vMereka bertanya mengapa kami dalam tulisan sering mengkaitka n dengan hasutan atau ghazwul fikri dari kaum Zionis Yahudi
Kaum Yahudi pada masa kini lebih dikenal sebagai kaum Zionis
Yahudi atau juga dikenal dengan lucifier, freemason atau iluminati
adalah mereka yang mengikuti apa yang dibaca oleh syaitan-sy aitan pada masa kerajaan Sulaiman.
Telah dijelaskan tentang adanya kaum Zionis Yahudi dalam firman Allah ta’ala yang artinya “Dan setelah datang kepada mereka seorang Rasul dari sisi Allah yang membenarka n apa (kitab) yang ada pada mereka, sebahagian dari orang-oran g yang diberi kitab (Taurat) melemparka n kitab Allah ke belakang (punggung) nya, seolah-ola h mereka tidak mengetahui (bahwa itu adalah kitab Allah) dan mereka mengikuti apa yang dibaca oleh syaitan-sy aitan pada masa kerajaan Sulaiman (dan mereka mengatakan bahwa Sulaiman itu mengerjaka n sihir), padahal Sulaiman tidak kafir (tidak mengerjaka n sihir), hanya syaitan-sy aitan lah yang kafir (mengerjak an sihir).” (QS Al Baqarah [2]: 101-102 )
Jadi pada hakikatnya
kaum Zionis Yahudi adalah pengikut syaitan. Mereka yang dimurkai oleh
Allah Azza wa Jalla. Kaum Zionis Yahudi berupaya menjerumus kan manusia kedalam kekufuran.
Rasulullah shallallah u alaihi wasallam bersabda, “Demi Allah, yang diriku ada dalam genggaman tanganNya, tidaklah mendengar dari hal aku ini seseorangp un
dari ummat sekarang ini, Yahudi, dan tidak pula Nasrani, kemudian
tidak mereka mau beriman kepadaku, melainkan masuklah dia ke dalam
neraka.”
Hadits yang diriwayatk an Sufyan bin Uyainah dengan sanadnya dari Adi bin Hatim. Ibnu Mardawih meriwayatk an dari Abu Dzar, dia berkata, “Saya bertanya kepada Rasulullah Shallallah u alaihi wasallam tentang orang-oran g yang dimurkai“, beliau bersabda, ‘Kaum Yahudi.’ Saya bertanya tentang orang-oran g yang sesat, beliau bersabda, “Kaum Nasrani”.
Kaum Zionis Yahudi telah berhasil mensesatka n kaum Nasrani. Salah satunya melalui Paulus (Yahudi dari Tarsus), pengikut Rasul setelah “bertobat” , yang mengubah esensi dasar kekristena n. Paulus dijadikan seorang Santo (orang suci) oleh seluruh gereja yang menghargai santo, termasuk Katolik Roma, Ortodoks Timur, dan Anglikan, dan beberapa denominasi Lutheran. Dia berbuat banyak untuk kemajuan Kristen di antara para orang-oran g bukan Yahudi, dan dianggap sebagai salah satu sumber utama dari doktrin awal Gereja, dan merupakan pendiri kekristena n bercorak Paulin (bercorak Paulus). Surat-sura tnya menjadi bagian penting Perjanjian Baru.
Firman Allah ta’ala yang artinya “Sesungguhn ya (agama tauhid) ini, adalah agama kamu semua, agama yang satu, dan Aku adalah Tuhanmu, maka bertakwala h kepada-Ku. Kemudian mereka (pengikut- pengikut rasul itu) menjadikan
agama mereka terpecah belah menjadi beberapa pecahan. Tiap-tiap
golongan merasa bangga dengan apa yang ada pada sisi mereka (masing-ma sing).” (QS Al Mu’minun [23] : 52-53)
Kaum Zionis Yahudi diciptakan sebagaiman a yang dikehendak i Allah Azza wa Jalla sampai mereka mau bersyahada t.
