PERTANYAAN
:
Assalamu'alaikum wr wb...!
permisi ada pertanyaan titipan wanita yang sedang haid diharamkan untuk sholat
dan puasa romadhon, tapi kenapa setelah suci puasanya wajib di-qodho, sedangkan
sholatnya tidak wajib, kan sama-sama ibadah wajib, silahkan pencerahanipun
syukron. [Hasanul
Zain].
JAWABAN
:
Wa'alaikumsalam wr wb.
KARENA BISA
MENIMBULKAN MASYAQQAT BAGI WANITA BILA DIWAJIBKAN MENGQADHA SHALAT YANG IA
TINGGALKAN SETIAP BULANNYA DI HARI-HARI HAID BERBEDA DENGAN PUASA.
(
قوله ويجب قضاؤه ) أي الصوم لخبر عائشة رضي الله عنها كنا نؤمر بقضاء الصوم ولا
نؤمر بقضاء الصلاة أي للمشقة في قضائها لأنها تكثر ولم يبن أمرها على التأخير ولو
بعذر بخلاف الصوم ( قوله بل يحرم قضاؤها ) أي الصلاة ولا يصح عند ابن حجر ويكره
قضاؤها عند الرملي فعليه يصح وتنعقد الصلاة نفلا مطلقا من غير ثواب
Dan wajib mengqadha
puasanya berdasarkan hadits riwayat ‘Aisyah : “Kami (para wanita) diperintahkan
mengqadha puasa dan tidak diperintahkan mengqadha shalat”. Karena dapat
menimbulkan masyaqqat baginya bila diwajibkan mengqadha shalatnya sebab
banyaknya shalat dan karena tidak dijelaskan dalam dalil nash hukum saat menunda
qadha shalat meskipun karena halangan berbeda dalam hal qadha puasa. Bahkan
menurut Ibn hajar mengqadha shalat haram baginya, shalatnya juga tidak sah
sedang menurut Imam ar-Romli bila ia mengqadha shalatnya hukumnya makruh dan
shalatnya menjadi shalat sunah muthlak tanpa pahala. [ I’aanah at-Thoolibiin
I/70 ].
Lalu yang dimaksud dengan
Masyaqqat itu apa ?
(و)
*!شق عليه الأمر يشق *!شقاً *!ومشقة إذا صعب عليه وثقل وشق عليه إذا أوقعه في
*!المشقة والاسم *!الشق بالكسر قال الأزهري ومنه الحديث لولا أن *!أشق على أمتي
لأمرتهم بالسواك عند كل صلاة المعنى لولا أن أثقل على أمتي من *!المشقة وهي الشدة
قلت وكذا الآية وما أريد أن *!أشق عليك
Masyaqqat = Kesulitan,
Kesukaran, pemberatan (kangelan-java-pent,) Seperti dalam contoh hadits “Bila
aku tidak khawatir akan masyaqqat atas umatku niscaya aku perintahkan mereka
bersiwak setiap menjalankan shalat” artinya khawatir ‘memberatkan umatku’.
Seperti juga dalam al-Quran :
وَمَا
أُرِيدُ أَنْ أَشُقَّ عَلَيْكَ} [28/27]
“Maka aku tidak hendak
memberati kamu” (QS. 28.27). [ Taaj al-‘Aruus 25/511 ]. (Masaji
Antoro).