PERTANYAAN :
Ilman Nafi'an
as salamu alaikum
deskripsi masalah:
sdah tdk asing lagi d beberapa pondok,pen gurus atau pihak pondok menetapkan aturan dng cara menta'zir yg salah satunya dng menarik uang(denda ) bg santri yg melanggar aturan2 yg tlah d tetapkan pihak pondok.NB: maaf,dlm kasus ini ane mggunakan contoh pd pesantren, krena ane yaqin mreka tahu hkum menta'zir dng uang...
pertanyaan ya:
1. bgaimanaka h hukum menta'zir dng menggunaka n uang(mende nda).....? ?
2. jika tdk boleh,apak ah ada cara lain yg membolehka nya,mgkin dng hilah(mrek a daya hukum).... .??
3. hukum helah yg d perbolehka n seperti apa kriteria yg d perbolehka n menurut syar'i.... .??
'afwan qoblahu
JAWABAN :
>> Dewi Rosita
Di dalam madzhab syafi'i menghukum dgn denda uang itu tidak boleh,tapi menurut pendapat imam malik boleh menghukum dgn denda uang.....B atas pukulan mendidik yaitu dari pantat ke bawah,kala u pun organ atas yaitu hanya kuping dgn cara di jewer...
>> Ghufron Bkl
menurut sbagian madzhab hanafi boleh menta'zir dgn pke uang tpi bla dah taubat harus d kembalikan uangy.fiqh ala almadyhab al arba'ah 5/ 401.
yg tdk memperbole hkn slahkn d cek d tanwir al quluub,has yiyah al jamal ala al manhaj dan gyoyah talkhis almurod hamisyi bughyah
>> Masaji Antoro
Wa'alaikum salam. Nitip IBAROH.... .^^
ولا يجوز التعزير بحلق اللحية ولا بأخذ المال
“Dan tidak boleh menta’zir (menghukum ) dengan mencukur jenggot atau dengan mengambil harta”.Tan wiir al-Quluub Hal- 392
(قال الشافعي: لا تضعف الغرامة على أحد في شيء إنما العقوبة في الأبدان لا في الأموال).
As-Syafi’i berkata “Denda tidak diperlakuk an dengan mengambil sesuatu, hukuman diperlakuk an sebatas pada raga tidak pada harta”.Sun an al-Kubraa Li al Baehaqy VIII/279
(لا يجوز بأخذ المال).
“Ta’zir tidak boleh dengan mengambil harta”. Hasyiyah al-Jamal V/164
قال الرحيباني وحرم تعزير بحلق لحية وقطع طرف وجرح ) لأنه مثلة ( وكذا )
يحرم تعزير ( بأخذ مال أو إتلافه ) لأن الشرع لم يرد بشيء من ذلك عمن
يقتدى به , ولأن الواجب أدبه والأدب لا يكون بالإتلاف ( خلافا للشيخ ) تقي
الدين ; فإن عنده التعزير بالمال سائغ إتلافا وأخذا).
“Dan haram menta’zir dengan mencukur jenggot, memotong anggauta dan melukainya , Ta’zir diharamkan
juga dengan mengambil atau merusak harta benda karena tidak terdapati
ketetapan syara’ yang demikian dari prilaku yang dapat diikuti dan
karena tujuan diperlakuk an menta’zir demi mengajari tatakrama yang tidak ada ketentuan dengan merusak harta benda berbeda menurut Imam Taqiyuddin yang memperkena nkan ta’zir dengan mengambil atau merusak harta benda”. Mathaalib Ulin Nuhaa VI/224
ANEKA TA’ZIR YANG DIPERBOLEH KAN
(مسألة : ب) : لطم رقيق آخر كان التعزير على العبد اللاطم لا سيده بما
يراه الحاكم أو المحكم من حبس أو ضرب أو إركابه حماراً معكوساً ونحوه ، ولا
يتولاه المظلوم ، ولا يجوز التعزير بأخذ المال عندنا
Seorang sahaya menganiaya sahaya lainnya, maka bagi sahaya yang menganiaya diperlakuk an ta’zir dari sayyidnya sesuai petunjuk hakim atau yang ditempatka n pada posisinya dengan dipenjara, dipukul, atau dinaikkan keledai dengan berbalik dan semacamnya .Janganlah memberikan balasannya pada sahaya yang dianiaya, dan tidak diperboleh kan menta’zir dengan mengambil harta benda menurut kami (Syafi’iyy ah).
Bughyah al-Mustars yidiin Hal. 532
ويحصل التعزير بحبس أو ضرب غير مبرح أو صفع وهو الضرب بجمع الكف أو
بسطها أو توبيخ باللسان أو تغريب دون سنة في الحر ودون نصفها في ضده فيما
يظهر ولم أره منقولا أو قيام من المجلس أو كشف رأس أو تسويد وجه أو حلق رأس
لمن يكرهه في زمننا لا لحية وإن قلنا بكراهته وهو الأصح وإركابه الحمار
منكوسا والدوران به كذلك بين الناس وتهديده بأنواع العقوبات
“Bentuk TA’ZIR bisa dengan berupa dipenjarak an atau pukulan yang tidak menyakitka n, menampar, atau mencelanya dengan ucapan atau diasingkan dalam kurun kurang setahun didaerah yang panas atau kurang dari kurun separoh tahun didaerah yang dingin atau diberdirik an
dalam satu majlis atau dibuka penutup kepalanya atau dicoreng hitam
mukanya atau dicukur rambutnya bagi orang yang tidak suka potong rambut
tapi tidak dicukur jenggotnya
meskipun menurut kami hal demikian adalah makruh menurut pendapat yang
paling shahih, atau dinaikkan pada keledai dengan berbalik dan diarak
berkelilin g ditengah-t engah orang banyak dan mengancamn ya dengan aneka siksaan-si ksaan lainnya”.
Nihaayah al-Muhtaaj VIII/21
Wallahu A'lam Bis showaab.
Link Diskusi >>