Mbah Jenggot
KAJIAN HIKAM BAG 06
لا يكن تأخر أمد العطاء مع الإلحاح في الدعاء - موجبا ليأسك ؛ فهو ضمن
لك الإجابة فيما يختاره لك لا فما تختار لنفسك وفي الوقت الذي يريد ، لا في الوقت
الذي تريد .
Makno Djenggot (gandul)
"Ojo ono opo mundure mangsane
peparingan e Allah sedeng oleh
jaluk (donga) ira ing Allah iku kelawan nggethu iku anyebabake dadi luwase (putus asane) iro oleh
donga.Maka utawi Allah iku wis
nanggung ing sira kelawan nembadani ing barang kang dadi pilihane
Allah,dudu ing barang kang sira karepi
milih lan ing dalem wektu kang Allah kersa ake,dudu ing dalem wektu kang sira
kersa ake."
Maksude,la mun sira
wis nggethu olehe jaluk/ donga
ing Allah nuli durung diijabah dening Allah maka ojo iku dadi putus asane awak
ira.Sebab saben-sabe n donga iku
mesti den ijabah dening Allah,anan ging kabeh gumantung ing putusane Allah lan
pilihane Allah,kera na sak
becik-beci k pilihan iku pilihane
Allah...Si ng penting sira yakin
kayak kang wis didhawuhak e Gusti
Allah ing dalem Al-Quran.. ."Padha dongaa sira kabeh ing ing
Ingsun,mes ti Ingsun ijabah."
TERJEMAH BAHASA NASIONAL:
Janganlah engkau putus asa karena tertundany a pemberian, padahal engkau telah mengulang- ulang doa. Allah menjamin
pengabulan doa sesuai dengan apa
yang Dia pilih untukmu, bukan menurut apa yang engkau pilih sendiri, dan pada
saat yang Dia kehendaki, bukan pada
waktu yang engkau ingini.
Di antara syarat diterimany a doa adalah apabila dilaksanak an dengan penuh harapan dan tidak berputus asa.
Belum terkabulny a doa seorang
hamba, padahal ia telah berulang-u lang berdoa jangan sampai
menjadikan nya putus asa, karena
Allah berfirman,
”Berdoalah kalian
kepada-Ku maka Aku akan mengabulka nmu.” (Ghâfir: 60)
Allah SWT. akan mengabulka n doa hamba-hamb a-Nya. Namun demikian, terkabulny a doa tidaklah terikat dengan kemauan si hamba
akan tetapi lebih terikat dengan kehendak dan rencana Allah. Karena Allah Maha
Mengetahui akan kondisi
hamba-hamb a-Nya; terkadang Allah
menolak permintaan seorang
hamba, karena memang yang terbaik adalah tidak terkabulny a doa itu. Dalam konteks ini, ketika Allah menolak
suatu doa sebenarnya secara
tersirat memberi, sebagaiman a
dikatakan oleh syaikh Atha’, ”Ketika Allah menolak sebuah
permintaan
sebenarnya memberi dan ketika
memberi sebenarnya menolak.”
Untuk memperkuat pandangan ini,
simaklah ayat berikut ini,
وَعَسَى أَنْ تَكْرَهُوا شَيْئًا وَهُوَ خَيْرٌ لَكُمْ وَعَسَى أَنْ
تُحِبُّوا شَيْئًا وَهُوَ شَرٌّ لَكُمْ وَاللَّهُ يَعْلَمُ
وَأَنْتُمْ لَا
تَعْلَمُون َ (216)
”Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu,
dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu; Allah
Maha Mengetahui , sedang kamu
tidak mengetahui .”
(Al-Baqara h: 216)
Penolakan Allah dalam merealisas ikan suatu doa, mempunyai substansi pemberian yang
tepat bagi manusia. Demikian juga, Dia mengabulka n sebuah doa pada waktu yang
ditentukan -Nya, bukan pada waktu
yang engkau tentukan. Jadilah seperti Musa yang sabar, karena sabar dan tidak
tergesa-ge sa merupakan sifat
yang utama bagi seorang hamba. Simaklah kisah Musa dan Harun yang berdoa agar
Fir’aun dan kaumnya beriman kepada Allah, sebagaiman a disebutkan dalam Al-Qur’an, ”Ya Tuhan kami, akibatnya mereka
menyesatka n (manusia) dari jalan
Engkau.” (Yûnus: 88) Sampai akhir ayat yang mengisahka n tentang permohonan Musa dan Harun agar kaumnya beriman kepada Allah,
dan ternyata permohonan itu baru
dikabulkan setelah empat puluh
(40) tahun berlalu, sebagaiman a
firman Allah berikutnya ,
”Sesungguh nya
telah diperkenan kan
permohonan kamu berdua, sebab
itu teteplah kalian berdua pada jalan yang lurus dan janganlah
sekali-kal i kamu mengikuti jalan
orang-oran g yang tidak
mengetahui .” (Yûnus: 89)
Dalam sebuah hadits disebutkan , ”Sesungguh nya Allah menyukai kesabaran dalam doa.”
Juga dalam hadits lain disebutkan , ”Sesungguh nya hamba yang shaleh apabila berdoa kepada Allah,
malaikat Jibril berkata: Wahai Tuhanku, hamba-Mu fulan telah berdoa, maka
kabulkanla h. Kemudian Allah
berfirman: Berdoalah wahai
hamba-Ku, sesungguhn ya Aku senang
mendengar suaramu.”
Demikianla h, tata
krama dalam berdoa yang telah ditunjukka n oleh Allah agar menjadi pedoman bagi umat Islam.
Terkadang Allah mengabulka n atau
mengganti dengan hal lain yang notabene merupakan kebaikan dan tambahan yang
lebih baik.