PERTANYAAN
:
Assalamu'alaikum, sarung
pakdhe aku, terkena ompol bayi yang belum makan apa-apa selain ASI, lantas buat
shalat tanpa dibersihkan, apakah sah ? Syukron. [Bambang
Isnadi].
JAWABAN
:
Wa'alaikumsalam. Sebelumnya
diperciki air untuk kencing bocah laik-laki (yang masih berumur di bawah 2 tahun
dan hanya minum ASI) dan di cuci selayaknya najis lainnya untuk kencing bocah
wanita sarung tersebut masih najis. Berdasarkan hadits Nabi Muhammad Saw.
:
1. Hadits Ummu Qois bintu
Mihshon rodhiyallohu anha :
أَنها
أَتتْ بِابْنٍ لها صغيرٍ، لمْ يأْكلِ الطّعامَ إِلى رَسولِ اللّهِ -صلى الله عليه
وسلم- ، فأَجلسهُ رَسولُ اللّهِ -صلى الله عليه وآله وسلم- فى حجرِهِ ، فَبالَ على
ثَوْبهِ ، فدعا بماءٍ فنضحهُ وَلمْ يغسله
Bahwa ia datang dengan anak
laki-lakinya yang masih kecil yang belum makan makanan kepada Rosululloh
shollallohu alaihi wa sallam. Lalu Rosululloh shollallohu alaihi wa aalihi wa
sallam mendudukkan anak itu di pangkuannya, kemudian anak itu ngompol di baju
beliau. Beliau pun meminta air lalu memercikinya dan tidak mencucinya (HR.
al-Bukhori dalam al-Wudhu’ (223), Muslim dalam ath-Thoharoh (691), Abu Dawud
dalam ath-Thoharoh (374), at-Tirmidzi dalam ath-Thoharoh (71), an-Nasa’i dalam
ath-Thoharoh (304), Ibnu Majah dalam ath-Thoharoh dan Sunannya (566), Malik
dalam al-Muwaththo’ (141), Ahmad (27756), al-Humaidi dalam musnadnya (365),
al-Baihaqi (4319), dari hadits Ummu Qois bintu Mihshon rodhiyallohu anha.)
2. Hadis riwayat Imam
Turmudzi :
يُغْسَلُ
مِنْ بَوْلِ الْجَارِيَةِ، ويُرَشُّ مِنْ بَوْلِ الغُلامِ. رواه الترميذي
“Dicuci dari kencing anak
perempuan dan dipercikkan dengan air dari kencing anak laki-laki makanan.”
(Riwayat Tirmidzi dengan sanad hasan).
Hikmah dibedakannya
perlakuan terhadap dua kencing bocah diatas di terangkan dalam Kitab AlBaajuuri
I/107 dan alfiqh islami-Zuhaily I/311 :
والفرق
بينهما ان بول الصبي ارق من بول الصبية و الائتلاف بمحله اكثر من الائتلاف بمحلها
فخفف فيه دونها وايضا اصل خلقه من ماء وطين واصل خلقها من لحم ودم فان حواء خلقت من
ضلع ادم القصير وايضا بلوغ الصبي بمائع طاهر وهو المني فقط وبلوغها بذالك وبمائع
نجس وهو الحيض وأما الطفلة الصبية والخنثى فلا بد من غسل موضع بولهما ، بإسالة
الماء عليه ، وذلك لما رواه الترمذي وحسنه: «يغسل من بول الجارية ، ويرش من بول
الغلام» وفرّق بين بول الصبي والصبية وذلك لأنّ بول الصبي أرقّ من بولها ، فلا يلصق
بالمحل لصوق بولها به ، وألحق بها الخنثى. (انظر: الفقه الإسلامي ، زحيلي ، ج1
-311).
Perbedaan kencing bayi
laki-laki dan perempuan :
1. Kencing bayi laki-laki
lebih lembut ketimbang kencing bayi perempuan dan persatuan dengan tempat yang
terkencingi bayi laki-laki lebih banyak ketimbang persatuan dengan tempat yang
terkencingi bayi perempuan, menurut kitab alfiqh islami-Zuhaily I/311 “Kencing
bayi laki-laki lebih lembut ketimbang kencing bayi perempuan sehingga bertemunya
kencing laki-laki tempat yang terkencingi tidak sekuat bayi perempuan” karenanya
kencing laki-laki diringankan hukumnya tidak kencing bayi wanita Intinya kencing
wanita lebih pesing dan lebih menyengat baunya.
2. Asal kejadian laki-laki
dari dari air dan tanah sedang asal kejadian wanita dari daging dan darah
(najis) karena Hawa tercipta dari tulang rusuk Nabi Adam AS yang pendek.
3.Tanda baligh (dewasa) nya
anak laki-laki ditandai dengan cairan suci yaitu mani sedang tanda balig
(dewasa) nya anak perempuan ditandai dengan mani dan cairan najis yaitu darah
haid. (Kitab AlBaajuuri I/106-107 dan alfiqh islami-Zuhaily I/311). Wallaahu
A’lamu bis shawaab. [Masaji
Antoro].