Kaum Wahhabi bukanlah kaum yang mengikuti Salaf yang sholeh namun
mereka mengikuti orang terdahulu (salaf) mereka yakni Muhammad bin
Abdul Wahhab
Syaikh Ahmad ibn Hajar al- Butami dalam biografi Ulama Muhammad ibnu Abdil Wahhab yang juga ditashhihk an oleh ulama kaum Wahhabi Abdul Aziz bin Abdillah bin Bazz, menyampaik an bahwa Wahhabi adalah pengikut Ulama Muhammad bin Abdil Wahhab.
- Di halaman 59 disebutkan : ﻓﻘﺎﻣﺖ ﺍﻟﺜﻮﺭﺍﺕ ﻋﻠﻰ ﻳﺪ ﺩﻋﺎﺓ ﺍﻟﻮﻫﺎﺑﻴﻴﻦ “maka tegaklah revolusi di atas tangan para da’i Wahhabi”
- Di halaman 60 disebutkan
: ﻋﻠﻰ ﺃﺳﺎﺱ ﻣﻦ ﺍﻟﺪﻋﻮﺓ ﺍﻟﺪﻳﻨﻴﺔ ﺍﻟﻮﻫﺎﺑﻴﺔ ﻓﻲ ﻣﻜﺔ “ atas dasar dari dakwah
agama wahhabi di Mekkah” , ﻳﺪﻳﻨﻮﻥ ﺑﺎﻹﺳﻼﻡ ﻋﻠﻰ ﺍﻟﻤﺬﻫﺐ ﺍﻟﻮﻫﺎﺑﻲ , “mereka
beragama dengan Islam atas Mazhab Wahhabi”
Kaum Wahhabi adalah korban hasutan atau ghazwul fikri (perang pemahaman) dari kaum Zionis Yahudi sehingga mereka anti mazhab dan anti tasawuf.
Salah satu contoh penghasutn ya
adalah perwira Yahudi Inggris bernama Edward Terrence Lawrence yang
dikenal oleh ulama jazirah Arab sebagai Laurens Of Arabian. Laurens
menyelidik i dimana letak kekuatan umat Islam dan berkesimpu lan bahwa kekuatan umat Islam terletak kepada ketaatan dengan mazhab (bermazhab ) dan istiqomah mengikuti tharikat-t harikat tasawuf.
Laurens mengupah ulama-ulam a yang anti tharikat dan anti mazhab untuk menulis buku buku yang menyerang tharikat dan mazhab. Buku tersebut diterjemah kan ke dalam berbagai bahasa dan dibiayai oleh pihak orientalis .
Ayahnya Muhammad bin Abdul Wahhab yang menjelaska n bahwa Muhammad bin Abdul Wahhab tidak seperti ulama-ulam a lainnya yang belajar kitab-kita b Imam Mazhab.
Ulama madzhab Hanbali, al-Imam Muhammad bin Abdullah bin Humaid al-Najdi dalam kitabnya al-Suhub al-Wabilah ‘ala Dharaih al-Hanabil ah ketika menulis biografi Syaikh Abdul Wahhab, ayah pendiri Wahhabi, menuliskan sebagai berikut:
“Sebagian ulama yang aku jumpai menginform asikan
kepadaku, dari orang yang semasa dengan Syaikh Abdul Wahhab ini,
bahwa beliau sangat murka kepada anaknya, karena ia tidak suka belajar
ilmu fiqih seperti para pendahulu dan orang-oran g di daerahnya. Sang ayah selalu berfirasat tidak baik tentang anaknya pada masa yang akan datang. Beliau selalu berkata kepada masyarakat , “Hati-hati , kalian akan menemukan keburukan dari Muhammad.” Sampai akhirnya takdir Allah benar-bena r terjadi. (Ibn Humaid al-Najdi, al-Suhub al-Wabilah ‘ala Dharaih al-Hanabil ah, hal. 275).
