Sebenarnya , bani Tamim yang merupakan keturunan Nabi Ismail a.s adalah kabilah yang dicintai oleh Rasulullah shallallah u ‘alaihi wa sallam dan para Sahabat
Telah menceritak an kepadaku Zuhair bin Harb Telah menceritak an kepada kami Jarir dari 'Umarah bin Al Qa'qa' dari Abu Zur'ah dari Abu Hurairah radliallah u 'anhu dia berkata; Saya akan senantiasa mencintai Bani Tamim, karena tiga hal yang pernah saya mendengar dari Rasulullah tentang mereka: Pertama, saya pernah mendengar Rasulullah shallallah u 'alaihi wasallam bersabda:
'Mereka (Bani Tamim) adalah umatku yang paling gigih melawan Dajjal.'
Kedua, ada seorang tawanan perempuan dari Bani Tamim di rumah Aisyah.
Kemudian Rasulullah bersabda: 'Hai Aisyah, bebaskanla h ia! Karena ia adalah keturunan Ismail.' Ketiga, Rasulullah shallallah u 'alaihi wasallam pernah bersabda ketika ada zakat dari Bani Tamim: 'Ini adalah zakat kaum kami.' (HR Bukhari 4018)
Namun dalam perjalanan nya dari bani Tamim lahir pula mereka yang keluar (kharaja) dari jama’ah kaum muslim atau disebut kaum khawarij.
Kaum khawarij keluar dari mayoritas kaum muslim karena menganggap mayoritas kaum muslim telah keluar dari jalan kebenaran. Dengan dasar anggapan ini pula mereka tidak segan-sega n membunuh kaum muslim yang bukan golongan mereka. Siapa pun yang bukan golongan mereka, mereka anggap telah kafir.
Bahkan Rasulullah shallallah u alaihi wasallam telah dituduh oleh kaum khawarij sebagai telah keluar dari jalan kebenaran. Salah satunya adalah Dzul Khuwaishir ah at Tamimi al Najdi.
Telah bercerita kepada kami Abu Al Yaman telah mengabarka n kepada kami Syu'aib dari Az Zuhriy berkata, telah mengabarka n kepadaku Abu Salamah bin 'Abdur Rahman bahwa Abu Sa'id Al Khudriy radliallah u 'anhu berkata; Ketika kami sedang bersama Rasulullah shallallah u 'alaihi wasallam yang sedang membagi-ba gikan pembagian( harta), datang Dzul Khuwaishir ah, seorang laki-laki dari Bani Tamim, lalu berkata; Wahai Rasulullah ,
tolong engkau berlaku adil. Maka beliau berkata: Celaka kamu!. Siapa
yang bisa berbuat adil kalau aku saja tidak bisa berbuat adil. Sungguh
kamu telah mengalami keburukan dan kerugian jika aku tidak berbuat
adil. Kemudian 'Umar berkata; Wahai Rasulullah , izinkan aku untuk memenggal batang lehernya!. Beliau berkata: Biarkanlah dia. Karena dia nanti akan memiliki teman-tema n
yang salah seorang dari kalian memandang remeh shalatnya dibanding
shalat mereka, puasanya dibanding puasa mereka. Mereka membaca Al
Qur'an namun tidak sampai ke tenggoroka n mereka. Mereka keluar dari agama seperti melesatnya anak panah dari target (hewan buruan). (Karena sangat cepatnya anak panah yang dilesakkan ), maka ketika ditelitila h ujung panahnya maka tidak ditemukan suatu bekas apapun, lalu ditelitila h batang panahnya namun tidak ditemukan suatu apapun lalu, ditelitila h bulu anak panahnya namun tidak ditemukan suatu apapun, rupanya anak panah itu sedemikian
dini menembus kotoran dan darah. Ciri-ciri mereka adalah laki-laki
berkulit hitam yang salah satu dari dua lengan atasnya bagaikan
payudara wanita atau bagaikan potongan daging yang bergerak-g erak. Mereka akan muncul pada zaman timbulnya firqah/ golongan. Abu Sa'id berkata, Aku bersaksi bahwa aku mendengar hadits ini dari Rasulullah shallallah u 'alaihi wasallam dan aku bersaksi bahwa 'Ali bin Abu Thalib telah memerangi mereka dan aku bersamanya saat itu lalu dia memerintah kan untuk mencari seseorang yang bersembuny i lalu orang itu didapatkan dan dihadirkan hingga aku dapat melihatnya persis seperti yang dijelaskan ciri-cirin ya oleh Nabi shallallah u 'alaihi wasallam. (HR Bukhari 3341)
