PERTANYAAN
:
Hantu pocong, mak lamper,
sundel bolong, Nyiblorong tu benar-benar ada ngga ya, ko' seperti nya di Cina
ga' ada adanya cuman Vampire di Amerika ga' ada, adanya cuman Drakula ?.
[Prio
Sudibyo].
JAWABAN
:
Masih banyak yang
beranggapan bila orang matinya tidak wajar seperti karena gantung diri, dianiaya
atau tabrakan maka arwahnya akan gentayangan selama 40 hari, bahkan ada yang
meminta sesuatu agar arwahnya bisa tenang, kalau tidak dipenuhi, dia mengancam
akan muncul lagi dan mengganggu keluarganya.
Benarkah anggapan yang
demikian ini ? Dalam catatan ini kita akan mencoba menelusuri tentang kebenaran
FAKTANYA..
ARWAH orang yang telah
meninggal dunia ketika keluar dari jasad akan berada pada suatu tempat sesuai
dengan derajat dan amal orang tersebut :
1.Arwah para Nabi bertempat
di surga dengan menikmati segala kenikmatannya
2.Arwah para Syuhadaa' berada
pada perut burung hijau yang berlalu lalang disurga sembari menikamati makanan
dan minuman surga
3.Arwah orang Mukmin yang
taat berada di taman surga namun belum bisa menikmati hidangan surga melainkan
hanya bisa menikmati panoramanya
4.Arwah orang Mukmin yang
durhaka berada diruang angkasa antara bumi dan langit
5.Arwah orang kafir yang
mengingkari Tuhannya berada pada perut burung berwarna hitam di tempat bernama
Sijjin yang berada dilapisan bumi ketujuh dengan mengalami siksaan yang
pedih
Dalam sebuah Hadits Nabi
Muhammad SAW bersabda :
لا
عدوى ولا طيرة ولا هامة ولا صفر
"Tidak ada (penyakit)
menular, ramalan buruk, arwah gentayangan dan cacing kudis (yang menular)" (HR
Bukhari dan Muslim)
Redaksional hadits tersebut
dengan menggunanakan nafi pada lafadz (لا هامة) yang mengindikasikan bahwa
fenomena arwah orang mati gentayangan TIDAK TERJADI. Hadits ini sesuai dengan
sebuah ayat dalam AlQuran :
"Allah memegang jiwa
(orang) ketika matinya dan (memegang) jiwa (orang) yang belum mati di waktu
tidurnya; maka Dia tahanlah jiwa (orang) yang telah Dia tetapkan kematiannya dan
Dia melepaskan jiwa yang lain sampai waktu yang ditentukan. Sesungguhnya pada
yang demikian itu terdapat tanda-tanda kekuasaan Allah bagi kaum yang berpikir"
(QS. 39:42).
Dalam menafsiri ayat ini
Imam AlQurthuby dengan mengutip beberapa pendapat Ulama' Ahli Tafsir mengatakan
bahwa ketika seseorang tidur akan bisa terjadi perjumpaan antara ruhnya dengan
ruh-ruh orang yang telah mati,keduanya saling mengutarakan keadaan
masing-masing, dan ketika keduanya hendak kembali ke jasad mereka masing-masing,
Allah SWT menahan ruh orang yang telah mati dan melepas ruh orang yang masih
hidup. Sehingga sangat mustahil arwah ORANG MATI yang berada dalam genggaman
Allah dan menjalani ketentuannya masing-masing akan gentayangan dalam wujud
hantu.
Dari keterangan tempat
arwah setelah berpisah dari jasad dan dalil nash yang berkaitan dengannya, klaim
yang paling logis perihal fenomena diatas adalah bahwa hantu atau arwah
gentayangan ini merupakan penjelmaan jin (khususnya Jin Qorin).
Jin Qorin adalah jin yang
selalu dekat menyertai orang sejak lahir hingga kematian. Qorin inilah yang
paham betul dengan tipikal, kebiasaan dan kepribadian orang yang disertainya
sehingga tidak aneh jika Qorin sanggup menjawab hal-hal yang bersifat intim dan
privasi serta bisa meniru gaya, perilaku bahkan menyamar menjadi orang yang
disertainya ketika hidup. Dalam sabdanya Rasulullah SAW telah menegaskan
mengenai eksistensi Qorin ini
"Tidaklah seorang pun dari
kalian kecuali telah ditetapkan JIN yang menyertainya" (HR. Muslim dan
Ahmad)
Dan bukti bahwa hantu atau
arwah gentayangan tersebut adalah jelmaan Jin berdasarkan apa yang tersirat
dalam Hadits Nabi :
"Jin ada tiga kelompok, ada
yang mempunyai sayap dan bisa terbang, ada yang menyerupai ular, dan ada yang
bisa berjalan dan bergerak (seperti manusia).(H.R. Tabrani).
Berdasarkan keterangan dari
Imam Az-Zuhaily golongan jin yang ketiga inilah yang biasanya menjelma dan
menampakkan diri dalam wujud hantu apalagi jin memang diberi kemampuan untuk
menjelma dalam bentuk yang beraneka ragam.
Adapun perihal arwah orang
yang mati tidak wajar gentayangan selama 40 hari memang memiliki relevansi
kebenaran jika yang dimaksud adalah arwah orang-orang ahli maksiat, namun
kendati demikian arwah tersebut tidak menjelma dalam bentuk hantu dan juga tidak
terbatas dalam masa 40 hari saja tetapi mereka menempati dalam ruang antara bumi
dan langit dan dalam masa yang dikehendaki oleh Allah SWT. Wa Allaahu A'lamu bi
as-Shawaabi. [Mbah
Jenggot ].
REFERENSI :
Sab'ah Kutub al-Mufiidah
186, Anwaar al-Buruuq 2/227, Tafsiir Al-Qurthuuby 15/260, Faidh al-Qadiir
1/111-112, I'aanah at-Thaalibiin 2/107.