Firman Allah ta’ala yang artinya,
“Orang-oran g (Yahudi dan Nasrani) yang telah Kami beri Al Kitab (Taurat dan Injil) mengenal Muhammad seperti mereka mengenal anak-anakn ya sendiri. Dan sesungguhn ya sebahagian diantara mereka menyembuny ikan kebenaran, padahal mereka mengetahui .” ( QS Al Baqarah [2]:146 )
“Ataukah kamu (hai orang-oran g Yahudi dan Nasrani) mengatakan bahwa Ibrahim, Isma’il, Ishaq, Ya’qub dan anak cucunya, adalah penganut agama Yahudi atau Nasrani?” Katakanlah : “Apakah kamu lebih mengetahui ataukah Allah, dan siapakah yang lebih zalim dari pada orang yang menyembuny ikan syahadah dari Allah yang ada padanya?” Dan Allah sekali-kal i tiada lengah dari apa yang kamu kerjakan. (QS Al Baqarah [2]:140 )
Mereka menyembuny ikan atau mengingkar i syahadat sehingga mereka mempunyai rasa permusuhan terhadap manusia yang telah bersyahada t.
Firman Allah ta’ala yang artinya, “orang-oran g yang paling keras permusuhan nya terhadap orang beriman adalah orang-oran g Yahudi dan orang-oran g musyrik” ( QS Al Maaidah [5]: 82 )
Dengan rasa permusuhan mereka, kaum Zionis Yahudi ingin membunuh para Nabi dan para pengikut Nabi
Firman Allah ta’ala yang artinya,
“Sesungguhn ya orang-oran g yang kafir kepada ayat-ayat Allah dan membunuh para nabi yang memamg tak dibenarkan dan membunuh orang-oran g yang menyuruh manusia berbuat adil, maka gembirakan lah mereka bahwa mereka akan menerima siksa yg pedih.” (QS Ali Imran [3]:21)
Kaum Zionis Yahudi ingin membunuh kaum muslim baik melalui
tangan mereka langsung atau melalui tangan orang lain hasil hasutan
atau ghazwul fikri (perang pemahaman) .
Kalau kita telusuri hasutan atau ghazwul fikri (perang pemahaman) yang dilancarka n kaum Zionis Yahudi menerpa kaum muslim sejak zaman Rasulullah shallallah u alaihi wasallam.
Kaum Zionis Yahudi, pada zaman Rasulullah berusaha untuk mengadu domba manusia yang telah bersyahada t sehingga timbul perselisih an sebagaiman a kisah suku Aus dan Khajraj.
Pada masa Jahiliyah kedua suku tersebut saling bermusuhan dan berperang selama 120 tahun. Setelah mereka memeluk Islam, Allah menyatukan hati mereka sehingga mereka menjadi bersaudara dan saling menyayangi .
Ketika orang-oran g Aus dan Khajraj sedang berkumpul dalam satu majlis, kemudian ada seorang Yahudi yang melalui mereka, lalu ia mengungkit -ungkit permusuhan dan peperangan mereka pada bani Bu’ats. Maka permusuhan
diantara kedua suku tersebut mulai memanas kembali, kemarahan mulai
timbul, sebagian mencerca sebagian lain dan keduanya saling mengangkat senjata, lalu ketegangan tersebut disampaika n kepada Nabi shallallah u alaihi wa salam.
Kemudian Beliau mendatangi mereka untuk menenangka n dan melunakkan hati mereka, seraya bersabda: “Apakah dengan panggilan- panggilan jahiliyah, sedang aku masih berada di tengah-ten gah kalian?.” Lalu beliau membacakan Ali Imron ayat 103 yang artinya, ‘Dan berpegangl ah kamu semuanya kepada tali (agama) Allah secara berjama’ah , dan janganlah kamu bercerai berai , dan ingatlah nikmat Allah atas kamu semua ketika kamu bermusuh-m usuhan maka Dia (Allah) menjinakka n antara hati-hati kamu maka kamu menjadi bersaudara sedangkan kamu diatas tepi jurang api neraka, maka Allah mendamaika n antara hati kamu. Demikianla h Allah menjelaska n ayat ayatnya agar kamu mendapat petunjuk”.
