Oleh Irawan Khan
Konsep Ketuhanan "Jawa"
With Sang Hyang Ismaya (SEMAR). Biar Mbah Gendut bergaya dikit.. hehehe..
Masyarakat Jawa sudah mengenal suatu kekuatan yang maha dengan Nama Gusti Kang
Murbeng Dumadi jauh sebelum agama masuk ke tanah Jawa dan sampai ke tradisi saat
ini yang dikenal dengan Kejawen yang merupakan “Tatanan Paugeraning Urip” atau
Tatanan berdasarkan dengan Budi Perkerti Luhur.
Keyakinan dalam masyarakat
mengenai konsep Ketuhanan adalah berdasarkan sesuatu yang Riil atau “Kesunyatan”
yang kemudian di realisasikan dalam peri kehidupan sehari hari dan aturan
positip agar masyarakat Jawa dapat hidup dengan baik dan bertanggung
jawab.
Mengenai Gusti Kang Murbeng
Dumadi, Sang Hyang Ismaya (SEMAR) mengatakan “Gusti Kang Murbeng Dumadi ing
ngendi papan tetep siji, amergane thukule kepercayaan lan agomo soko kahanan,
jaman, bongso lan budoyo kang bedo-bedo. Kang Murbeng Dumadi iso maujud opo wae
ananging mewujudan iku dede Gusti Kang Murbeng Dumadi” atau dengan kata lain “
Tuhan Yang Maha Esa itu di sembah di junjung oleh semua manusia tanpa kecuali.
oleh semua agama dan kepercayaan. Sejatinya Tuhan Yang Maha Esa itu Satu dan tak
ada yang Lain. Yang membedakannya hanya cara menyembah dan memujanya dimana hal
tersebut terjadi karena munculnya agama dan kebudayaan dari jaman, waktu atau
bangsa yang berbeda beda…”
Sang Hyang Ismaya (SEMAR)
berkata sesungguhnya ada Tiga hal yang mendasari Masyarakat Jawa mengenai Konsep
Ketuhanan yaitu :
1.Kita Bisa Hidup karena ada
yang meghidupkan, yang memberi hidup dan menghidupkan kita adalah Gusti Kang
Murbeng Dumadi atau Tuhan Yang Maha Esa.
2.Hendaknya dalam hidup ini
kita berpegang pada “Rasa” yaitu dikenal dengan “Tepo seliro” artinya bila kita
meraa sakit di cubit maka hendaklah jangan mencubit orang lain.
3.Dalam kehidupan ini jangan
suka memaksakan kehendak kepada orang lain “Ojo Seneng Mekso” seperti apa bila
kita memiliki suatupakaian yang sangat cocok dengan kita, belum tentu baju itu
akan sangat cocok dengan orang lain.
Kaki Semar memberikan
piwulangnya mengenai konsep dasar penghayatan Mahluk Kepada Khaliknya yaitu
Manusia harus mengetahui Tujuh Sifat Kang Murbeng Dumadi.
1.Tuhan Itu Satu , Esa dan
tak ada yang lain, dalam bahasa jawa di sebut “ Gusti Kang Murbeng
Dumadi”
2.Tuhan itu bisa mewujud apa
saja , tetapi pewujudan itu bukanlah Tuhan.”Ananging wewujudan iku dede Gusti “
yang artinya “ yang berwujud itu adalah Karya Allah.
3.Tuhan Itu ada
dimana-mana.”Dadi Ojo Salah Panopo,Mulo nang ngendi papan uga ono Gusti “
maksudnya walau Tuhan ada dimana mana, Tuhan satu juga “Nang awakm ugo ono
Gusti” maksudnya manusia itu dalam lingkupan Tuhan secara jiwa dan raga.Tuhan
ada dalam dirinya tetapi manusia tak merasakanya dengan panca indra, hanya dapat
di rasakan dengan “Roso” bahwa dia ada.”Ananging ojo sepisan pisan awakmu
ngaku-aku Gusti”maksudnya manusia harus sadar jiwa dan raga ini hanyalah Karya
Allah, walaupun DIA ada dalam Manusia tetapi jangan sekali kali manusia mengaku
DIA.