Begitupula dengan
yang dialami oleh kaum Syiah termakan hasutan sehingga ada mereka yang
membenci para Sahabat selain Imam Sayyidina Ali ra.
Imam Syaidina Ali ra bertanya kepada Rasulullah shallallah u alaihi wasallam, “Wahai Rasulullah ! Apakah ciri-ciri mereka?” Baginda shallallah u alaihi wasallam bersabda: “Mereka menyanjung imu dengan sesuatu yang tidak ada padamu”.
Di riwayatkan oleh Imam al-Dar Qutni dari Sayyidina ‘Ali bin Abi Thalib Karamallah u wajhu, beliau berkata: Aku bertanya kepada Rasulullah shallallah u alaihi wasallam tentang ciri-ciri mereka, lalu Baginda shallallah u alaihi wasallam bersabda:
ينتحلون حب أهل البيت وليسوا كذلك وعلامة ذلك أنهم يسبون أبا بكر وعمر
“Mereka seolah-ola h mencintai ahlul bait (keluarga Nabi), padahal mereka tidak sedemikian dan tandanya ialah mereka mencaci Abu Bakar dan ‘ Umar”
Akibat hasutan atau ghazwul fikri (perang pemahaman) dari kaum Zionis Yahudi, kedua kaum tersebut menghalalk an darah kaum muslim karena perbedaan pemahaman.
Kekejaman kaum Wahhabi sebagaiman a yang disampaika n oleh ulama yang semasa hidupnya dengan ulama Muhammad bin Abdul Wahhab seperti,
Ulama madzhab Hanbali, al-Imam Muhammad bin Abdullah bin Humaid al-Najdi dalam kitabnya al-Suhub al-Wabilah ‘ala Dharaih al-Hanabil ah ketika menulis biografi Syaikh Abdul Wahhab, ayah pendiri Wahhabi, menuliskan
sebagai berikut: Demikian pula putra beliau, Syaikh Sulaiman (kakak
Muhammad bin Abdul Wahhab), juga menentang terhadap dakwahnya dan
membantahn ya dengan bantahan yang baik berdasarka n ayat-ayat al-Qur’an dan hadits-had its Nabi shallallah u alaihi wa sallam. Syaikh Sulaiman menamakan bantahanny a dengan judul Fashl al-Khithab fi al-Radd ‘ala Muhammad bin Abdul Wahhab. Allah telah menyelamat kan Syaikh Sulaiman dari keburukan dan tipu daya adiknya meskipun ia sering melakukan serangan besar yang mengerikan terhadap orang-oran g yang jauh darinya. Karena setiap ada orang yang menentangn ya, dan membantahn ya, lalu ia tidak mampu membunuhny a secara terang-ter angan, maka ia akan mengirim orang yang akan menculik dari tempat tidurnya atau di pasar pada malam hari karena pendapatny a yang mengkafirk an dan menghalalk an membunuh orang yang menyelisih inya.” (Ibn Humaid al-Najdi, al-Suhub al-Wabilah ‘ala Dharaih al-Hanabil ah, hal. 275). “
Ulama madzhab Hanafi, al-Imam Muhammad Amin Afandi yang
populer dengan sebutan Ibn Abidin, juga berkata dalam kitabnya,
Hasyiyah Radd al-Muhtar sebagai berikut: “Keteranga n tentang pengikut Muhammad bin Abdul Wahhab, kaum Khawarij pada masa kita. Sebagaiman a
terjadi pada masa kita, pada pengikut Ibn Abdil Wahhab yang keluar
dari Najd dan berupaya keras menguasai dua tanah suci. Mereka mengikuti
madzhab Hanabilah.
Akan tetapi mereka meyakini bahwa mereka saja kaum Muslimin, sedangkan
orang yang berbeda dengan keyakinan mereka adalah orang-oran g musyrik. Dan oleh sebab itu mereka menghalalk an membunuh Ahlussunna h
dan para ulamanya sampai akhirnya Allah memecah kekuatan mereka,
merusak negeri mereka dan dikuasai oleh tentara kaum Muslimin pada
tahun 1233 H.” (Ibn Abidin, Hasyiyah Radd al-Muhtar ‘ala al-Durr
al-Mukhtar , juz 4, hal. 262).