Setelah itu mereka menyesal atas apa yang telah terjadi dan berdamai kembali seraya berpeluk-p elukan dan meletakan senjata masing-mas ing.
Kaum Zionis Yahudi menghasut segelintir kaum muslim atau melancarka n ghazwul fikri (perang pemahaman) sehingga pemahaman segelintir
kaum muslim keluar dari pemahaman jama’ah kaum muslim. Mereka yang
terhasut sehingga pemahaman mereka menyempal atau keluar (kharaja) dari
pemahaman jama’ah kaum muslim dan dinamakan sebagai khawarij.
Khawarij adalah bentuk jamak (plural) dari kharij (bentuk isim fail) artinya yang keluar.
Rasulullah shallallah u alaihi wasallam memperinga tkan kita untuk menghindar i pemahaman yang menyempal dari jamaah muslimin dan imamnya
Dari Ibnu ‘Abbas r.a. berkata Rasulullah shallallah u alaihi wasallam bersabda, “hendaklah kamu selalu bersama jamaah muslimin dan imam mereka“
“Aku bertanya; kalau tidak ada jamaah muslimin dan imam bagaimana?”
Nabi menjawab; “hendaklah kau jauhi seluruh firqah (kelompok- kelompok pemahaman / sekte) itu, sekalipun kau gigit akar-akar pohon hingga kematian merenggutmu kamu harus tetap seperti itu“. (Riwayat Bukhari VI615-616, XIII/35. Muslim XII/ 135-238 Baghawi dalam Syarh Sunnah XV/14. Ibnu Majah no. 3979, 3981. Hakim IV/ 432. Abu Dawud no. 4244-4247.Bagh awi XV/8-10. Ahmad V/386-387 dan hal. 403-404, 406 dan hal. 391-399)
Kemudian diceritaka n dari Ibnu Sirin dari Abi Mas’ud, bahwa beliau mewasiatka n
kepada orang yang bertanya kepadanya ketika ‘Utsman dibunuh, untuk
berpegang teguh pada Jamaah, karena Allah tidak akan mengumpulk an umat Muhammad shalallahu ‘alaihi wa sallam dalam kesesatan. Dan dalam hadits dinyatakan bahwa ketika manusia tidak mempunyai imam, dan manusia berpecah belah menjadi kelompok-k elompok maka janganlah mengikuti salah satu firqah/ sekte. Hindarilah semua firqah/ sekte itu jika kalian mampu untuk menghindar i terjatuh ke dalam keburukan” .
Sedangkan mereka yang menamakan dirinya kaum Syiah, mereka mengaku-ak u pengikut ahlul bait atau mengaku-ak u
pengikut Imam Sayyidina Ali ra, mereka ada yang terhasut Abdullah bin
Saba’ seorang pendeta besar Yahudi dari Yaman yang masuk Islam dengan
tujuan menghancur kan Islam dari dalam. Pada mulanya ia benci kepada Khalifah Utsman bin Affan ra dan berusaha meruntuhka nnya serta menggantik annya dengan Sayyidina Ali ra.
Peristiwa pembunuhan terhadap Khalifah Utsman bin Affan ra; Mereka yang terhasut setelah berhasil menyebarka n berita-ber ita
bohong dan membuat surat – surat palsu dengan memakai nama Khalifah
Utsman ra, Sayyidina Ali ra serta nama-nama lainnya. Sehingga pada
akhirnya mereka berhasil membunuh Khaliifah Utsman ra yang sedang
berpuasa dan sedang membaca Al-Qur’an. Beliau tidak mau dilindungi oleh seorangpun dari kalangan para sahabat, agar tidak ada darah seorang muslimpun mengalir gara-gara dirinya.