Telah menceritak an kepada kami Hannad bin As Sari telah menceritak an kepada kami Abul Ahwash dari Sa'id bin Masruq dari Abdurrahma n bin Abu Nu'm dari Abu Sa'id Al Khudri ia berkata; Ketika Ali bin Abi Thalib berada di Yaman, dia pernah mengirimka n emas yang masih kotor kepada Rasulullah shallallah u 'alaihi wasallam. Lalu emas itu dibagi-bag ikan oleh Rasulullah shallallah u
'alaihi wasallam kepada empat kelompok. Yaitu kepada Aqra` bin Habis
Al Hanzhali, Uyainah bin Badar Al Fazari, Alqamah bin Ulatsah Al
Amiri, termasuk Bani Kilab dan Zaid Al Khair Ath Thay dan salah satu
Bani Nabhan. Abu Sa'id berkata; Orang-oran g Quraisy marah dengan adanya pembagian itu. kata mereka, Kenapa pemimpin-p emimpin Najed yang diberi pembagian oleh Rasulullah , dan kita tidak dibaginya? maka Rasulullah shallallah u 'alaihi wasallam pun menjawab: Sesungguhn ya aku lakukan yang demikian itu, untuk membujuk hati mereka. Sementara itu, datanglah laki-laki berjenggot
tebal, pelipis menonjol, mata cekung, dahi menjorok dan kepalanya
digundul. Ia berkata, Wahai Muhammad! Takutlah Anda kepada Allah!
Rasulullah shallallah u 'alaihi wasallam bersabda: Siapa pulakah lagi yang akan mentaati Allah, jika aku sendiri telah mendurhaka i-Nya? Allah memberikan ketenangan bagiku atas semua penduduk bumi, maka apakah kamu tidak mau memberikan ketenangan
bagiku? Abu Sa'id berkata; Setelah orang itu berlaku, maka seorang
sahabat (Khalid bin Al Walid) meminta izin kepada Rasulullah shallallah u 'alaihi wasallam untuk membunuh orang itu. Maka Rasulullah shallallah u 'alaihi wasallam pun bersabda: Dari kelompok orang ini, akan muncul nanti orang-oran g yang pandai membaca Al Qur`an tetapi tidak sampai melewati kerongkong an mereka, bahkan mereka membunuh orang-oran g Islam, dan membiarkan para penyembah berhala; mereka keluar dari Islam seperti panah yang meluncur dari busurnya. Seandainya aku masih mendapati mereka, akan kumusnahka n mereka seperti musnahnya kaum 'Ad. (HR Muslim 1762)
Telah menceritak an kepada kami Abdu bin Humaid telah menceritak an kepada kami Abdurrazza q bin Hammam telah menceritak an kepada kami Abdul Malik bin Abu Sulaiman telah menceritak an kepada kami Salamah bin Kuhail telah menceritak an kepada kami Zaid bin Harb Al Juhani bahwasanya ; Ia pernah bergabung di dalam suatu pasukan bersama Ali radliallah u 'anhu yang tengah berjalan menuju kaum Khawarij. Kemudian berkatalah Ali radliallah u 'anhu; Sungguh, aku telah mendengar Rasulullah shallallah u
'alaihi wasallam bersabda: Akan muncul suatu kaum dari umatku yang
pandai membaca Al Qur`an. Dimana, bacaan kalian tidak ada apa-apanya dibandingk an dengan bacaan mereka. Demikian pula shalat kalian daripada shalat mereka. Juga puasa mereka dibandingk an
dengan puasa kalian. Mereka membaca Al Qur`an dan mereka menyangka
bahwa Al Qur`an itu adalah (hujjah) bagi mereka, namun ternyata Al
Qur`an itu adalah (bencana) atas mereka. Shalat mereka tidak sampai
melewati batas tenggoroka n. Mereka keluar dari Islam sebagaiman a anak panah meluncur dari busurnya. Sekiranya pasukan yang memerangi mereka tahu pahala yang telah ditetapkan bagi mereka atas lisan Nabi shallallah u 'alaihi wasallam, niscaya mereka akan berhenti beramal. Ciri-cirin ya
adalah bahwa di antara mereka ada seorang laki-laki yang memiliki
lengan tak berhasta dan di atasnya terdapat biji seperti putting susu
dan juga berbulu-bu lu putih. Pergilah kalian ke Mu'awiyah dan penduduk Syam dan kalian meninggalk an mereka. Sebab, mereka akan mendatangi keluarga dan harta-hart a kalian (membunuh keluarga kalian dan menjarah harta kekayaan kalian) . Demi Allah, aku benar-bena r mengharap bahwa mereka itulah kaum yang dimaksud Rasulullah shallallah u 'alaihi wasallam, karena mereka telah menumpahka n darah yang haram dan mengelabui manusia. Maka, berangkatl ah kalian atas nama Allah. Salamah bin Kuhail berkata; Maka Zaid bin Wahb terus mengkisahk annya
