PERTANYAAN
:
Tadz, kalau misalnya kita
sholat jama', kemudian pada sholat yang kedua wudhu kita batal. Apakah harus
mengulangi dari sholat yang pertama atau hanya sholat yang kedua saja? syukron
jazakallah.
JAWABAN
:
Dalam shalat Jama’ Taqdiim
disyaratkan harus Muwalah (terus-menerus) antara sholat yang pertama dan kedua
tidak terpisah oleh waktu yang lama kadar 2 (dua) roka’at sholat selama yang
mencegah terjadinya muwaalah tersebut bukan hal-hal yang berkaitan dengan shalat
seperti SYARAT KEABSHAHAN SHALAT contoh wudhu.
Bahkan andai wudhu yang ia
kerjakan dalam pertanyaan diatas bukan wudhu yang menjadi persyaratan shalat,
hanya wudhu yang diperbaharui muwaalahnnya tidak rusak dan shalat jama’
taqdimnya tetap SAH selama waktunya tidak sampai kadar dua rokaat shalat.
(
و ) ثالثها ( الولاء ) بينهما ( له ) أي للجمع ؛ لأن الجمع يجعلهما كصلاة واحدة ،
فوجب الولاء كركعات الصلاة ؛ ولأنه صلى الله عليه وسلم { لما جمع بين الصلاتين
بنمرة والى بينهما وترك الرواتب وأقام الصلاة بينهما .} رواه الشيخان ولولا اشتراط
الولاء لما ترك الرواتب ، وقد يمنع بأنه تركها لكونه سنة لا شرطا
YANG KETIGA DARI SYARAT
JAMA' TAQDIM adalah MUWAALAH antara shalat keduanya.
Karena shalat jama’
menjadikan dua shalat seperti shalat satu maka wajib terus-menerus sebagaimana
rakaat-rakaat dalam shalat dan karena baginda Nabi Muhammad SAW saat menjama dua
shalat di namrah mengerjakan muwaalah antara kedua shalatnya serta meninggalkan
shalat rawatib dan shalat diantara jeduanya” (HR. Bukhori – Muslim). Bila
muwaalah tidak disyaratkan tentu beliau tidak meninggalkan shalat rawatib, dan
ini dilarang karena shalat rowaatib hanyalah sunah dan bukan syarat. [ Syarh
al-Bahjah IV/466 ].
(
قوله بأن كان دون قدر ركعتين ) تصوير للفصل اليسير فهو أن ينقص عما يسع ركعتين بأخف
ممكن على الوجه المعتاد فلا يضر الفصل بوضوء ولو مجددا وتيمم وطلب للماء خفيف وزمن
أذان وإن لم يكن مطلوبا وزمن إقامة على الوسط المعتدل في ذلك حتى لو فصل بمجموع ذلك
لم يضر حيث لم يطل الفصل
(Keterangan dengan gambaran
kurang dari kadar waktu dua rakaat shalat) artinya tidak membahayakan terjadinya
muwaalah perbuatan yang masanya kurang dari kadar waktu dua rakaat shalat yang
seringkas mungkin dan secara normal seperti dipisah dengan wudhu meski hanya
wudhu untuk memperbaharui, tayammun, mencari air dalam waktu ringan, waktu adzan
meskipun tidak disunahkan (saat menjalani shalat kedua dari shalat jama’), waktu
IQAMAH yang kesemuanya dilakukan dalam waktu normal, bahkan bila antara kedua
shalat jama’ tersebut dipisah dengan semua perbuatan-perbuatan diatas secara
keseluruhan asalkan tidak lama maka tidak berbahaya. [ I’aanah at-Thoolibiin
II/103 ]. Wallohu a'lam. [Masaji
Antoro].
LINK ASAL :
www.fb.com/groups/piss.ktb/360282127327935/