Dan mereka itulah yang telah menyebabka n terjadinya
perang Jamal. Lalu ketika kedua pihak yang sedang bertikai sudah
berdamai berkat usaha Qa’ba bin Amr; maka mereka menyulut kembali api
peperangan di pagi harinya dan mereka membunuh Sayyidina Thalhah bin Ubaidillah
ra, salah satu dari dari sepuluh orang yang mendapat jaminan surga.
Padahal Sayyidina Thalhah ra ketika itu sedang berusaha meleraikan pihak-piha k yang saling bermusuhan .
Mereka juga membunuh Sayyidina Zubair ra yang sedang melakukan
Shalat sambil berdoa’ kepada Allah subhanahu wa ta’ala agar segera
memadamkan api peperangan yang sedang terjadi.
Mereka juga menghasut orang-oran g agar membunuh Sayyidatun a Aisyah ra, maka akibatnya ratusan Sahabat terbunuh.
Dan mereka juga membunuh Ka’ab bin Sur Al ‘Azdi yang telah mengangkat mushaf stas perintah Sayyidatun a Aisyah untuk menghentik an peperangan diantara mereka.
Demikian juga provokasi keji yang telah berhasil memicu terjadinya perang Shiffin, mereka menghalang i sampainya berita-ber ita dan orang-oran g yang berusaha menciptaka n hubungan damai. Setelah berakhirny a peperangan serta diterimany a Tahkim dan setelah terbunuhny a beribu-rib u nyawa para Sahabat dan Tabi’in, maka terlihatla h persekongk olan para dalang terjadinya kekacauan ini.
Ketika Muawiyah ra memberonta k, kekhalifah an
Islam terbagi dua : satu dipimpin Imam Sayyidina Ali ra, lainnya
dibawah Muawiyah. Muawiyah adalah famili Khalifah Usman bin Affan ra,
yang sebelumnya menjabat gubernur Damaskus. Ia, sebagaiman a keluarga Sayyidina Utsman yang lain, mencurigai Sayyidina Ali terlibat komplotan pembunuh Khalifah Ustman.
Ketika Imam Sayyidina Ali ra syahid terbunuh, terbukalah peluang bagi Muawiyah untuk menuju jenjang kekuasaan. Demi keutuhan umat islam, Imam Hasan ra yang menggantik an ayahandany a, berkomprom i atau lebih tepat mengalah, dengan menyerahka n kekuasaan kepada kepada Muawiyah. Tapi belakangan Imam Hasan ra justru diracun hingga wafat pada tahun 50 H /
630 M; beliau meninggal setelah diracun istri mudanya sendiri, Ja’dah
binti Al-As’as, atas hasutan kelompok Muawiyah, dengan janji akan
mendapat hadiah 100.000 dirham. Ketika itulah banyak kalangan mendesak
Imam Husein agar memberontak terhadap Khalifah Muawiyah. Tapi, beliau
hanya menjawab pendek, “selama Muawiyah masih hidup, tak ada yang bisa diperbuat, karena begitu kuatnya khalifah itu.”
Di lain pihak, Muawiyah tak terlalu khawatir mendengar isu pemberonta kan tersebut dari Gubernur Hijaz, Marwan bin Hakam. Ia bahkan minta Marwan mendekati Imam Husein secara baik-baik.
Pada tahun-tahu n terakhir kekuasaann ya sebagai Khalifah; Muawiyah merobohkan sendi-send i demokrasi. Mengikuti saran Mughira, gubernur Basrah, ia mengangkat Yazid sebagai penggantin ya. Dengan pengangkat an ini, demokrasi dalam Islam menjadi monarki, karena Yazid tiada lain anak Muawiyah. Tindakan itu juga melanggar perjanjian dengan Imam Hasan bahwa pengangkat an Khalifah harus melalui pemilihan yang demokratis .
“Dua orang telah menimbulka n kekacauan di kalangan kaum muslimin : Amr bin Ash, yang menyaranka n Muawiyah mengangkat Al Qur’an di ujung lembing, ketika hendak berunding dengan Imam Sayyidina Ali; dan Mughira, yang menyaranka n agar Muawiyah mengangkat Yazid sebagai Khalifah. Jika tidak, tentulah akan terbentuk sebuah dewan Pemilihan” kata Imam Hasan dari Basrah.
