tunggu share-nya
biar jadi bahan renungan dan pertimbangan buat kami KHUSUSNYA BUAT DINDA DAN
UMUMNYA BUAT SEMUA WANITA KARIR. Salam santun. [Dinda
Selalutersenyum].
JAWABAN
:
Wa'alaikumsalam wr. wb.
Pandangan Fiqih tentang hukumnya Wanita karir TIDAK BOLEH kecuali :
1. Aman dari fitnah yakni
aman dari hal-hal yang membahayakan dirinya hartanya serta aman dari
maksiat,
2. Suami miskin / tidak
mampu menafkahi keluarganya
3. Mendapat izin dari wali
/ suami jika suami masih mampu memberi nafkah. [Hasiah jamal Juz 4 hal
509].
Berikut Hasil Bahtsul
Masaail PP Nurul Hudaa/1999 :
Di lingkungan perusahaan
kami, pimpinan melarang saya berjilbab, tentu dengan niat bukan untuk
mempertontonkan aurat. Saya berusaha melamar ditempat lain tetapi tidak ada
panggilan. Jika harus berhenti bekerja saya bingung karena saya masih belum
cukup membalas budi orang tua (saya anak angkat) dan saya ingin memberi
pendidikan yang terbaik pada putra-putri nanti. Yang ingin saya tanyakan:
a.Bagaimana hukum perbuatan
saya itu menurut Islam dan langkah apa yang terbaik untuk saya?
b.Lebih baik mana menjadi
wanita karir atau ibu rumah tangga?
c.Andai ada suami yang
menyuruh isterinya bekerja keras karena dua alasan diatas, dengan posisi wanita
seperti saya, apakah wajib dipatuhi?mohon disertai dasar dan penjelasan. Terima
kasih.
Jawaban :
a.Hukum membuka tutup kepala
bagi wanita dewasa untuk kepentingan bekerja, menurut pendapat yang muktamad
(bisa dijadikan pegangan) adalah tetap haram. Menurut pendapat lain boleh bagi
wanita yang keluar untuk jual beli dengan terbuka muka dan kedua telapak
tangannya. Menurut madzhab Hanafi, demikian itu boleh, bahkan dengan terbuka
kakinya, apabila tidak ada fitnah.Langkah yang terbaik untuk anda, jika ingin
menjadi wanita yang shalihah yang berpegang teguh (disiplin) pada ajaran Islam,
anda harus berusaha terus mencari tempat bekerja yang mengizinkan pegawainya
berjilbab sambil memohon kepada Allah. Insya Allah akan berhasil.
b.Ibu rumah tangga yang
berhasil mendidik putra-putrinya menjadi orang yang berguna bagi agama, nusa dan
bangsa, adalah jauh lebih baik daripada wanita karir yang manapun juga. Sebab
menjadikan anak yang berhasil dalam mencapai tujuan hidupnya adalah jauh lebih
mahal daripada gaji seorang presiden sekalipun.
c.Tidak wajib dipatuhi, sebab
patuh kepada seseorang itu diperbolehkan oleh agama dalam hal-hal yang tidak
menyangkut kemaksiatan.
Dasar pengambilan :
Kitab Al Bajuri juz 2 Bab
Nikah :
(قَولُهُ
إلَى أجْنَبِيَّةٍ) اى إلَى شَيءٍ مِنْ امْرَأةٍ أجْنَبِيَّةٍ اى غَيْرِ مَحْرَمٍ
وَلَوْ أمَةً. شَمَلَ ذَلِكَ وَجْهَهَا وَكَفَّيْهَا فَيَحْرُمُ النَّظْرُ
إلَيْهِمَا وَلَو مِنْ غَيْرِ شَهْوَةٍ او خُوفِ فِتْنَةٍ عَلَى الصَّحِيْحِ كَمَا
فِى المِنْهَجِ وَغَيْرِهِ إلَى أَنْ قَالَ: وَقِيْلَ لاَ يَحْرُمُ لِقَولِهِ
تَعَالَى: ولاَ يُبْدِيْنَ زِيْنَتَهُنَّ إلاَّ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَهُوَ
مُفَسِّرٌ بِالوَجْهِ وَالكَفَّيْنِ. وَالمُعْتَمَدُ الأوَّلُ, وَلاَ بَأسَ
بِتَقْلِيْدِ الثَّانِى لاَ سِيَمًا فِى هَذَا الزَّمَانِ الَّذِى كَثُرَ فِيْه
خُرُوجُ النِّسَآءِ فِى الطُّرُقِ وَالأسْوَاقِ وَشَمَلَ ذَلِكَ ايْضًا شَعْرَهَا
وَظُفْرَهَا.