padaku peristiwa demi peristiwa hingga ia berkata; Kami melewati suatu
jembatan. Sedangkan saat itu kaum Khawarij dipinpin oleh Abdullah bin
Wahb, maka ketika kami berjumpa, ia pun berkata kepada mereka,
Lemparlah tombak dan hunuslah pedang-ped ang kalian dari sarungnya, karena saya khawatir mereka akan mencari-ca ri kalian sebagaiman a yang terjadi pada Hari Harura. Akhirnya mereka pun kembali dengan melemparka n tombak dan menguhunus kan pedang-ped ang mereka. Dan orang-oran g pun merintangi mereka juga dengan tombak sehingga terbunuhla h
sebagian mereka atas sebagian yang lain, namun tidak ada yang terbunuh
kecuali dua orang. Ali bin Abu Thalib berkata, Carilah seorang yang
pendek dari mereka. Lalu mereka mencarinya , namun tidak mereka temukan. Maka Ali radliallah u 'anhu berusaha mencari sendiri hingga ia mendapati orang-oran g yang sebagianny a telah terbunuh atas sebagian yang lain. Ali berkata, Akhirkanla h
mereka. Akhirnya Al Mukhdaj (seorang yang laki-laki pendek) itu pun
mereka temukan dibalik tumpukan tanah. Sahabat Ali bertakbir kemudian
berkata, Maha Benar Allah, dan Rasul-Nya pun telah menyampaik an.
Kemudian Ubaid As Salmani mendekat kepadanya dan berkata, Wahai Amirul
Mukminin, demi Allah Yang Tidak ada Tuhan yang berhak disembah selain
Dia, apakah Anda benar-bena r mendengar hadits itu dari Rasulullah shallallah u
'alaihi wasallam? Ali menjawab, Ya, Demi Dzat Yang Tidak ada Ilah yang
berhak disembah selain Dia. Ubaid As Salmani sampai memintanya bersumpah hingga empat kali. (HR Muslim 1773)
Dari ketiga hadits di atas dapat diketahui ada kaum dari Bani Tamim, pemimpin-p emimpin dari Najd dikenal sebagai kaum yang dapat membunuh kaum muslim yang tidak sepemahama n dengan mereka dan juga dikenal sebagai kaum yang haus dengan harta sehingga Rasulullah melembutka n hati mereka dengan memberikan bagian dari harta rampasan perang. Begitu juga dengan hadits berikut dijelaskan mereka kaum yang haus dengan harta.
Telah menceritak an kepada kami Abu Nu'aim Telah menceritak an kepada kami Sufyan dari Abu Shakhrah dari Shafwan bin Muhriz Al Mazini dari 'Imran bin Hushain radliallah u 'anhuma dia berkata; Sekelompok orang dari Bani Tamim datang menemui Rasulullah shallallah u 'alaihi wasallam, maka beliau bersabda: 'Terimahla h kabar gembira wahai Bani Tamim.' Mereka menjawab; 'Anda telah memberikan kabar gembira kepada kami, oleh karena itu berikanlah sesuatu (harta) kepada kami.' Maka muka Rasulullah shallallah u 'alaihi wasallam berubah, tidak lama kemudian serombonga n
dari penduduk Yaman datang kepada beliau, maka beliau bersabda:
Terimalah kabar gembira, karena Bani Tamim tidak mau menerimany a! Mereka berkata; Ya Rasulallah , kami telah menerimany a. (HR Bukhari 4017)
Telah bercerita kepada kami 'Umar bin Hafsh bin Ghiyats telah
bercerita kepada kami bapakku telah bercerita kepada kami Al A'masy
telah bercerita kepada kami Jami bin Syaddad dari Shafwan bin Muhriz
bahwa dia bercerita kepadanya dari 'Imran bin Hushain radliallah u 'anhuma berkata; Aku datang menemui Nabi shallallah u
'alaihi wasallam dan untaku aku ikat di depan pintu. Kemudian datang
rombongan dari Bani Tamim maka Beliau berkata: Terimalah kabar gembira
wahai Bani Tamim. Mereka berkata:; Tuan telah memberikan kabar gembira kepada kami maka itu berilah kami (sesuatu harta) . Mereka mengatakan nya dua kali. Kemudian datang orang-oran g
