Jangan Pernah lelah memohon dan berdo`a
Ada banyak keluhan yang dirasakan oleh orang-orang yang berdoa. Mereka
meminta kepada Allah, tetapi belum mendapatkan jawaban dari doanya.
Sehingga akhirnya muncul rasa pesimis, bahwa Allah tidak mendengarkan
keluhan dan kesusahannya. Mengapa?
Pada hakikatnya ayat
“Berdoalah kepadaKu, niscaya akan aku kabulkan”- adalah sebuah janji
yang mutlak tidak mungkin diingkari oleh Allah Swt. karena sesungguhnya
Allah tidak menyalahi janji (QS. Ra’d: 31).
Sabda Rasulallah Saw:
“Tidak ada seorang muslim yang berdoa melainkan akan dikabulkan, ada
kalanya disegerakan didunia, ada kalanya disimpankannya untuknya di
akhirat. Dan ada kalanya digunakan untuk menghapuskan dosa-dosanya
sesuai dengan kadar doa yang ia ucapkan selama ia tidak berdoa untuk
dosa atau memutuskan tali persaudaraan”.
Dan beliaupun bersabda:
“Nanti pada hari kiamat Allah Swt akan memperlihatkan setiap doa yang
dipanjatkan oleh setiap orang sewaktu di dunia yang tidak Allah
kabulkan, dimana Allah berfirman: Hambaku, pada suatu hari kamu
memanjatkan doa kepadaku, namun Aku tahan doamu itu, maka inilah pahala
sebagai pengganti doamu itu”. Orang yang berdoa itu terus menerus diberi
pahala sehingga ia berharap kiranya semua doanya itu hanya dibalas di
akhirat saja dan tidak diberikan di dunia”.
Dari kedua hadist
diatas, kita akan mengerti bahwa tidak semua apa-apa yang kita minta
(doa) kepada Allah, tidak selalu baik untuk dikabulkan di dunia. Tetapi
boleh jadi akan lebih baik bila diterima di akhirat kelak. Dan pada saat
kita berdoa memohon kepada Allah, pada hakikatnya kita berada pada
posisi dekat kepada Allah, sehingga walau tak dikabulkan di dunia, malah
menjadi pahala penghapus dosa-dosa lalu. Lalu mengapa kita tidak
berdoa?
Berdoa adalah ibadah. Bahkan dikatakan sebagai ruhnya
ibadah. Orang yang hidupnya tidak dilewati dengan berdoa maka ia adalah
makhluk yang sombong. Padahal perilaku sombong adalah termasuk bagian
sifat penghuni jahanam.
Sabda Rasulallah Saw:
الدعاء هو العبادة ثم قرأ قوله تعالى وقال ربكم ادْعُونِي أَسْتَجِبْ لَكُمْ إِنَّ الَّذِينَ يَسْتَكْبِرُونَ عَنْ عِبَادَتِي سَيَدْخُلُونَ جَهَنَّمَ دَاخِرِينَ
Doa itu adalah ibadah. Kemudian beliau membaca firman Allah ta’ala
(yang artinya): “Dan Tuhanmu berfirman: “berdoalah kepadaKu, niscaya
akan Aku perkenankan bagimu. Sesungguhnya orang-orang yang menyombongkan
diri dari menyembahKu akan masuk neraka jahanam dalam keadaan hina
dina”
Syech Ibnu Atthoillah memberikan nasehat didalam kitab Hikamnya:
لَا يَكُنْ تَأَخُّرُ أَمَدِ الْعِطَاءِ مَعَ الْإِلْحَاحِ فِي الدُّعَاءِ
مُوْجِبًا لِيَأُسِكَ فَهُوَ ضَمِنَ لَكَ الْإِجَابَةِ فِيْمَا
يَخْتَارُهُ لَكَ لَا فِيْمَا تَخْتَارُ لِنَفْسِكَ وَفِي الْوَقْتِ
الَّذِيْ يُرِيْدُ لَا فِي الْوَقْتِ الَّذِيْ تُرِيْدُ.
Janganlah engkau putus asa karena tertundanya pemberian, padahal engkau telah mengulang-ulang
doa. Allah menjamin pengabulan doa sesuai dengan apa yang Dia pilih
untukmu, bukan menurut apa yang engkau pilih sendiri, dan pada saat yang
Dia kehendaki, bukan pada waktu yang engkau ingini.
Di antara
syarat diterimanya doa adalah apabila dilaksanakan dengan penuh harapan
dan tidak berputus asa. Belum terkabulnya doa seorang hamba, padahal ia
telah berulang-ulang berdoa jangan sampai menjadikannya putus asa,
karena Allah berfirman,
”Berdoalah kalian kepada-Ku maka Aku akan mengabulkanmu.” (Ghâfir: 60)
Allah SWT. akan mengabulkan doa hamba-hamba-Nya .
Namun demikian, terkabulnya doa tidaklah terikat dengan kemauan si
hamba akan tetapi lebih terikat dengan kehendak dan rencana Allah.
Karena Allah Maha Mengetahui akan kondisi hamba-hamba-Nya ;
terkadang Allah menolak permintaan seorang hamba, karena memang yang
terbaik adalah tidak terkabulnya doa itu. Dalam konteks ini, ketika
Allah menolak suatu doa sebenarnya secara tersirat memberi, sebagaimana
dikatakan oleh syaikh Atha’, ”Ketika Allah menolak sebuah permintaan
sebenarnya memberi dan ketika memberi sebenarnya menolak.” Untuk
memperkuat pandangan ini, simaklah ayat berikut ini,
”Boleh
jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi
(pula) kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu; Allah Maha
Mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui.” (Al-Baqarah: 216)
Abu Dzar al-Ghifari berkata: Doa itu melengkapi amal kebajikan sebagaimana garam melengkapi makanan.