Yazid naik tahta pada bulan April 683 M ( Muawiyah wafat tahun
60 H ). para sejarawan menilai, Yazid ini tidak layak diangkat sebagai
Khalifah. Bukan hanya terlalu mementingk an kehidupan duniawi, tapi juga karena dia tidak terlalu dekat dengan ulama. Namun dengan licik, ia berusaha memperkuat kekuasaan dengan cara minta sumpah setia dari para ulama, termasuk Imam Husein, yang mewarisi keshalehan dan kesatriaan ayahandany a, Imam Ali, tidak mudah dipaksa atau dibujuk dengan berbagai hadiah.
Secara bersama, tiga sahabat yang cukup berpengaru h, yaitu Abdullah bin Umar, Abdurrahma n bin Abu Bakar dan Abdullah bin Zubair, terang-ter angan menolak Yazid.
Melalui Walid bin Utba, gubernur Madinah, Yazid memerintah kannya agar menyuruh seluruh penduduk Madinah untuk membai’at Yazid.
Mereka yang menolak pembai’ata n Yazid, termasuk Sayyidina Husein menyingkir ke Makkah. Selama menetap di Makkah, Sayyidina Husein menerima kiriman surat-sura t dari penduduk Kufah serta utusan-utu san
mereka. Para utusan ini meminta kepada Sayyidina Husein agar beliau
bersedia datang ke Kufah untuk menerima bai’at dari mereka. Karena
itulah Sayyidina Husein bermaksud mendatangi mereka; tapi Sayyidina Abdullah bin Abbas dan Abdullah in Umar menasehati beliau agar tidak mendatangi mereka, karena keduanya telah mengetahui sikap orang-oran g Kufah dan sebagian orang Iraq yang suka berkhianat . Namun Sayyidina Husein ra berbaik sangka kepada orang-oran g yang berkirim surat kepadanya, maka beliau tetap ingin mendatangi penduduk Kufah.
Pada akhirnya penduduk Kufah atau para pengaku pengikut Imam
Sayyidina Ali ra atau yang menamakan diri kaum Syiah yang membunuh
Sayyidina Husein ra.
Berikut seruan Sayyidina Husein kepada penduduk Kufah sebelum dibunuh oleh mereka.
“Wahai orang-oran g Kufah, saya tidak pernah melihat manusia lebih berkhianat daripada kalian semua; sungguh jelek kalian dan sungguh celaka sekali, binasalah kalian………. binasalah… …kalian telah berteriak- teriak kepada kami, lalu kamipun mendatangi kalian, lalu kalian cepat-cepa t membai’at kami secepat lalat dan ketika kami telah berada di tempat kalian, maka kalian langsung bertebaran menjauhkan diri seperti laron-laro n yang berhambura n. Kalian menghadapi kami dengan hunusan pedang layaknya musuh-musu h kami yang tidak pernah menyebarka n keadilan kepada kalian, padahal tidak ada dosa yang kami perbuat kepada diri kalian, ingatlah…. laknat Allah swt pasti menimpa orang-oran g yang dzolim.”
Enam dari tujuh anak-anak Imam Husein Syahid di padang Karbala, juga istri tercintany a,
Syahr Banu, salah seorang putri Khosru Yasdajird II dari dinasti
Sasanid II, Persia ( Iran ). Empat putranya : Ali Al Akbar, Ali Ausath,
Ali Al-Asghar,
Abdullah; sedangkan tiga putrinya : Zainab, Sakinah dan Fatimah.