dari penduduk Yaman menemui Beliau, lalu Beliau berkata: Terimalah
kabar gembira, wahai penduduk Yaman, jika Bani Tamim tidak mau
menerimany a. Mereka berkata; Kami siap menerimany a, wahai Rasulullah . Mereka berkata; Kami datang kepada Tuan untuk menanyakan urusan ini (penciptaa n
makhluq) . Maka Beliau berkata; Dialah Allah yang tidak ada sesuatu
selain Dia sedangkan 'arsy-Nya di atas air, lalu Dia menulis di didalam
adz-Dzikir (Kitab) segala sesuatu (yang akan terjadi) lalu Dia menciptaka n
langit dan bumi. Tiba-tiba datang seorang penyeru seraya berkata;
Untamu hilang, wahai putra Al Hushain. Maka aku segera bergegas
mencarinya ternyata unta itu dikacaukan oleh fatamorgan a. Demi Allah, sungguh aku sangat ingin untuk membiarkan ya (demi menuntaska n mendengar apa yang Beliau sampaikan) . Dan 'Isa meriwayatk an dari Raqabah dari Qais bin Muslim dari Thariq bin Syihab berkata aku mendengar 'Umar radliallah u 'anhu berkata; Nabi shallallah u 'alaihi wasallam berdiri di hadapan kami pada suatu tempat lalu Beliau mengabarka n tentang awal penciptaan
makhluq hingga sampai pada ketetapan penduduk surga masuk ke tempat
tinggal abadi mereka dan penduduk neraka juga masuk ke tempat tinggal
abadi mereka, (dan tidak ada kejadian yang akan terjadi hingga hari
qiyamat melainkan Beliau mengabarka nnya), maka (diantara kami) ada yang tetap menjaganya , siapa yang masih mengingatn ya tentu ingat dan siapa yang lupa tentu melupakann ya. (HR Bukhari 2953)
Kaum khawarij dikenal pula sebagai kaum yang rajin melakukan ibadah namun mereka melakukan secara dzahir semata.
Rasulullah shallallah u ‘alaihi wasallam bersabda: “Sesungguhn ya Allah tidak melihat kepada rupa kalian, tetapi Allah melihat kepada hati kalian.” (HR Muslim)
Dan telah menceritak an kepadaku Abu Rabi' Az Zahrani telah menceritak an
kepada kami Hammad dari Zubair bin Khirrit dari Abdullah bin Syaqiq
katanya; Suatu hari Ibnu Abbas pernah berpidato di hadapan kami, yaitu
setelah ashar hingga matahari terbenam dan bintang-bi ntang mulai bermuncula n, maka orang-oran g
berseru; Shalat, shalat! Tidak lama kemudian seorang laki-laki bani
Tamim, seorang yang tak pernah loyo dan juga tak pernah malas datang;
Shalat, shalat. Ibnu Abbas berkata; Apakah engkau hendak mengajarik u sunnah, celaka kamu! Selanjutny a dia berkata; Aku pernah melihat Rasulullah shallallah u
'alaihi wasallam menjamak antara Zhuhur dan Ashar, Maghrib dan Isya'.
Abdullah bin Syaqiq berkata; Maka dalam hatiku ada sesuatu yang
mengganjal , sehingga aku menemui Abu Hurairah dan kutanyakan masalah ini kepadanya, ternyata ia membenarka n ucapan Ibnu Abbas (HR Muslim 1154)
Khālid ibn al-Walīd bertanya kepada Rasulullah shallallah u alaihi wasallam, “Wahai Rasulullah , orang ini memiliki semua bekas [atsar] dari ibadah-iba dah sunnahnya:
matanya merah karena banyak menangis, wajahnya memiliki dua garis di
atas pipinya bekas airmata yang selalu mengalir, kakinya bengkak karena
lama berdiri sepanjang malam (tahajjud) dan janggut mereka pun lebat…”
Rasulullah shallallah u alaihi wasallam menjawab : camkan makna ayat ini : qul in’kuntum tuhib’būna llāh fattabi’un ī – “Katakanla h: “Jika kamu mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya Allah mengasihi dan mengampuni dosa-dosam u.” Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. ”
Khalid bin Walid bertanya, “Bagaimana caranya ya Rasulullah ?”
Nabi shallallah u alaihi wasallam menjawab, ‘Jadilah orang yang ramah seperti aku, bersikapla h penuh kasih, cintai orang-oran g miskin dan papa, bersikapla h lemah-lemb ut, penuh perhatian dan cintai saudara-sa udaramu dan jadilah pelindung bagi mereka.”
