PERTANYAAN
:
Assalamualaikum. Mengapa
wanita tidak mengerjakan sholat jum'at ? Bila ada wanita yang sholat jum'at itu
hukumnya bagaimana ? [Ipank
Nugroho].
JAWABAN
:
Wa`aliakum salam. Bila ada
wanita ikut sholat jumat, maka sah sholatnya, nggak usah sholat dzuhur lagi,
tapi wanita tidak termasuk di antara orang-orang yang berstatus pengabsah sholat
jumat.
Kenapa umumnya wanita tidak
mengerjakan shalat Jumat ? Karena ada sebuah Hadits: AL
JUMU'ATU HAQQUN WAAJIBUN 'ALAA KULLI MUSLIMIN FII JAMAA'ATIN ILLAA ARBA'ATAN
MAMLUUKUN WA IMRA'ATUN WA SHABIYYUN WA MARIIDHUN. Artinya : Shalat jumat
adalah haq yang wajib atas setiap orang Islam, kecuali empat : hamba. wanita,
anak-anak dan orang sakit. (sumber: Bulughul Maram / Subulussalaam 2/57).
Dalam kitab Minhaajul
Qawiim/ Hawaasyi Madaniyyah 2/57 diterangkan : WA MAN
SHAHHAT DHUHRUHUU MIMMAN LAA TALZAMUHUL JUMU'ATU SHAHHAT JUM'ATUHUU
FAYATAKHAYYARU BAINA FI'IL MAA SYAA`A MINHUMAA LAAKINIL JUMU'ATU AFDHALU LI
ANNHAA SHALAATU AHLIL KAMAAL. Artinya : Orang yang shah
melakukan shalat Dhuhur dari orang yang tidak berkewajiban melakukan shalat
Jumat, maka shah shalat Jumatnya. Dia boleh memilih dari keduanya (boleh shalat
Dhuhur, dan boleh pula shalat Jumat), namun yang lebih utama adalah shalat
Jumat.
Perempuan sholat jum'at
hukumnya afdhol dan setelahnya memang tak usah sholat duhur lagi. Sumber :kitab
Bughyah hal 76 : YAJUZU
LIMAN LA TALZAMUHUL JUM ATI KA ABDIN WA MUSAFIR WA IMROATI AN YUSOLLIYAL JUM ATA
BADALAN ANIL DUHRI WAYUJIUHU BAL HIYA AFDOLU LIANNAHA FARDU AHLIL KAMALI WALA
TAJUZU IADA TUHA BA'DA HAISU KAMULAT SURUTUHA.
JADI, BERIKUT ALASAN WANITA
TIDAK WAJIB SHOLAT JUMAT :
1. Berdasarkan dalil nash
berupa hadits
2. Terjadi percampuran
dengan laki-laki
الجمعة
حق واجب على كل مسلم في جماعة إلا أربعة عبد مملوك أو امرأة أو صبي أو
مريض
(2)
رواه النسائي عن حفصة رضي الله عنها، ورواه أبو داود عن طارق بن شهاب بلفظ «الجمعة
حق واجب على كل مسلم في جماعة إلا أربعة: عبد مملوك، أو امرأة، أو صبي، أو مريض»
(نيل الأوطار:226/3).
“Shalat Jumat kewajiban
bagi setiap orang muslim secara berjamaah kecuali bagi hamba sahaya, wanita,
anak kecil dan orang sakit” (HR. An-Nasaa-I dari Hafshah, Abu Daud dari Thaariq
Bin Syihab Nail al-Authaar III/226).
ولا
تجب علي المرأة لما روى جابر قال " قال رسول الله صلى الله عليه وسلم من كان يؤمن
بالله واليوم الآخر فعليه الجمعة الا على امرأة أو مسافر أو عبد أو مريض حديث جابر
رواه أبو داود والبيهقي" ولانها تختلط بالرجال وذلك لا يجوز)
Shalat Jumat tidak
diwajibkan bagi wanita berdasarkan hadits riwayat shabat Jabir ra, ia berkata
“Rasulullah shallaalu alaihi wa sallam bersabda : ”Barang siapa iman kepada
Allah dan hari akhir maka wajib baginya shalat jumat kecuali bagi wanita, orang
bepergian, hamba dan orang sakit” (HR. Abu Daud dan Baehaqi). Dan karena shalat
jumat bagi wanita akan mengakibatkan terjadi IKHTILAATH (percampuran) dengan
kaum laki-laki. [ alMajmuu’ Syarh alMuhaddzab IV/484 ].
(الثالث)
الذكورة فلا جمعة على امرأة لما روينا من الخبرين
3. Bagi orang perempuan,
maka tidak diwajibkan shalat jumat berdasarkan dua hadits diatas. [ Syarh
alWajiiz 4/603 ].
Namun demikian SHOLAT JUMAT
bagi WANITA sudah cukup sebagai pengganti dari sholat DHUHUR, bahkan bagi wanita
yang tidak menimbulkan fitnah (tidak cantik, tidak banyak aksi/kakean gaya,
kemenyek, tidak bersolek) sebaiknya menghadiri sholat jumat.
يَجُوْزُ
لِمَنْ لاَ تَلْزَمُهُ الْجُمْعَةُ كَعَبْدٍ وَمُسَافِرٍ اَوْ اِمْرَاَةٍ يُصَلِّى
الْجُمْعَةَ بَدَلاً عَنِ الظُّهْرِ وَيُجْزِئُهُ بَلْ هِيَ اَفْضَلٌ ِلاَنَّهَا
فَرْضٌ ِلاَهْلِ الْكَمَالِ وَلاَ تَجُوْزُ اِعَادَتُهَا بَعْدُ حَيْثُ كَمُلَتْ
شُرُوْطُهَا (بغية المسترشدين فى باب الصلاة الجمعة, ص 78-79 . و فى المهذب وموهبة
ذى الفضل)
Di perkenankan bagi wanita
yang tidak berkewajiban jum’at seperti budak, musafir, dan wanita untuk
melaksanakan shalat jum’at sebagai pengganti Dzuhur, bahkan shalat jum’at lebih
baik, karena merupakan kewajiban bagi mereka yang sudah sempurna memenuhi syarat
dan tidak boleh diulangi dengan shalat Dzuhur sesudahnya, sebab semua
syarat-syaratnya sudah terpenuhi secara sempurna. (Bughyah al-Mustarsyidin bab
shalat jum’at hal.78-79, al-Muhadzab, dan Mauhibah Dzi al-Fadhal). Wallaahu
A'lamu Bis showaab. [Satria
Marawis , لجنة
بحث المسائل, Sedot
Wc, Masaji Antoro].