PERTANYAAN
:
Assalamu'alaikum. Bolehkah
saya minta ibarot diperbolehkannya mengangsur Aqiqoh untuk anak laki-laki (1
kambing tahun ini, 1-nya lagi tahun depan) karena masalah financial.? bisa ? ada
yang mau mbantu saya.? silahkan. [Muhammad
Ishaq Al Lathyf].
JAWABAN
:
Wa'alaikumsalam. Orang yang
hanya mampu menyembelih seekor kambing dengan niat mengaqiqahi anak
laiki-lakinya karena masalah financial diatas sejatinya telah mendapatkan
kesunahan aqiqah dan telah gugur tuntutan AQIQAH pada dirinya
(
و ) لكن ( الأكمل شاتان ) متساويتان ( للذكر ) ويحصل بالواحدة فيه أصل
السنة
Yang sempurna adalah dua
kambing untuk anak laki-laki namun bila ia menyembelih seekor kambing maka juga
telah ia dapatkan kesunahan beraqiqah. [ Minhaj al-Qawiim I/634 ].
ويتأدى
أصل السنة عن الغلام بشاة لأنه صلى الله عليه وسلم عق عن الحسن والحسين
كبشا
Dan telah tergapai
kesunahan aqiqah saat ia enyembelih seekor kambing untuk anak laki-lakinya
karena Baginda Nabi shallallaahu alaihi wa sallam mengaqiqahi Hasan dan Husen
dengan menggunakan seekor domba. [ Iqnaa Li as-syarbiny II/549 ].
Dan tidak disyariatkan
baginya mengulangi/menyempurnakan aqiqahnya yang menurut syara' telah
terhasilkan kesunahannya, bila ia menyembelih kambing lagi ditahun berikutnya
namanya bukan lagi aqiqah tapi sedekah/hadiah biasa. Wallaahu A'lamu Bis
Showaab
لجنة
بحث المسائل
Menurut fatwa Imam Suyuthi,
AQIQAH tidak diulang kedua kalinya. Berikut ta'birnya:
قلت
: وقد ظهر لي تخريجه على أصل آخر وهو ما أخرجه البيهقي عن أنس أن النبي صلى الله
عليه وسلّم عق عن نفسه بعد النبوة مع أنه قد ورد أن جده عبد المطلب عق عنه في سابع
ولادته والعقيقة لا تعاد مرة ثانية ، فيجعل ذلك على أن الذي فعله النبي صلى الله
عليه وسلّم إظهار للشكر على إيجاد الله إياه رحمة للعالمين وتشريع لأمته كما كان
يصلي على نفسه لذلك فيستحب لنا أيضاً إظهار الشكر بمولده بالاجتماع وإطعام الطعام
ونحو ذلك من وجوه القربات وإظهار المسرات:) الحاوي للفتاوي كتاب الصداق صفحة رقم
181(
Menururt hematku,
sesungguhnya telah nampak padaku untuk mengeluarkan dalil lain bagi Maulid,
yaitu hadits yang dikeluarkan oleh Baihaqy dari Anas, bahwa Nabi saw menyembelih
‘aqiqah buat dirinya setelah kenabian, padahal ada hadits yang mengatakan kakek
beliau, Abdul Mutthalib, telah meng’aqiqah pada hari ketujuh kelahirannya.
‘Aqiqah tidak diulang kedua kali. Berarti perbuatan beliau menyembelih yang
kedua merupakan menampakkan rasa syukur atas diciptakannya beliau sebagai rahmat
bagi seluruh alam sekaligus menjelaskan syari’at (Maulid) bagi umatnya, sama
alasannya mengapa beliau berselawat atas dirinya sendiri. Karena itulah, sunat
bagi kita pula menampakkan syukur atas kelahirannya dengan berkumpul,
menyedekahkan makanan dan lain-lain yang termasuk dalam Qurbah dan mewujudkan
kegembiraan. (Al-Hawy lil Fatawa kitab shidaq hal.181).
Menurut Zaid bin Aslam
kedua kambing disembelih bersamaan. Penyembelihan kambing yang satu tidak
diundur dari kambing yang lain. Ta'birnya Kitab Fat-hul Bari 15/396 :
قال
داود بن قيس رواية عن عمرو " سألت زيد بن أسلم عن قوله مكافئتان فقال : متشابهتان
تذبحان جميعا أي لا يؤخر ذبح إحداهما عن الأخرى
Wallaahu A'lam Bis Showaab.
[Masaji
Antoro].