Dari keterangan di atas dapat kita simpulkan walaupun tinggi ilmu agama mereka , walaupun tampak dari luar mereka rajin menjalanka n ibadah namun mereka tidak mendapatka n hidayah maka mereka pada hakikatnya telah menjauh dari Allah Azza wa Jalla.
Rasulullah shallallah u alaihi wasallam bersabda: “Barangsiap a yang bertambah ilmunya tapi tidak bertambah hidayahnya , maka dia tidak bertambah dekat kepada Allah melainkan bertambah jauh“
Tanda-tand a
muslim yang dekat dengan Allah atau muslim yang mentaati Allah dan
RasulNya adalah minimal mencapai muslim yang sholeh, muslim berakhlaku l karimah dan berkumpul dengan seluruh hamba Allah yang meraih maqom disisiNya
Firman Allah ta’ala yang artinya, “Dan barangsiap a yang menta’ati Allah dan Rasul(Nya) , mereka itu akan bersama-sa ma dengan orang-oran g yang dianugerah i ni’mat oleh Allah, yaitu : Nabi-nabi, para shiddiiqii n, orang-oran g yang mati syahid, dan orang-oran g saleh. Dan mereka itulah teman yang sebaik-bai knya .” (QS An Nisaa [4]: 69 )
Semakin dekat kita kepada Allah sehingga menjadi kekasihNya (Wali Allah). Maqom Shiddiqin atau kedekatan dengan Allah diuraikan dalam tulisan pada http:// mutiarazuhu d.wordpres s.com/ 2011/09/09/ 2011/09/28/ maqom-wali- allah/
Sedangkan mereka yang mencela bahkan membunuh kaum muslim sebagaiman a yang diuraikan di atas jelas tidak termasuk muslim yang sholeh.
Rasulullah shallallah u ‘alaihi wasallam bersabda: “Mencela seorang muslim adalah kefasikan, dan membunuhny a adalah kekufuran” (HR Muslim 97).
Begitupula dengan Abdurrahma n ibn Muljam adalah seorang yang sangat rajin beribadah.
Shalat dan shaum, baik yang wajib maupun sunnah, melebihi kebiasaan
rata-rata orang di zaman itu namun dia dengan pemahaman agama yang
keluar dari pemahaman mayoritas kaum muslim, berdasarka n pemahamann ya dia membunuh orang yang dicintai Allah dan Rasul-Nya yakni Imam Sayyidina Ali ra
Dari keterangan di atas dapat kita simpulkan ciri dan sifat kaum khawarij adalah
1. Pengikut mereka kebanyakan adalah kaum muda yang berpikiran
sempit, jumud, dan kurang cerdas. Pemahaman mereka sangat dangkal
terhadap Al-Quran dan As Sunnah. Di dalam sebuah riwayat, ketika
Imam Sayyidina Ali ra meminta Ibnu Abbas ra berunding dengan kaum
Khawarij, beliau menyuruh Ibnu Abbas ra untuk tidak berargumen dengan al-Quran, karena pemahaman mereka yang sangat dangkal dan mentah. Imam Sayyidina Ali ra menyaranka n agar Ibnu Abbas menggunaka n argumen dengan hadits-had its Nabi shallallah u alaihi wasallam, karena mereka memang tidak mengetahui semuanya.
2. Bacaan Al Quran mereka bagus, tetapi pemahaman mereka terhadap Al
Qur'an sangatlah dangkal. Mereka memahami Al Qur'an dengan apa
yang tersurat , apa yang tertulis atau makna dzahir.
3. Mereka mengutamak an ibadah-iba dah ritual (mahdhah) tapi melupakan ibadah-iba dah sosial (muamalah). Itu sebabnya mereka cenderung berprasang ka buruk terhadap kaum Muslim. Bahkan di dalam sejarah mereka menghalalk an darah Imam Sayyidina Ali ra berdasarka n prasangka buruk mereka. Mereka berprasang ka buruk bahwa kaum muslim selain mereka tidak menjalanka n apa yang diturunkan Allah Azza wa Jalla berlandask an pemahaman mereka secara dzahir terhadap firman Allah ta'ala yang artinya, "Barangsiap a yang tidak memutuskan menurut apa yang diturunkan Allah, maka mereka itu adalah orang-oran g yang kafir. (QS Al Maidah [5]:44). Oleh karena kaum muslim yang tidak menjalanka n apa yang diturunkan Allah Azza wa Jalla telah dianggap murtad dan wajib untuk di bunuh.