Seluruh anak Husein terbunuh, kecuali Ali Ausath yang dibelakang hari terkenal sebagai Wali Allah, yaitu Ali Zainal Abidin bin Husein. Dialah satu-satun ya keturunan Rasulullah SAW yang selamat dari pembantaia n di Karbala. Beliaulah yang paling mengetahui sebab terjadinya peristiwa Karbala
Ketika pertempura n
tak seimbang itu terjadi, Ali Zainal Abidin tengah tergolek sakit di
tenda. Beliau hanya ditunggui bibinya, Zainab binti Ali, yang dengan
gigih melindungi nya ketika beberapa orang anggota pasukan musuh menerobos masuk ke perkemahan yang hanya ditunggui kaum wanita dan anak-anak.
Sayyidatun a Zainab berteriak lantang :
“Apakah kalian tidak menyisakan satu laki-lakip un dari keluarga kami?”
perajurit itu tertegun sebentar, kemudian berbalik arah meninggalk an tenda tersebut tanpa mengucapka n sepatah katapun.
Seorang ahli sejarah (tokoh Syi’ah) yang dikenal dengan sebutan AL Ya’Quubi, menerangka n dalam kitabnya sebagai berikut : Ketika Imam Ali Zainal Abidin memasuki kota kufah, beliau melihat orang-oran g Syi’ah (Syi’ah ayahnya) menangis, beliaupun berkata kepada mereka : “Kalian membunuhny a tetapi kalian menangisin ya. Kalianlah yang membunuhny a, lalu siapa yang membunuhny a kalau bukan kalian ? Kalianlah yang membunuhnn ya.” Itulah keterangan ulama Syi’ah, mengenai kata-kata Imam Ali Zainal Abidin dalam menanggapi tangisan orang-oran g Syi’ah, atas terbunuhny a keluarga Rasulullah saw di Karbala.
Begitupula dengan Kaum Wahhabi adalah korban hasutan atau korban ghazwul fikri (perang pemahaman) dari kaum Zionis Yahudi.
Salah satu contoh penghasutn ya
adalah perwira Yahudi Inggris bernama Edward Terrence Lawrence yang
dikenal oleh ulama jazirah Arab sebagai Laurens Of Arabian. Laurens
menyelidik i dimana letak kekuatan umat Islam dan berkesimpu lan bahwa kekuatan umat Islam terletak kepada ketaatan dengan mazhab (bermazhab ) dan istiqomah mengikuti tharikat-t harikat tasawuf.
Laurens mengupah ulama-ulam a yang anti tharikat dan anti mazhab untuk menulis buku buku yang menyerang tharikat dan mazhab. Buku tersebut diterjemah kan ke dalam berbagai bahasa dan dibiayai oleh pihak orientalis .
Mereka yang terhasut lebih memilih mengikuti pemahaman ulama yang mengaku-ak u mengikuti pemahaman Salaf yang Sholeh namun tidak bertalaqqi (mengaji) dengan Salaf yang Sholeh.
Mereka meninggalk an pemahaman Imam Mazhab yang empat yang telah disepakati
oleh jumhur ulama sejak dahulu sampai sekarang sebagai pemimpin
ijtihad kaum muslim (Imam Mujtahid Mutlak). Imam Mazhab yang empat
bertalaqqi (mengaji) langsung dengan Salaf yang sholeh. Imam Mazhab yang empat melihat langsung penerapan, perbuatan serta contoh nyata, jalan atau cara (manhaj) beribadah dari Salaf yang sholeh dan membukukan nya dalam kitab-kita b mereka.
Kesimpulan nya kaum
Syiah yang dikenal membenci para Sahabat selain Imam Sayyidina Ali ra
dan kaum Wahhabi yang mengikuti pemahaman Muhummad bin Abdul Wahhab dan
Ibnu Taimiyyah adalah sama - sama korban hasutan atau korban ghazwul
fikri dari kaum Zionis Yahudi.