Seseorang yang berdoa hendaknya jangan tergesa-gesa, karena
sesungguhnya orang yang berdoa kepada Allah niscaya akan dikabulkan
segera atau lambat. Kadang kala permohonannya dikabulkan seketika,
kadangkala dikabulkan pada waktu yang agak lama, kadang kala tidak
dikabulkan di dunia dan nanti akan diganti dengan pahala di akhirat.
Setiap kita hendaknya selalu memposisikan diri sebagai hamba Allah yang
berdoa, menangis di keheningan malam, memohon ampunan atas segala dosa
di masa lalu. Memohon limpahan kemudahan hidup serta diselamatkan kelak
dari api neraka.
Manusia yang merasa telah cukup puas dengan apa
yang didapatkan didunia sehingga tidak mau berdoa adalah termasuk
manusia yang merugi karena kesombongannya di hadapan Allah Swt.
Para nabi dan rasulpun selalu menengadahkan tangan memohon dan berdoa
kepada Allah Swt siang dan malam tanpa lelah. Mereka yang telah dijamin
kebahagiaan di akhirat kelak masih mau meminta pertolongan Allah. Sedang
kita yang belum tahu di mana tempat akhir persinggahan masih melalaikan
fasilitas doa yang telah disedia di dunia.
Sebagai suri
tauladan kita dapat temukan beberapa kisah para nabi dan rasul yang
berdoa untuk mendapatkan hajat dan keinginan mereka. Seperti:
1. Nabi Adam As bapak para manusia memohon ampunan karena telah
mendzalimi dirinya memakan buah khuldi di surga. Saat diturunkan
didunia, setiap hamparan tanah tak terlepas dari tetesan air mata
penyesalan beliau. Doa beliau:
رَبَّنَا ظَلَمْنَا أَنفُسَنَا وَإِنْ لَمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُونَنَّ مِنْ الْخَاسِرِينَ
"Ya Tuhan kami, kami telah menganiaya diri kami sendiri, dan jika
Engkau tidak mengampuni kami dan memberi rahmat kepada kami, niscaya
pastilah kami termasuk orang-orang yang merugi. (QS. Al-A’raf: 23)
2. Nabi Ibrahim As bapak para nabi mendoakan tanah suci makkah sebagai
tanah yang diberkati oleh Allah, sehingga walau pun terdiri dari tanah
yang tandus dan berbatuan, tetapi selalu dilimpahi rahmat dari berbagai
buah-buah.
رَبِّ اجْعَلْ هَذَا بَلَدًا آمِنًا وَارْزُقْ أَهْلَهُ مِنْ الثَّمَرَاتِ مَنْ آمَنَ مِنْهُمْ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الْآخِرِ
"Ya Tuhanku, jadikanlah negeri ini, negeri yang aman sentosa, dan
berikanlah rezki dari buah-buahan kepada penduduknya yang beriman
diantara mereka kepada Allah dan hari kemudian.” (Albaqoroh: 126)
3. Nabi Musa as, nabi yang telah menyelamatkan bani Israil dari
kukungan Firaun di mesir, pada saat beliau mendapat kesusahan untuk
berdakwah karena cacat pada lidahnya, maka ia berdoa:
رَبِّ اشْرَحْ لِي صَدْرِي، وَيَسِّرْ لِي أَمْرِي، وَاحْلُلْ عُقْدَةً مِنْ لِسَانِي، يَفْقَهُوا قَوْلِي
"Ya Tuhanku, lapangkanlah untukku dadaku, dan mudahkanlah untukku
urusanku, dan lepaskanlah kekakuan dari lidahku, supaya mereka mengerti
perkataanku (QS. Thoha: 25-28)
4. Nabi Sulaiman As, seorang
yang mendapat kenikmatan dunia yang luar biasa, yang memiliki kekuasaan
atas jin, manusia, binatang, angin dan air masih mampu mengucapkan doa.
رَبِّ أَوْزِعْنِي أَنْ أَشْكُرَ نِعْمَتَكَ الَّتِي أَنْعَمْتَ عَلَيَّ
وَعَلَى وَالِدَيَّ وَعَلَى وَالِدَيَّ وَأَنْ أَعْمَلَ صَالِحًا تَرْضَاهُ
وَأَدْخِلْنِي بِرَحْمَتِكَ فِي عِبَادِكَ الصَّالِحِينَ
.
"Ya
Tuhanku berilah aku ilham untuk tetap mensyukuri nikmat Mu yang telah
Engkau anugerahkan kepadaku dan kepada dua orang ibu bapakku dan untuk
mengerjakan amal saleh yang Engkau ridhai; dan masukkanlah aku dengan
rahmat-Mu ke dalam golongan hamba-hamba-Mu yang saleh." (QS. An-Naml:
19)
Masih banyak doa-doa yang diucapkan para nabi dalam
al-Quran, yang tentunya bila kita mau mentadaburi nya kita akan menjadi
malu. Alangkah sombongnya kita, alangkah angkuhnya kita, alangkah
malangnya diri kita yang telah menyia-nyiakan waktu dan umur kita dari
perbuatan doa kepada Allah sedang para Nabi pun berdoa.
Berdoalah, agar kita mendapatkan kebahagiaan di dunia dan akhirat