(Ucapan Mushonnif : kepada
wanita lain ), artinya kepada sesuatu dari wanita lain, yaitu yang bukan
muhrim,meskipun budak belian. Hal itu meliputi mukanya dan kedua telapak
tangannya, sehingga haram memandang muka dan kedua telapak tangan,meskipun tanpa
sahwat atau rasa takut terhadap fitnah,menurut pendapat yang benar sebagaimana
tersebut dalam kitab Al-Minhaj dan lainnya ... sampai pada ucapan Mushanif: Dan
dikatakan: tidak haram berdasar firman Allah ta'ala: "dan jnganlah para wanita
menampakan tempat perhiasan mereka kecuali apa yang nampak darinya. Apa yang
nampak ini ditafsirkan dengan muka dan kedua telapak tangan. Pendapat yang dapat
dipegangi adalah yang pertama.dan tidak berdosa mengikuti pendapat yang
kedua,lebih lebih pada zaman ini yang banyak para wanita keluar ke jalan-jalan
dan pasar. Dan itu juga termasuk rambut kukunya".
Hadist riwayat Imam Bukhori
dari Ibn Umar :
قَالَ
السَّمْعُ وَالطَّاعَةُ حَقٌّ مَالَمْ يُؤْمَرْ بِالمَعْصِيَةِ فَإِذَا أُمِرَ
بِمَعْصِيَةٍ فَلاَ سُمِعَ وَلاَ طَاعَةَ.
Nabi saw bersabda:
"Mendengarkan dan ketaatan (dari seorang isteri kepada suami, atau dari seorang
murid kepada guru, atau dari rakyat kepada pemerintah... dst.) adalah wajib,
selama tidak diperintah dengan kemaksiatan. Jika diperintah dengan kemaksiatan,
maka tidak wajib mendengarkan dan mentaati.
Dalam segala hal wanita
diharuskan berpegang dan mentaati peraturan syariat, baik dalam aspek tingkah
laku, berpakaian maupun profesi. Seperti halnya ketika seorang wanita muslimah
beraktifitas di luar rumah, maka beberapa ketentuan menjadi etika syariat yang
wajib dilakukan di antaranya :
1. Ke luar rumah karena
adanya keperluan (hajat).
2. Mendapatkan ijin suami
atau wali.
3. Terjamin dari ancaman
fitnah
4. Dengan menutup
aurat
5. Harus menghindari
terjadinya ikhtilath dengan laki-laki bukan mahram.
6. Tidak dengan cara
tasyabbuh.
7. Tidak berhias
8. Tidak berpakaian ketat
dengan menonjolkan bentuk tubuh.
9. Bentuk profesi yang
dilakukan diperbolehkan (tidak dilarang) syariat seperti, menjadi pedagang,
pengajar dsb.
آداب
حياة الزوجية ص: 163ليس في الإسلام ما يمنع المرأة أن تكون تاجرة أو طبيبة أو مدرسة
أو محترفة لأي حرفة تكسب منها الرزق الحلال ما دامت الضرورة تدعو إلى ذلك وما دامت
تختار لنفسها الأوساط الفاضلة وتلتزم خصائص العفة التي اسلفنا بعضها اهـإسعاد
الرفيق الجزء الثانى ص: 136ومنها خروج المرأة من بيتها متعطرة او متزينة ولو كانت
مستورة وكان خروجها بإذن زوجها إذا كانت تمر فى طريقها على رجال أجانب-إلى أن
قال-قال فى الزواجر وهو من الكبائر لصريح هذه الأحاديث وينبغى حمله ليوافق قواعدنا
على ما إذا تحققت الفتنة أما مجرد خشيتها فإنما هو مكروه ومع ظنها حرام غير كبيرة
كما هو ظاهر وعد من الكبائر أيضا خروجها بغير إذن زوجها ورضاه لغير ضرورة شرعية
كاستفتاء لم يكفها إياه أو خشية نحو فجارة أو انهدام المنزل إهـ.
Wallahu A'lamu Bis showaab.
[Sholeh
Punya, Khodim Piss-ktb, Abieh Aadam DaM'z].
Link Diskusi :
www.fb.com/groups/piss.ktb/371838472838967/