Begitupula kaum Sekulerism e, Pluralisme , Liberalism e, telah dikeluarka n fatwa oleh Majelis Ulama Indonesia No: 7/MUNAS VII/MUI/ II/ 2005 bahwa pemahaman kaum tersebut bertentangan dengan ajaran agama Islam. Kaum Sekulerism e, Pluralisme , Liberalism e juga adalah korban hasutan atau korban ghazwul fikri dari kaum Zionis Yahudi. Mereka umumnya mendapatka n hasutan ketika mereka belajar agama ke "barat" seperti ke negara Amerika
Kaum Zionis Yahudi ”mengarahk an” kaum Syiah sebagai musuh bagi mereka dengan tujuan sebagai alasan untuk membunuh kaum muslim.
Kaum Zionis Yahudi ”mengarahk an ” kaum wahhabi sebagai sahabat bagi mereka dengan tujuan untuk melancarka n atau tidak menghalang i kaum Zionis Yahudi untuk membunuh kaum muslim.
Penguasa negeri kaum Wahhabi yakni penguasa kerajaan dinasti Saudi pada hakikatnya membantu secara tidak langsung Amerika yang dibelakang nya kaum Zionis Yahudi untuk membeli peluru-pel uru untuk membunuh kaum muslim diperbagai belahan dunia. Bantuan tersebut didapati dari hasil pertambang an negara pemerintah an kerajaan dinasti Saudi. Bantuan-ba ntuan lainnya diperoleh Amerika dari penguasa-p enguasa
negeri yang muslim lainnya seperti dari penguasa negara kita sendiri
yang diperoleh dari hasil tambang minyak bumi dan tamban-tam bang lain seperti di freeport dll.
Salah satu tanda akhir zaman adalah sebagaiman a yang disampaika n hadits berikut
Dari Ibnu Umar Ra. ia berkata: “Pada satu ketika dibawa ke hadapan Rasulullah Shallallah u ‘Alaihi wa Sallam sepotong emas. Emas itu adalah emas zakat yang pertama sekali dibawa oleh Bani Sulaim dari pertambang an mereka. Maka sahabat berkata: “Hai Rasulullah ! Emas ini adalah hasil dari tambang kita”. Lalu Nabi Shallallah u ‘Alaihi wa Sallam menjawab, “Nanti kamu akan dapati banyak tambang-ta mbang, dan yang akan menguasain ya adalah orang-oran g jahat. (HR. Baihaqi)
Diriwayatk an hadits dari Abu Hurairah, Rasulullah shallallah u alaihi wasallam bersabda: “Demi
Allah, kalian tidak akan masuk surga hingga kalian beriman. Belum
sempurna keimanan kalian hingga kalian saling mencintai.” (HR Muslim)
Rasulullah shallallah u ‘alaihi wasallam bersabda: “Kamu akan melihat orang-oran g mukmin dalam hal saling mengasihi, mencintai, dan menyayangi
bagaikan satu tubuh. Apabila ada salah satu anggota tubuh yang
sakit, maka seluruh tubuhnya akan ikut terjaga dan panas (turut
merasakan sakitnya).” (HR Bukhari 5552) (HR Muslim 4685)
Ketika kaum muslim di suatu negara diperangi oleh kaum
Zionis Yahudi maka sebaiknya semua penguasa negeri yang mengaku
muslim merasakan sebagai keadaan perang juga sehingga dapat menghentik an segala bentuk kerjasama yang dapat memberikan kekuatan finansial bagi kaum Zionis Yahudi.
Kaum Zionis Yahudi “mengarahk an” Osama bin Laden dengan peristiwa WTC 11 September menjadikan alasan bagi kaum Zionis Yahudi untuk melakukan penyeranga n dan penjajahan terselubun g terhadap Irak, Afghanist an dll dengan alasan menumpas terorisme dan dengan alasan tersebut mereka dapat membunuh kaum muslim di Irak dan Afghanista n baik dengan tangan mereka langsung atau melalui tangan kaum muslim yang berselisih yang pada hakikatnya karena termakan hasutan kaum Zionis Yahudi.
Kaum Zionis Yahudi diduga ‘’mengarah kan” tragedi bom bali, menjadika n alasan untuk membentuk densus 88 (rakyat Indonesia) sehingga mereka melakukan pembunuhan terhadap beberapa orang muslim (rakyat Indonesia) tanpa memandang hak-hak mereka dengan alasan menumpas terorisme.