Ulama madzhab al-Maliki, al-Imam Ahmad bin Muhammad al-Shawi al-Maliki, ulama terkemuka abad 12 Hijriah dan semasa dengan pendiri Wahhabi, berkata dalam Hasyiyah ‘ala Tafsir al-Jalalai n sebagai berikut: “Ayat ini turun mengenai orang-oran g Khawarij, yaitu mereka yang mendistors i penafsiran al-Qur’an dan Sunnah, dan oleh sebab itu mereka menghalalk an darah dan harta benda kaum Muslimin sebagaiman a yang terjadi dewasa ini pada golongan mereka, yaitu kelompok di negeri Hijaz yang disebut dengan aliran Wahhabiyah , mereka menyangka bahwa mereka akan memperoleh sesuatu (manfaat), padahal merekalah orang-oran g pendusta.” (Hasyiyah al-Shawi ‘ala Tafsir al-Jalalai n, juz 3, hal. 307).
Begitu pula dapat kita ketahui dari informasi yang disampaika n dalam tulisan pada http:// www.aswaja- nu.com/ 2010/01/ dialog-syai kh-al-syan qithi-vs-w ahhabi_20. html atau pada http:// www.faceboo k.com/ photo.php?f bid=220630 637981571& set=a.2206 3051131491 7.56251.10 0001039095 629
Dari kekejaman mereka telah menjelaska n bahwa mereka bukanlah mengikuti Salaf yang sholeh karena mereka bertentang an dengan sabda Rasulullah shallallah u alaihi wasallam yang artinya, “mencela seorang muslim adalah kefasikan, dan membunuhny a adalah kekufuran”. (HR Muslim 97)
Rasulullah lalu bertanya: ‘Kenapa kamu membunuh orang yang telah mengucapka n Laa Ilaaha Illaahu? ‘ Aku menjawab, Wahai Rasulullah ! Sesungguhn ya lelaki itu mengucap demikian karena takutkan ayunan pedang. Rasulullah bertanya lagi: Sudahkah kamu membelah dadanya sehingga kamu tahu dia benar-bena r mengucapka n Kalimah Syahadat atau tidak? Rasulullah terus mengulangi pertanyaan itu kepadaku hingga menyebabka n aku berandai-a ndai bahwa aku baru masuk Islam saat itu. (HR Muslim 140)
Dia berkata, ‘Dan kami saat itu diberitahu kan peristiwa Usamah bin Zaid, yang mana ketika dia telah mengangkat pedangnya, tiba-tiba orang musyrik itu mengucap, ‘Tidak ada tuhan (yang berhak disembah) kecuali Allah’, namun dia tetap saja membunuhny a. Maka Basyir pun mendatangi Nabi shallallah u ‘alaihi wasallam untuk mengadukan dan menanyakan hal itu kepada beliau. Dia menceritak annya kepada beliau dan apa yang diperbuat oleh lelaki tadi. Maka beliau pun memanggil Usamah dan menanyainy a, ‘Kenapa kamu membunuhny a? ‘ Dia menjawab, ‘Wahai Rasulullah , dia telah melukai kaum muslimin, dia telah membunuh si fulan dan si fulan, dan dia menyebutka n sebuah nama kepadanya, dan sungguh telah menyimpan dendam terhadapny a, namun ketika dia melihat pedangku ini, dia mengucap, ‘Tidak ada tuhan (yang berhak disembah) kecuali Allah’. Rasulullah shallallah u ‘alaihi wasallam bertanya lagi: ‘Apakah kamu yang telah membunuhny a? ‘ Dia menjawabny a,
‘Ya.’ Beliau bertanya lagi: ‘Lalu apa yang hendak kamu perbuat dengan
kalimat, ‘Tidak ada tuhan (yang berhak disembah) kecuali Allah’, jika
di hari kiamat kelak ia datang (untuk minta pertanggun g jawaban) pada hari kiamat nanti? ‘ (HR Muslim 142)
Akibat hasutan atau ghazwul fikri (perang pemahaman) yang dilancarka n oleh kaum Zionis Yahudi yang paling sederhana adalah mereka mungkin dahulu di sekolah atau tempat tinggalnya menjadi panitia peringatan Maulid Nabi namun sekarang mereka membenci peringatan Maulid Nabi. Mereka taqlid buta dengan ulama yang berbahasa Arab. Padahal Rasulullah shallallah u alaihi wasallam telah memperinga tkan kita bahwa mereka yang menyebabka n perselisih an di antara kaum muslim justru mereka yang berbahasa Arab.
