Fero Stp As-Samawaa t
>>
Bagaimana hukumnya membaca (tadarus) al-quran dengan suara yang jelas
di musholla atau masjid dan terdengar orang lain yang masih sedang sholat wajib
atau sunah ?
-
Raden Mas LeyehLeyeh
--------- ---------- ------ -------------- Oleh : Ust. Ayi Yuniar (Admin Piss-KTB)Memang tak asing ditelinga kita mendengar kata “TADARUSAN”. Sebenarnya apakah yang dimaksud dengan tadarusan? ? Secara garis besar, TADARUSAN adalah membaca al-Qur’an dengan secara bergiliranmelibatkan dua pihak (pembaca dan penyimak) dengan mengeraska n suara. Lalu bagaimana hukum membaca al-Qur’an dengan bergiliran seperti itu, apakah hal ini merupakan suatu bid’ah atau bukan? Imam Nawawi, dalam kitab beliau, at-Tibyan (sebuah kitab salaf yang menerangka n tentang adab dan tata cara menjaga al-Qur’an) menjelaska n sebagai berikut: [فصل] فى الإدارة بالقران :وهو أن يجتمع جماعة يقرأ بعضهم عشرا، أوجزأ اوغير ذلك، ثم يسكت ويقرأ الاخر من حيث انتهى الأول، ثم يقرأ الاخر، وهذا جائزحسن، وقد سئل مالك -رحمه الله تعالى- عنه، فقال : لا بأس به.التبيان فى اداب حملة القران، تأليف : ابي زكريا يحيا بن شرف الدين النووى الشافعى”[Pasal : membaca al-Qur’an sambung-menyambung secara bergantian ] Yaitu sejumlah orang berkumpul,sebagian dari mereka membaca sepuluh ayat atau sebagian atau selain itu, kemudian diam (menyimak) dan yang lain meneruskan pembacaan, kemudian yang lain membaca. Ini adalah boleh dan baik. Imam Malik رحمه الله تعالى telah ditanya dan beliau menjawab: ”Tidak ada masalah dengan hal seperti ini” Begitulah beliau, Imam Nawawi menjelaskan perihal ”KEBAIKAN” dalam TADARUS-AN ini. Heran, ada saja segelintir orang yang membid’ahk an TADARUS-AN yang sudah jelas ini adalah amalan salafuna as-Saleh. Kemudian bagaimana dengan mengeraskan bacaan al-Qur’an? ? Kerap kali terdengar omongan2 miring dari segelintirorang, perihal mengeraska n pembacaan al-Qur’an dengan keras, seperti pertanyaan , ”kenapa jika tadarus dengan mengeraska n suara????B ...ukankah hal ini mengganggu kenyamanan pemeluk agama lain???” Sering kali kita dibuat miris dengan pertanyaansemacam ini, yang sejatinya pertanyaan seperti itu hanyalah pertanyaan yang menghalang i syiar Islam berkembang di seantero jagad raya ini, wa bil khusus, di bumi Nusantara tercinta ini. Mari, sejenak kita simak baik-baik,menilik kembali isi kandungan dalam kitab at-Tibyan tentang persoalan semacam ini. [فصل] فى رفع الصوت بالقراءةهذا فصل مهم ينبغى أن يعتنى به.اعلم انه خاء أحاديث كثيرة فى الصحيح وغيره دالة على استحباب رفع الصوت بالقراءة، وجاءت اثاردالة على استحباب الإخفاء، وخفض الصوت....”[Pasal: membaca al-Qur’an dengan suara keras] Ini adalah merupakan pasal yang PENTING dan PATUT DIPERHATIKAN. Ketahuilah, bahwa banyak hadits dalam kitab shahih dan lainnya menunjukan ANJURAN mengeraska n suara di waktu membaca (al-Qur’an ).” Dalam kitab beliau ini dijelaskanjuga tentang beberapa atsar yang menunjukan anjuran merendahka n suara. Lhaaa kok bertentang an satu sama lain?? Untuk memahami akan hal ini, beliau (Imam Nawawi) menjelaska nnya secara terperinci , dengan menghadirk an pendapat ulama, seperti yang tertera dalam keterangan berikutnya , قال الإمام ابوحامد الغزالي وغيره من العلماء:وطريق الجمع بين الأحاديث، والاثارالمختلفه في هذا، أن الإسرار أبعد من الرياء، فهو أفضل فى حق من يخاف ذلك، فان لم يخف الرياء فالجهر ورفع الصوت أفضل، لأن العمل فيه أكثر، ولأفائدته تتعدى إلى غره، والم...