PERTANYAAN
:
1. hukum membuat dan
menggunakan akun fb twitter dll ?
2. kewajiban seorang
bawahan kepada atasan ?
3. hukum qobliyah zuhur
sebelum sholat jum'at ?
4. hukum qunut subuh ?
mohon perhatian dan jawaban beserta dalil dalilnya makasih. [Abdel
Apa Denganmu].
JAWABAN
:
1. Buka link
www.fb.com/notes/www.piss-ktb.com/304839132872235/
2.
www.fb.com/notes/www.piss-ktb.com/304842986205183/
3.
www.fb.com/notes/www.piss-ktb.com/304844209538394/
4. Do'a
Qunut
1. Pengertian
Qunut
Secara bahasa Qunut artinya
Do’a. Secara istilah Qunut dibagi dua, yaitu :
1. Qunut Nazilah yaitu :
Qunut yang dibaca dalam shalat fardu ketika umat islam menghadapi bahaya, wabah
penyakit, bencana atau tantangan dari orang kafir.
2. Qunut subuh atau Qunut
witir yaitu : qunut yang dikerjakan pada saat i’tidal rakaat ke-2 dalam shalat
subuh atau witir
2. Dalil-dalil
Qunut
Hukum Qunut adalah sunat,
diantara sahabat yang mensunahkan diantanya Abu Bakar As-Sidik, Umar bin Khatab,
Usman bin Affan, Ali bin Abi Tholib, Ibnu Abbas dan Barra Bin Aziz. Dalil yang
dijadikan pedoman untuk mensunahkan qunut adalah hadist Nabi Muhammad SAW
:
عَنْ
أَنَسِ بْنِ مَالِكِ قَالَ مَا زَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ يَقْنُتُ فِى اْلفَجْرِ حَتَّى فَارَقَ الدُّنْيَا (رواه
أحمد)
Diriwayatkan dari Anas bin
Malik R.A “Beliau berkata, “Rasululloh senantiasa membaca qunut ketika shalat
subuh sehingga beliau wafat.” (HR. Ahmad). Pakar hadis Muhammad bin Alan
as-Sidiqi dalam kitabnya Al-Futuhat Ar-Rabbaniyah mengatakan bahwa hadis ini
yang benar dan diriwayatkan serta disahihkan oleh golongan pakar yang banyak
yang banyak hadist. Sedangkan do`a qunut yang diajarkan langsung oleh Nabi SAW
adalah sebagai berikut :
اَلَّلهُمَّ
اهْدِنَا فِيْمَنْ هَدَيْتَ,وَعَافِنَا فِيْمَنْ عَافَيْتَ، وَتَوَلَّنّا فِيْمَنْ
تَوَلَّيَتَ، وَبَارِكْ لِي فِيْمَا اَعْطَيْتَ، وَقِنَا شَرَّ مَا قَضَيْتَ،
فَاِنَّكَ تَقْضِى وَلَا يُقْضَى عَلَيْكَ، وَاِنَّهُ لَايَذِلُّ مَنْ وَالَيْتَ،
وَلَايَعِزُّ مَنْ عَادَيْتَ، تَبَارَكْتَ رَبَّنَا وَتَعَالَيْتَ، فَلَكَ
اْلحَمْدُ عَلَى مَا قَضَيْتَ، نَسْتَغْفِرُكَ وَنَتُوْبُ اِلَيْكَ. (رواه النسائ
١٧٢٥،وأبو داود ١٢١٤،والترميذى ٤٢٦،وأحمد ١٦٢٥،والدارمي ١٥٤٥بسند
الصحيح)
“Ya Allah, berikanlah kami
petunjuk seperti orang-orang yang telah Engkau beri petunjuk, Berilah kami
perlindungan seperti orang-orang yang telah Engkau beri perlindungan. Berilah
kami pertolongan sebagaimana orang-orang yang telah Engkau beri pertolongan.
Berilah berkah pada segala yang telah Engkau berikan kepada kami. Jauhkanlah
kami dari segala kejahatan yang telah Engkau pastikan. Sesungguhnya Engkau
adalah Dzat yang Maha menentukan dan Engkau tidak dapat ditentukan. Tidak akan
hina orang yang Engkau lindungi. Dan tidak akan mulia orang yang Engkau musuhi.
