PERTANYAAN
:
Assalamu'alaikum wr wb.
Dumatheng Asatidz PISS. Bulan Ramadhan sudah tak lama lagi. Saya mau nanya
:
1. Bagaimana hukumnya kita
(ahlusunah) berjama'ah Tarawih makmum dengan orang Muhammadiyah (4+4+2) karena
faktor lingkungan ?
2. Ada yang mengatakan
imsak bukan batas sahur, jadi kapankah batas sahur itu ?
Terimakasih sebelumnya atas
pencerahannya semoga kita semua masih diberikan umur untuk berjumpa dengan bulan
penuh berkah yang tidak lama lagi. AAMIIN. [Tommy
Sumardi].
JAWABAN
:
Wa`alaikum Salam. SHOLAT
TAROWEH dengan setiap 4 ROKA'AT sekali SALAM Menurut kalangan Syafi'iyyah
:
قال
في الروضة ولا تصح بنية مطلقة بل ينوي ركعتين من التراويح أو من قيام رمضان ولو صلى
أربعا بتسليمة
لم
يصح لأنه خلاف المشروع بخلاف سنة الظهر والعصر والفرق أن التراويح بمشروعية الجماعة
فيها أشبهت الفرائض فلا تغير عما وردت
Berkata Pengarang Kitab
Arroudhoh "Sholat taroweh tidak SAH dengan sekedar diniati sholat muthlak tapi
harus dengan niat dua rokaat dari taroweh atau niat mendirikan ibadah romadhon,
bila seseorang menjalankannya 4 rokaat dengan sekali salam tarowehnya tidak sah
karena menyalahi terhadap yang di syariatkan oleh Nabi, berbeda dengan saat
menjalankan sholat-sholat sunat yang lain seperti sholat sunat dhuhur, ashar
(boleh dengan sekali salam dalam setiap 4 rokaat), yang membedakan keduanya
adalah disyariatkannya sholat taroweh dikerjakan secara berjamaah menyamai
seperti sholat fardhu, maka tidak boleh merubah dari apa yang telah ada dari
Rosuulullah Sholla Allaahu Alaihi wa Sallaama". [ Iqna Li Assyarbiiny I/117
].
Menurut
kalangan Madzhab Arba'ah :
الْحَنَفِيَّةُ
قَالُوْا: اِذَا صَلَّى اَرْبَعَ رَكَعَاتٍ بِسَلاَمٍ وَاحِدٍ نَابَتْ عَنْ
رَكْعَتَيْنِ اتِّفَاقاً وَاِذَا صَلَّى اَكْثَرَ مِنْ اَرْبَعٍ بِسَلاَمٍ وَاحِدٍ
اخْتُلِفَ التَصْحِيْحُ فِيْهِ، فَقِيْلَ يَنُوْبُ عَنْ شَفْعٍ مِنَ التَرَاوِيْحِ
وَقِيْلَ يَفْسُدُ الْحَنَابِلَةُ قَالُوْا: تَصِحُّ مَعَ اْلكَراَهَةِ وَتُحْسَبُ
عِشْرِيْنَ رَكْعَةً الْمَالِكِيَّةُ قَالُوْا: تَصِحُّ وَتُحْسَبُ عِشْرِيْنَ
رَكْعَةً وَيَكُوْنُ تَارِكاً لِسُنَّةِ التَّشَهُّدِ وَالسَّلاَمِ فِىْ كُلِّ
رَكْعَتَيْنِ وَذلِكَ مَكْرُوْهٌ الشَّافِعِيَّةُ قَالُوْا: لاَ تَصِحُّ اِلاَّ
اِذَا سَلَّمَ بَعْدَ كُلِّ رَكْعَتَيْنِ فَاِذَا صَلاَّهاَ بِسَلاَمٍ وَاحِدٍ لمَ
ْتَصِحَّ. سَوَاءٌ قَعَدَ عَلىَ رَأْسِ كُلِّ رَكْعَتَيْنِ اَوْ لَمْ يَقْعُدْ
فَلاَبُدَّ عِنْدَهُمْ مِنْ اَنْ يُصَلِّيَهَا رَكْعَتَيْنِ رَكْعَتَيْنِ
وَيُسَلِّمَ عَلىَ رَأْسِ كُلِّ رَكْعَتَيْنِ.
Ulama' madzhab Hanafi
mengatakan : Apabila seseorang shalat (tarawih) empat rakaat dengan sekali
salam, maka empat rakaat itu menduduki dua rakaat menurut kesepakatan ulama’.
Dan apabila shalat (tarawih) lebih empat rakaat dengan sekali salam, maka
diperselisihkan keabsahannya. Ada pendapat bahwa shalat itu menggantikan rakaat
genap dari tarawih, ada pendapat lagi bahwa shalat itu rusak.
Ulama’ madzhab Hanbali
mengatakan : " Bahwa shalat tersbut sah namun makruh dan terhitung dua puluh
raka'at ".
Ulama’ madzhab Maliki
mengatakan : " Bahwa shalat itu sah dan terhitung dua puluh rakaat dan berarti
mushalli meninggalkan kesunatan tasyahud dan salam dalam setiap dua rakaat dan
hukumnya makruh ".
Ulama’ madzhab Syafi’i
mengatakan : " Bahwa shalat itu tidak sah, kecuali melakukan sesudah tiap-tiap
dua rakaat. Jadi apabila melakukannya dengan satu kali salam tidak sah, baik
mushalli duduk pada setiap dua rakaat atau tidak. Jadi menurut ulama’ madzhab
Syafi’i shalat tarawih harus dua rakaat dua rakaat dan salam pada setiap dua
rakaa ". [ Al-Fiqh 'Alaa Madzaahib al-Arba'ah I/342-343 ]. Wallohu a'lam.
[Masaji
Antoro].