4.Tuhan Itu Langgeng, Tuhan
Itu Abadi.dari masal dahulu, sekarang, esok dan sampai seterusnya Tuhan, Gusti
Kang Murbeng Dumadi tetaplah Tuhan dan tak akan berubah.
5.Tuhan Itu tidak Tidur “
Gusti Kang Murbeng Dumadi ora nyare” maksudnya Tuhan itu mengetahui segalanya
dan semuanya, tak ada satupun kata hilaf dan lalai.
6.Tuhan itu Maha Pengasih,
Tuhan Itu Maha Penyayang.maksudnya Tuhan itu maha adil tak membeda bedakan
kepada mahluknya, siapa yang berusaha dia yang akan mendapatkan.
7.Tuhan Itu Esa dan Maha
Kuasa, apa yang diputuskannya tak ada yang dapat menolaknya,
Dengan menyadari hal
tersebut manusia diharapkan :
1.“Manungso urip ngunduh wohe
pakertine dhewe dhewe” maksudnya manusia kaa menerima paa yang dia tanam, bila
baik yang di tanam, maka yang baiklah akan dia terima.
2.Manusia hidup pada saat ini
adalah hasil / proses dari hidup sebelumnya.atau”manungso urip tumimbal soko
biyen,nek percoyo marang tumimbal” ada petuah yang mengatakan “ Apabila kamu
hendak melihat hidupmu kelak, maka lihat lah hidupmu sekarang, bila hendak
melihat hidupmu yang lalu, maka lihatlah hidupmu sekarang”
3.“Manungso urip nggowo apese
dhewe dhewe” maksudnya agar kita menghilangkan sifat iri,dengki,tamak, sombong
sebab saat mati tak ada sifat duniawi tersebut dibawa dan mengntungkan
kita.
4.Manusia tak akan mengerti
Rahasia Tuhan, “Ati lan pikiran manungso ora bakal iso mangerteni kabeh
rencananing Gusti Kang Murbeng Dumadi:”maka Manusia hiduplah “sak madyo” dan tak
perlu “nggege mongso”.ada petuha mengatakan “ Hiduplah dengan usaha, tapi
janganlah dengan harapan, karena bila gagal maka yang merasakan diri kita
juga”
Maka dalam hal ini Sang
Hyang Ismaya (SEMAR) Kaki semar menganjurkan Manusia memohon dan mendekatkan
diri kepada Tuhan Yang Esa dengan ”Eling lan Percoyo, Sumarah lan sumeleh lan
mituhu” kepada Tuhan Yang Maha Esa.
1.Sumarah : Berserah, Pasrah,
Percaya kepada Tuhan Yang Maha Esa. Dengan sumarah ,manusia di harapkan percaya
dan yakin akan kasih saying dan kekuasaan Gusti Kang Murbeng Dumadi, Bhawa DIA
lah yang mengatur dan aka memebrikan kebaikan dalam kehidupan kita. Keyakinan
bahwa apabila kita menghadapai gelombang kehidupan maka Allah akan memebrikan
jalan keluar yang terbaik bagi kita.
2.Sumeleh : artinya Patuh dan
Bersandar kepada Allah Yang Maha Esa . Manusia sebagai hamba hanya lah berusaha
dan keberhasilannya tergantung Kuasa Tuhan yang maha Esa, maka dengan sumeleh ni
manusia di harapkan tak mudah putus asa dan teguh dalam usahanya .
3.Mituhu : artinya patuh taat
dan disiplin.
Sang Hyang Ismaya (SEMAR)
selalu memberikan petunjuk dan petuah dengan penuh kesabaran.. setiap
perkataannya adalah Budi Pekerti yang Luhur.. itu adalah masih sebagian ajaran
beliau.. satu kata sederhana yang jika didefinisikan menjadi panjang sekali dan
jika kita mulai terapkan dalam kehidupan kita sehari hari akan membuat kita
menjadi manusia berbudi pekerti yang luhur memayu hayuning bawono.. ciri ciri
manusia manusia sejati.. manusia pilihan..
Sekali lagi artikel ini
bukan untuk menyebut adanya TUHAN selain Allah, artikel menunjukkan bahwa
sebelum islam masuk ke indonesia, khususnya tanah jawa. Masyarakat jawa telah
mengenal apa itu sebuah agama, dan bentuk ke esa an dari TUHAN.