4. Mereka sangat mudah mengkafirk an orang yang bukan golongan mereka, bersikap keras terhadap kaum Muslim namun "membiarka n" penyembah berhala, bahkan dari keterangan di atas, terhadap Rasulullah shallallah u alaihi wasallam pun, Dzul Khuwaishir ah at Tamimi al Najdi bersikap kasar. Rasulullah shallallah u alaihi wasallam bersabda "akan muncul firqah/ sekte/ kaum yang membaca Al-Quran, tetapi bacaan mereka tidak sampai tenggorokkan mereka. Mereka membunuh orang-oran g Islam dan membiarkan penyembah berhala. (HR Bukhari 3095).
5. Dengan senang hati mereka membunuhi kaum Muslim tanpa merasa bersalah, bahkan merasa mendapat pahala atas tindakan-t indakan keji mereka. Rasulullah shallallah u alaihi wasallam melukiskan perbuatan keji mereka sebagai "Shalat mereka tidak sampai melewati batas tenggoroka n (HR Muslim 1773) maknanya sholat mereka tidak mencegah perbuatan keji dan mungkar. Selengkapn ya Rasulullah shallallah u alaihi wasallam bersabda "akan muncul suatu firqah/ sekte/ kaum dari umatku yang pandai membaca Al Qur`an. Dimana, bacaan kalian tidak ada apa-apanya dibandingk an dengan bacaan mereka. Demikian pula shalat kalian daripada shalat mereka. Juga puasa mereka dibandingk an
dengan puasa kalian. Mereka membaca Al Qur`an dan mereka menyangka
bahwa Al Qur`an itu adalah (hujjah) bagi mereka, namun ternyata Al
Qur`an itu adalah (bencana) atas mereka. Shalat mereka tidak
sampai melewati batas tenggoroka n. Mereka keluar dari Islam sebagaiman a anak panah meluncur dari busurnya" (HR Muslim 1773)
Dari apa yang telah dicirikan dan disifatkan oleh Rasulullah shallallah u alaihi wasallam bahwa akan muncul firqah/ sekte/ kaum
pemahaman mereka keluar (kharaja) dari jama’ah kaum muslim atau
disebut kaum khawarij dan mereka keturunan bani Tamim berasal dari Najd
maka ada kesesuaian dengan Muhammad bin Abdul Wahhab at Tamimi al
Najdi pendiri sekte/ firqah Salafi Wahabi atau disingkat sekte/ firqah Wahabi. Wallahu a'lam
Berdasarka n pemahaman mereka , mereka pun ditengarai telah membunuh kaum muslim yang berbeda pemahamann ya sehingga ada yang menyebutny a sebagai “sekte berdarah” sebagaiman a yang terlukiska n dalam tulisan pada http:// www.aswaja- nu.com/ 2010/01/ dialog-syai kh-al-syan qithi-vs-w ahhabi_20. html atau pada http:// www.faceboo k.com/ photo.php?f bid=220630 637981571& set=a.2206 3051131491 7.56251.10 0001039095 629
Marilah kita simak apa yang disampaika n oleh para ulama yang hidupnya semasa dengan Muhammad bin Abdul Wahhab at Tamimi al Najdi
Dari kalangan ulama madzhab Hanbali, al-Imam Muhammad bin
Abdullah bin Humaid al-Najdi berkata dalam kitabnya al-Suhub
al-Wabilah ‘ala Dharaih al-Hanabil ah ketika menulis biografi Syaikh Abdul Wahhab, ayah pendiri sekte Wahhabi, sebagai berikut:
عَبْدُ الْوَهَّاب ِ بْنُ سُلَيْمَان َ التَّمِيْم ِيُّ النَّجْدِي ُّ وَهُوَ وَالِدُ صَاحِبِ الدَّعْوَة ِ الَّتِيْ انْتَشَرَش َرَرُهَا فِي اْلأَفَاقِ لَكِنْ بَيْنَهُمَ ا تَبَايُنٌ مَعَ أَنَّ مُحَمَّدًا لَمْ يَتَظَاهَر ْ بِالدَّعْو َةِ إِلاَّ بَعْدَمَوْ تِ وَالِدِهِ وَأَخْبَرَ نِيْ بَعْضُ مَنْ لَقِيْتُهُ عَنْ بَعْضِ أَهْلِ الْعِلْمِ عَمَّنْ عَاصَرَ الشَّيْخَ عَبْدَالْو َهَّابِ هَذَا أَنَّهُ كَانَ غَاضِبًا عَلىَ وَلَدِهِ مُحَمَّدٍ لِكَوْنِهِ لَمْ يَرْضَ أَنْ يَشْتَغِلَ بِالْفِقْه ِكَأَسْلاَ فِهِ وَأَهْلِ جِهَتِهِ وَيَتَفَرّ َسُ فِيْه أَنَّهُ يَحْدُثُ مِنْهُ أَمْرٌ .فَكَانَ يَقُوْلُ لِلنَّاسِ: يَا مَا تَرَوْنَ مِنْ مُحَمَّدٍ مِنَ الشَّرِّ فَقَدَّرَ اللهُ أَنْ صَارَ مَاصَارَ وَكَذَلِكَ ابْنُهُ سُلَيْمَان ُ أَخُوْ مُحَمَّدٍ كَانَ مُنَافِيًا لَهُ فِيْ دَعْوَتِهِ وَرَدَّ عَلَيْهِ رَدًّا جَيِّداًبِ اْلآَياَتِ وَاْلآَثاَ رِ وَسَمَّى الشَّيْخُ سُلَيْمَان ُ رَدَّهُ عَلَيْهِ ( فَصْلُ الْخِطَابِ فِي الرَّدِّ عَلىَمُحَم َّدِ بْنِ عَبْدِ الْوَهَّاب ِ ) وَسَلَّمَه ُ اللهُ مِنْ شَرِّهِ وَمَكْرِهِ مَعَ تِلْكَ الصَّوْلَة ِ الْهَائِلَ ةِ الَّتِيْأَ رْعَبَتِ اْلأَبَاعِ دَ فَإِنَّهُ كَانَ إِذَا بَايَنَهُ أَحَدٌ وَرَدَّ عَلَيْهِ وَلَمْ يَقْدِرْ عَلَى قَتْلِهِ مُجَاهَرَة ًيُرْسِلُ إِلَيْهِ مَنْ يَغْتَالُه ُ فِيْ فِرَاشِهِ أَوْ فِي السُّوْقِ لَيْلاً لِقَوْلِهِ بِتَكْفِيْ رِ مَنْ خَالَفَهُو َاسْتِحْلا َلِ قَتْلِهِ. اهـ (ابن حميد النجدي، السحب الوابلة على ضرائح الحنابلة، ٢٧٥).
“Abdul Wahhab bin Sulaiman al-Tamimi al-Najdi, adalah ayah pembawa dakwah Wahhabiyah , yang percikan apinya telah tersebar di berbagai penjuru. Akan tetapi antara keduanya terdapat perbedaan. Padahal Muhammad (pendiri Wahhabi) tidak terang-ter angan berdakwah kecuali setelah meninggaln ya sang ayah. Sebagian ulama yang aku jumpai menginform asikan
kepadaku, dari orang yang semasa dengan Syaikh Abdul Wahhab ini,
bahwa beliau sangat murka kepada anaknya, karena ia tidak suka belajar
ilmu fiqih seperti para pendahulu dan orang-oran g di daerahnya. Sang ayah selalu berfirasat tidak baik tentang anaknya pada masa yang akan datang. Beliau selalu berkata kepada masyarakat , “Hati-hati , kalian akan menemukan keburukan dari Muhammad.” Sampai akhirnya takdir Allah benar-bena r
terjadi. Demikian pula putra beliau, Syaikh Sulaiman (kakak Muhammad
bin Abdul Wahhab), juga menentang terhadap dakwahnya dan membantahn ya dengan bantahan yang baik berdasarka n ayat-ayat al-Qur’an dan hadits-had its Nabi shallallah u alaihi wa sallam. Syaikh Sulaiman menamakan bantahanny a dengan judul Fashl al-Khithab fi al-Radd ‘ala Muhammad bin Abdul Wahhab. Allah telah menyelamat kan Syaikh Sulaiman dari keburukan dan tipu daya adiknya meskipun ia sering melakukan serangan besar yang mengerikan terhadap orang-oran g yang jauh darinya. Karena setiap ada orang yang menentangn ya, dan membantahn ya, lalu ia tidak mampu membunuhny a secara terang-ter angan, maka ia akan mengirim orang yang akan menculik dari tempat tidurnya atau di pasar pada malam hari karena pendapatny a yang mengkafirk an dan menghalalk an membunuh orang yang menyelisih inya.” (Ibn Humaid al-Najdi, al-Suhub al-Wabilah ‘ala Dharaih al-Hanabil ah, hal. 275).