Engkau Maha Suci dan Maha luhur. Segala puji bagi-Mu dan atas segala yang Engkau
pastikan. Kami memohon ampun dan bertaubat kepada-Mu.” (HR. An-Nasa’I :1725, Abu
Dawud :1214, Al-Tirmidzi :426, Ahamad :1625 dan Al-Darimi :1545 dengan Sanad
yang Shahih)
Dalil kedua disebutkan
dalam kitab fiqh as-Sunah Juz II halaman 38-39 :
وَمَذْهَبُنَا
الشَّافِعِيُّ: اِنَّ الْقُنُوْتَ فِى صَلَاةِ الصُّبْحِ بَعْدَ الرُّكُوْعِ مِنَ
الرُّكُوْعِ الثَّانِيَّةِ سُنَّةٌ لِمَا رَوَاهُ الْجَمَاعَةُ الِاَّ
التِّرْمِيْذِى عَنِ ابْنِ سِيْرِيْنَ اَنَّ أَنَسَ بْنِ مَالِكِ سُئِلَ هَلْ
قَنَتَ النَّبِيُ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ِفى صَلَاةِ الصُّبْحِ؟ فَقَالَ:
نَعَمْ. فَقِيْلَ لَهُ قَبْلَ الرُّكُوْعِ اَوْ بَعْدَهُ؟ قَالَ: بَعْدَ
الرُّكُوْعِ.
Ulama As-Syafi’iyah
mengatakan : Kedudukan qunut pada shalat subuh persisnya ketika bangkit dari
rakaat kedua, hukumnya sunah karena ada hadist yang diriwayatkan ahli hadis
kecuali at-Tirmidzi. Hadis itu diriwayatkan dari ibnu Sirin, Anas bin Malik
pernah ditanya: Apakah Nabi menjalankan qunut pada shalat subuh? Jawab anas: Ya!
Kemudian ditanya lagi: letaknya dimana sebelum atau sesudah ruku’? Jawabnya:
Sesudah ruku’ (fiqh As-Sunah,Juz 11,hlm.38-39)
Dalil ketiga sebagaimana
disebutkan dalam kitab Hamizsy Qalyubi Mahalli Juz I halaman 57
وَيُسَنُّ
الْقُنُوْتُ فِي اعْتِدَالٍ ثَانِيَةِ الصُّبْحِ- اِلَى اَنْ قَالَ- لِلاتِّبَاعِ
رَوَاهُ الْحَاكِمُ فِى اْلمُسْتَدْرَكِ عَنْ اَبِىْ هُرَيْرَةَ قَالَ: كَانَ
رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ اِذَا رَفَعَ رَأْسَهُ مِنَ
الرُّكُوْعِ فِى صَلَاةِ الصُّبْحِ فِى الرَّكْعَةِ الثَّانِيَّةِ رَفَعَ يَدَيْهِ
وَيَدْعُ بِهَذَا الدُّعَاءِ “اَللَّهُمَّ اهْدِنِيْ …. اِلَى اَخِرِ مَا
تَقَدَّمَ- لَكِنْ لَمْ يَذْكُرْ رَبَّنَا. وقال صحيح.
Qunut itu disunahkan
letaknya ketika I’tidal, reka’at kedua shalat subuh, Keterangan tersebut sampai:
…….. karena mengikuti Nabi. Hadis diriwayatkan Hakim dalam kitab Mustadrak dari
Abu Hurairah: Rosululloh mengangkat kepalanya dari ruku’ pada shalat subuh pada
reka’at kedua, dia mengangkat tangannya kemudian berdo’a : Allohumma
ihdini fi-man hadait… Rosululloh tidak memakai
kata-kata robbana. Hadis ini shahih.
Ketiga, dalam Nail
al-Authar, Juz II hlm:387:
فَاِنَّهُ
اِنَّمَا سَأَلَ اَنَسًا عَنْ قُنُوْتِ اْلفَجْرِ فَأَجَابَهُ عَمَّا سَأَلَهُ
عَنْهُ وَبِأَنَّهُ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَاَلِهِ وَسَلِّمْ كَانَ
يُطِيْلُ صَلَاةِ اْلفَجْرِ دُوْنَ السَّائِرِ الصَّلَوَاتِ. قَالَ وَمَعْلُوْمٌ
اِنَّهُ كَانَ يَدْعُوْ رَبَّهُ وَيُثَنَّى عَلَيْهِ وَيُمَجِّدُهُ فِى هَذَا
اْلاِعْتِدَالِ. وَهَذَا قُنُوْتٌ مِنْهُ بِلَارَيْبٍ فَنَحْنُ لَانَشُكُّ وَلَا
نَرْتَابُ اِنَّهُ لَمْ يَزَلْ يَقْنُتُ فِى اْلفَجْرِ حَتَّى فَارَقَ
الدُّنْيَا.
Ketika ditanya sahabat
tentang qunut fajar, Anas menjawab: Rasululoh (ketika qunut), ia memanjangka
shalat fajar (Subuh) tidak seperti shalat lainnya. Panjang, karena ia membaca
do’a, memuji Alloh, mengagungkan-Nya dalam I’tidal ini. Inilah yang dikatakan
qunut, tidak diragukan lagi. Kita tidak perlu syak (bimbang) dan ragu lagi bahwa
Nabi membaca qunut dalam shalat subuh sampai meninggal !. Wallohu a'lam.
[Masaji
Antoro].