تعد ي أفضل من اللازم، ولأنه يوقظ قلب القارئ، ويجمع همه إلى الفكرفيه، ويصرف سمعه إليه، ويطرد النوم، ويزيد فى النشاط ، ويوقظ غيره: من نائم وغافل، وينشطه. قالا: فمهما حضره شيئ من هذه النيات، فلاهجر، أفضل، فإن اختمعت هذه النيات، تضاعف الاخر.”Berkata, Al-Imam Abu Hamid Al-Ghazalidan ulama lainnya, Cara menggabungkan antara hadits-had its dan atsar-atsa r mengenai hal ini, ialah bahwa memelankan suara lebih jauh daripada riya. Merendahka n suara lebih utama bagi orang yang takut berbuat riya. Jika tidak takut berbuat riya, maka MENGERASKA N SUARA LEBIH BAIK karena lebih banyak diamalkan dan berfaedah meluas kepada orang lain. Maka yang demikian (mengerask an suara hingga terdengar orang lain) LEBIH BAIK dari pada yang hanya mengenai diri sendiri. Dan karena bacaan dengan suara keras menggugah hati pembaca dan mengarahka n pendengara nnya kepadanya, mengusir tidur, menambah kegiatan dan menggugah orang lain yang tidur dan orang-oran g lali serta menggiatka nnya.” Banyak riwayat yang menyebutkan tentang anjuran mengeraska n suara. Imam Nawawi dalam kitab beliau ini, mengemukak an beberapa hadits yang berkaitan dengan hal ini. Diantarany a, hadits yang diriwayatk an dalam kitab shahih dari Abu Hurairah, s...ebagai berikut: عن أبي هريرة رضي الله عنه قال : سمعت رسول الله صلى الله عليه وسلم يقول : ما أذن لنبي، حسن الصوت، يتغنى بالقران يجهر به ( رواه البخاري و مسلم )Dari Abu Hurairah ra. beliau berkata, ”aku mendengar Rasulullahصلى الله عليه وسلم Bersabda, ”Tidaklah Allah mendengark an sesuatu seperti yang didengarka n-Nya dari seorang Nabi yang bagus suaranya melagukan al-Qur’an dan MENGERASKA N SUARANYA.” (HR. Bukhari dan Muslim) وعن ابي موسى ايضا قال قال رسول الله صلى الله عليه وسلم : إني لأعرف أصوات رفقة الأشعريين بالليل حين يدخلون، وأعرف منازلهم من أصواتهم بالقران بالليل، وإن كنت لم أرمنازلهم حين نزلوا بالنهار(رواه البخاري ومسلم) Dan dari Abu Musa (al-Asy’rira.) bahwa Rasulullah صلى الله عليه وسلم bersabda, “Sungguh aku mengenal suara rombongan al-As’ariy di waktu malam ketika mereka masuk dan aku mengenal tempat-tem pat mereka dari suara mereka ketika membaca al-Qur’an di waktu malam, meskipun aku tidak melihat tempat-tem pat mereka ketika mereka berhenti di siang hari,” (HR. Bukhari dan Muslim) Naaah lhooo, bukan BID’AH to TADARUS-ANitu apalagi dengan mengeraska n suara, justru inilah amalan sunnah. Napa dianggep bid’ah??? Terakhir, kami kutipkan keteranganImam Nawawi dalam kitab beliau, at-Tibyan ini, ...قلت : وكل هذا موافق لما تقدم تقديره فى أول الفصل من التفصيل، ؤانه إن خاف بسبب الخهر شيئا مما يكره لم يخهر، وإن لم يخف استحب الخهر، إن كانت القراءة من جماعة مجتمعين تأكد استحباب الجهر لما قدمناه، ولما يحصل فيه من نفع غيرهم، والله أعلم”Saya (Imam Nawawi) katakan, semua itu sesuai dengan rincian yang saya jelaskan secara terperincidi awal pasal ini [ فى رفع الصوت بالقراءة ]. Jika takut mengalami sesuatu yang tidak diinginkan dengan sebab mengeraska n suaranya, maka janganlah mengeraska n suara. Jika tidak takut mengalami hal itu, DIANJURKAN MENGERASKA N SUARA. Bilamana pembacaan dilakukan oleh jama’ah secara BERSAMA-SA MA, maka DIANJURKAN DENGAN SANGAT agar MENGERASKA N SUARA berdasarka n alasan yang lalu dan karena manfaat bagi orang lain. Dan Allah Maha Mengetahui ... Hayo tadarusan... *semoga yang sedikit ini bermanfa’at.
-