Rasulullah shallallah u
alaihi wasallam bersabda “Mereka adalah seperti kulit kita ini, juga
berbicara dengan bahasa kita. Saya bertanya 'Lantas apa yang anda
perintahka n kepada
kami ketika kami menemui hari-hari seperti itu? Nabi menjawab;
Hendaklah kamu selalu bersama jamaah muslimin dan imam mereka! Aku
bertanya; kalau tidak ada jamaah muslimin dan imam bagaimana? Nabi menjawab; hendaklah kau jauhi seluruh firqah (kelompok- kelompok) itu, sekalipun kau gigit akar-akar pohon hingga kematian merenggutm u kamu harus tetap seperti itu” (HR Bukhari 6557, HR Muslim 3434)
Berkata Ibnu Hajar rahimahull ah dalam Fathul Bari XIII/36: “Yakni dari kaum kita, berbahasa seperti kita dan beragama dengan agama kita. Ini mengisyara tkan bahwa mereka adalah bangsa Arab”.
Jelaslah sudah telah terjadi fitnah di Arab Saudi yang sedang
dijajah oleh dinasti Saudi yang tidak diketahui dengan jelas silsilah
atau riwayat keturunan mereka.
Imam Malik ra berkata: “Janganlah engkau membawa ilmu (yang kau pelajari) dari orang yang mendustaka n perkataan manusia, meskipun dia tidak mendustaka n hadits Rasulullah shallallah u alaihi wasallam“
Syeikh Al Azhar yang masih mempertaha nkan Sanad Ilmu, DR. Ahmad At Thayyib memperinga tkan adanya upaya negatif terhadap buku para ulama dengan adanya permainan terhadap buku-buku peninggala n para ulama, dan mencetakny a dengan ada yang dihilangka n atau dengan ditambah, yang merusak isi dan menghilang kan tujuannya. Link: http:// mutiarazuhu d.wordpres s.com/ 2011/01/27/ ikhtilaf-da lam-persat uan/
Oleh karenanyal ah untuk menghindar i fitnah, para ulama Habib atau ulama Sayyid, keturunan cucu Rasulullah shallallah u alaihi wasallam lebih memilih bermajelis ilmu di Hadramaut (Yaman) sesuai dengan sunnah kakek mereka Sayyidina Muhammad Shallallah u alaihi wasallam.
Diriwayatk an dari Ibnu Abi al-Shoif dalam kitab Fadhoil al-Yaman, dari Abu Dzar al-Ghifari , Nabi shallallah u alaihi wasallam bersabda, ‘Kalau terjadi fitnah pergilah kamu ke negeri Yaman karena disana banyak terdapat keberkahan’
Diriwayatk an oleh Jabir bin Abdillah al-Anshari , Nabi shallallah u alaihi wasallam bersabda, ‘Dua pertiga keberkahan dunia akan tertumpah ke negeri Yaman. Barang siapa yang akan lari dari fitnah, pergilah ke negeri Yaman, Sesungguhn ya di sana tempat beribadah’
Abu Said al-Khudri ra meriwayatk an hadits dari Rasulullah shallallah u alaihi wasallam, ‘Pergilah kalian ke Yaman jika terjadi fitnah, karena kaumnya mempunyai sifat kasih sayang dan buminya mempunyai keberkahan dan beribadat di dalamnya mendatangk an pahala yang banyak’
Abu Musa al-Asy’ari meriwayatk an dari Rasulullah shallallah u alaihi wasallam, ‘Allah akan mendatangk an suatu kaum yang dicintai-N ya dan mereka mencintai Allah. Bersabda Nabi shallallah u alaihi wasallam : mereka adalah kaummu Ya Abu Musa, orang-oran g Yaman’.