Begitupula tragedi di Somalia sebagaiman a yang telah disampaika n dalam tulisan pada http:// mutiarazuhu d.wordpres s.com/ 2011/08/29/ belajar-dar i-somalia/ maupun di Palestina, Irak, Afghanista n dan di Suriah pada akhir-akhi r ini pada hakikatnya adalah akibat hasutan atau ghazwul fikri (perang pemahaman) dari kaum Zionis Yahudi.
Insyaallah tragedi tersebut tidak akan terjadi, jika mereka mau menjalanka n tasawuf dengan minimal mengingat perkataan Rasulullah shallallah u alaihi wasallam, “jika kamu tidak melihat-Ny a maka sesungguhn ya Dia melihatmu.’ (HR Muslim 11)
Jika berkeyakin an selalu diawasi/ dilihat oleh Allah Azza wa Jalla maka tentulah tidak akan membunuh manusia yang telah bersayahad at walaupun berbeda pemahamann ya.
Bahkan Rasulullah shallallah u alaihi wasallam melarang untuk membunuh manusia yang baru saja bersyahada t apalagi membunuh manusia yang telah bersyahada t, muslim yang taat, taat mengerjaka n sholat, zakat, puasa, bahkan telah melaksanak an ibadah haji, mereka melaksakan kewajiban- kewajiban yang ditetapkan Allah, menjauhi hal-hal yang diharamkan -Nya, menyebarka n dakwah, mendirikan masjid, dan menegakkan syi’ar-syi ’ar-Nya
Rasulullah lalu bertanya: ‘Kenapa kamu membunuh orang yang telah mengucapka n Laa Ilaaha Illaahu? ‘ Aku menjawab, Wahai Rasulullah ! Sesungguhn ya lelaki itu mengucap demikian karena takutkan ayunan pedang. Rasulullah bertanya lagi: Sudahkah kamu membelah dadanya sehingga kamu tahu dia benar-bena r mengucapka n Kalimah Syahadat atau tidak? Rasulullah terus mengulangi pertanyaan itu kepadaku hingga menyebabka n aku berandai-a ndai bahwa aku baru masuk Islam saat itu. (HR Muslim 140)
Dia berkata, ‘Dan kami saat itu diberitahu kan peristiwa Usamah bin Zaid, yang mana ketika dia telah mengangkat pedangnya, tiba-tiba orang musyrik itu mengucap, ‘Tidak ada tuhan (yang berhak disembah) kecuali Allah’, namun dia tetap saja membunuhny a. Maka Basyir pun mendatangi Nabi shallallah u ‘alaihi wasallam untuk mengadukan dan menanyakan hal itu kepada beliau. Dia menceritak annya kepada beliau dan apa yang diperbuat oleh lelaki tadi. Maka beliau pun memanggil Usamah dan menanyainy a, ‘Kenapa kamu membunuhny a? ‘ Dia menjawab, ‘Wahai Rasulullah , dia telah melukai kaum muslimin, dia telah membunuh si fulan dan si fulan, dan dia menyebutka n sebuah nama kepadanya, dan sungguh telah menyimpan dendam terhadapny a, namun ketika dia melihat pedangku ini, dia mengucap, ‘Tidak ada tuhan (yang berhak disembah) kecuali Allah’. Rasulullah shallallah u ‘alaihi wasallam bertanya lagi: ‘Apakah kamu yang telah membunuhny a? ‘ Dia menjawabny a,
‘Ya.’ Beliau bertanya lagi: ‘Lalu apa yang hendak kamu perbuat dengan
kalimat, ‘Tidak ada tuhan (yang berhak disembah) kecuali Allah’, jika
di hari kiamat kelak ia datang (untuk minta pertanggun g jawaban) pada hari kiamat nanti? ‘ (HR Muslim 142)
Wassalam
Zon di Jonggol, Kab Bogor 16830