Dari kalangan ulama madzhab Hanafi, al-Imam Muhammad Amin Afandi
yang populer dengan sebutan Ibn Abidin, juga berkata dalam kitabnya,
Hasyiyah Radd al-Muhtar sebagai berikut:
“مَطْلَبٌ فِي أَتْبَاعِ مُحَمَّدِ بْنِ عَبْدِ الْوَهَّاب ِ الْخَوَارِ جِ فِيْ زَمَانِنَا :كَمَا وَقَعَ فِيْ زَمَانِنَا فِيْ أَتْبَاعِ ابْنِ عَبْدِ الْوَهَّاب ِ الَّذِيْنَ خَرَجُوْا مِنْ نَجْدٍ وَتَغَلَّب ُوْا عَلَى الْحَرَمَي ْنِ وَكَانُوْا يَنْتَحِلُ وْنَ مَذْهَبَ الْحَنَابِ لَةِ لَكِنَّهُم ْ اِعْتَقَدُ وْا أَنَّهُمْ هُمُ الْمُسْلِم ُوْنَ وَأَنَّ مَنْ خَالَفَاعْ تِقَادَهُم ْ مُشْرِكُوْ نَ وَاسْتَبَا حُوْا بِذَلِكَ قَتْلَ أَهْلِ السُّنَّةِ وَقَتْلَ عُلَمَائِه ِمْ حَتَى كَسَرَ اللهُشَوْك َتَهُمْ وَخَرَبَ بِلاَدَهُم ْ وَظَفِرَ بِهِمْ عَسَاكِرُ الْمُسْلِم ِيْنَ عَامَ ثَلاَثٍ وَثَلاَثِي ْنَ وَمِائَتَي ْنِوَأَلْف ٍ.” اهـ (ابن عابدين، حاشية رد المحتار، ٤/٢٦٢).
“Keteranga n tentang pengikut Muhammad bin Abdul Wahhab, kaum Khawarij pada masa kita. Sebagaiman a
terjadi pada masa kita, pada pengikut Ibn Abdil Wahhab yang keluar
dari Najd dan berupaya keras menguasai dua tanah suci. Mereka
mengikuti madzhab Hanabilah.
Akan tetapi mereka meyakini bahwa mereka saja kaum Muslimin,
sedangkan orang yang berbeda dengan keyakinan mereka adalah orang-oran g musyrik. Dan oleh sebab itu mereka menghalalk an membunuh Ahlussunna h
dan para ulamanya sampai akhirnya Allah memecah kekuatan mereka,
merusak negeri mereka dan dikuasai oleh tentara kaum Muslimin pada
tahun 1233 H.” (Ibn Abidin, Hasyiyah Radd al-Muhtar ‘ala al-Durr
al-Mukhtar , juz 4, hal. 262).
Dari kalangan ulama madzhab al-Maliki, al-Imam Ahmad bin Muhammad al-Shawi al-Maliki, ulama terkemuka abad 12 Hijriah dan semasa dengan pendiri Wahhabi, berkata dalam Hasyiyah ‘ala Tafsir al-Jalalai n sebagai berikut:
هَذِهِ اْلآَيَةُ نَزَلَتْ فِي الْخَوَارِ جِ الَّذِيْنَ يُحَرِّفُو ْنَ تَأْوِيْلَ الْكِتَابِ وَالسُّنَّ ةِ وَيَسْتَحِ لُّوْنَ بِذَلِكَ دِمَاءَ الْمُسْلِم ِيْنَ وَأَمْوَال َهُمْ كَمَا هُوَ مُشَاهَدٌ اْلآَنَ فِيْ نَظَائِرِه ِمْ وَهُمْ فِرْقَةٌ بِأَرْضِ الْحِجَازِ يُقَالُ لَهُمُ الْوَهَّاب ِيَّةُ يَحْسَبُوْ نَ أَنَّهُمْ عَلىَ شَيْءٍ أَلاَ إِنَّهُمْ هُمُ الْكَاذِبُ وْنَ. (حاشية الصاوي على تفسير الجلالين، ٣/٣٠٧).
“Ayat ini turun mengenai orang-oran g Khawarij, yaitu mereka yang mendistors i penafsiran al-Qur’an dan Sunnah, dan oleh sebab itu mereka menghalalk an darah dan harta benda kaum Muslimin sebagaiman a yang terjadi dewasa ini pada golongan mereka, yaitu kelompok di negeri Hijaz yang disebut dengan aliran Wahhabiyah , mereka menyangka bahwa mereka akan memperoleh sesuatu (manfaat), padahal merekalah orang-oran g pendusta.” (Hasyiyah al-Shawi ‘ala Tafsir al-Jalalai n, juz 3, hal. 307).
Wassalam
Zon di Jonggol, Kab Bogor 16830