Firman Allah ta’ala yang artinya, “Hai orang-oran g yang beriman, barang siapa di antara kamu yang murtad dari agamanya maka kelak Allah akan mendatangk an suatu kaum yang Allah mencintai mereka dan merekapun mencintaiN ya, yang bersikap lemah lembut terhadap orang yang mu’min, yang bersikap keras terhadap orang-oran g
kafir, yang berjihad dijalan Allah, dan yang tidak takut kepada celaan
orang yang suka mencela. Itulah karunia Allah, diberikan- Nya kepada siapa yang dikehendak i-Nya, dan Allah Maha Luas (pemberian -Nya), lagi Maha Mengetahui.” (QS Al Ma’iadah [5]:54)
Dari Jabir, Rasulullah shallallah u alaihi wasallam ditanya mengenai ayat tersebut, maka Rasul menjawab, ‘Mereka adalah ahlu Yaman dari suku Kindah, Sukun dan Tajib’.
Ibnu Jarir meriwayatk an, ketika dibacakan tentang ayat tersebut di depan Rasulullah shallallah u alaihi wasallam, beliau berkata, ‘Kaummu wahai Abu Musa, orang-oran g Yaman’.
Dalam kitab Fath al-Qadir, Ibnu Jarir meriwayat dari Suraikh bin Ubaid, ketika turun ayat 54 surat al-Maidah, Umar berkata, ‘Saya dan kaum saya wahai Rasulullah’. Rasul menjawab, ‘Bukan, tetapi ini untuk dia dan kaumnya, yakni Abu Musa al-Asy’ari’.
Dari Ibnu Abbas berkata : Nabi kita ketika berada di Madinah
berkata, ‘Allahu Akbar, Allahu Akbar, telah datang bantuan Allah
Subhanahu wa Ta’ala dan kemenangan nya dan telah datang ahlu Yaman. Para sahabat bertanya kepada Rasulullah shallallah u alaihi wasallam: Siapakah ahlu Yaman itu ? Rasulullah shallallah u alaihi wasallam menjawab : Suatu kaum yang suci hatinya dan lembut perangainy a. Iman pada ahlu Yaman, kepahaman pada ahlu Yaman dan hikmah pada ahli Yaman’
Al-Hafidz Ibnu Hajar al-Asqalan i telah meriwayatk an suatu hadits dalam kitabnya berjudul Fath al-Bari, dari Jabir bin Math’am dari Rasulullah shallallah u alaihi wasallam berkata, ‘Wahai ahlu Yaman kamu mempunyai derajat yang tinggi. Mereka seperti awan dan merekalah sebaik-bai knya manusia di muka bumi’
Dalam Jami’ al-Kabir, Imam al-Suyuthi meriwayatk an hadits dari Salmah bin Nufail, ‘Sesungguh nya
aku menemukan nafas al-Rahman dari sini’. Dengan isyarat yang menunjuk
ke negeri Yaman. Masih dalam Jami’ al-Kabir, Imam al-Sayuthi meriwayatk an hadits marfu’ dari Amru ibnu Usbah , berkata Rasulullah shallallah u alaihi wasallam, ‘Sebaik-ba iknya lelaki, lelaki ahlu Yaman‘.
Dari Ali bin Abi Thalib, Rasulullah shallallah u alaihi wasallam bersabda, ‘Siapa yang mencintai orang-oran g Yaman berarti telah mencitaiku , siapa yang membenci mereka berarti telah membenciku’
Wassalam
Zon di Jonggol, Kab Bogor 16830