PERTAYAAN
:
Assalamu 'alaikum,
bagaimana hukumnya seorng khotib di akhir khutbahnya mengucapkan salam..? dan
ini sudah kelaku umum, padahal aku pernah dengar dari salah satu guru saya itu
harom hukumya dan shalat jum'atnya tidak sah. [Chin
Chen].
JAWABAN
:
Wa'alaikumsalam. Dan boleh
berbicara sebelum memulai dan rampungnya imam dengan khutbah duanya sedang
berbicara saat duduknya diantara dua khutbah maka terdapat dua jalur pendapat,
an-Nawaawy pengarang kitab Muhadzdzab dan al-Ghozaly memutuskan hukum bolehnya
sedang al-Mahamily, Ibn as-Shobaah dan lainnya lebih memilih adanya hukum hilaf
hukum berbicara pada saat tersebut. [ Raudhah at-Thoolibiin I/157 ].
Dan boleh berbicara sebelum
dimulai dan setelah rampungnya khutbah serta sebelum dikerjakannya shalat jumat,
pengarang kitab al-Mursyid berkata bahkan saat doa untuk para pemimpin.
Bagaimana saat duduk antara dua khutbah ? Melihat dhahirnya pernyataan as-Syaikh
juga tidak haram sebagaimana yang termaktub dalam kitab al-Muhadzdzab dan
pendapat al-Ghozali dalam al-Wasiith namun dalam kitab as-Syaamil disebutkan
bahwa dalam masalah tersebut terdapat dua pendapat. [ Kifaayah al-Akhyaar I/147
].
Perbandingan pendapat dari
madzhab Hanafi : Begitu juga makruh salam saat khutbah berlangsung dengan alasan
yang telah kami sebutkan, hal ini bila terjadi disaat khutbah sedang bila saat
adzan terakhir kala imam keluar hendak menunaikan khutbahnya dan saat ia rampung
menjalani khutbahnya kala muadzdzin melaksanakan Iqamat hingga kelar apakah
dimakruhkan sebagaimana salam disaat khutbah ? Bila mengikuti pendapat Abu
Hanifah dimakruhkan namun bila mengikuti pendapat Abu Yusuuf dan Muhammad
rahimahumallaah tidak dimakruhkan mengadakan pembicaan kala itu tapi dimakruhkan
menjalankan shalat dengan berpatokan pada hadits “Keluarnya imam memutus shalat,
pembicaraan imam memutus segala pembicaraan”. Dijadikan sebagai pemutus segala
pembicaraan adalah khutbah maka tidak dimakruhkan pembicaraan sebelum
keberadaaanya dan karena larangan berbicara sebab adanya kewajiban mendengarkan
khutbah berbeda dengan kemakruhan shalat karena shalat pada umumnya membutuhkan
waktu yang panjang yang mengakibatkan tertinggalnya seseorang dari mendengarkan
khutbah serta mendapatkan takbir iftitah. [ Badaa-i’a as-Shonaa-i’ III/38 ].
Wallohu a'lam. [Yupiter
Jet, Masaji Antoro].
Referensi :
- I'anah 2/70 :
(قوله:
أن لا يفصل) أي الخطيب، وهو تصوير للولاء. (وقوله: طويلا) صفة لموصوف محذوف منصوب
على المفعولية المطلقة، أو على أنه بإسقاط الخافض، أي فصلا طويلا، أو بفاصل طويل.
ولا بد أن يكون لا تعلق له بالخطبة، فإن فصل بما له تعلق بها لم يضر، فلا يقطع
الموالاة الوعظ وإن طال، وكذا قراءة وإن طالت حيث تضمنت وعظا، خلافا لمن أطلق القطع
بها فإنه غفلة عن كونه - صلى الله عليه وسلم - كان يقرأ في خطبته ق كما تقدم.
(وقوله: عرفا) أي في العرف، أي أن المعتبر في ضابط الطول العرف.
- Raudhah at-Thoolibiin
I/157 :
ويجوز
الكلام قبل ابتداء الإمام بالخطبة وبعد الفراغ منهما فأما في الجلوس بين الخطبتين
فطريقان قطع صاحب المهذب والغزالي بالجواز وأجرى المحاملي وابن الصباغ وآخرون فيه
الخلاف
- Kifaayah al-Akhyaar I/147
:
ويجوز
الكلام قبل الشروع في الخطبة وبعد الفراغ منها وقبل الصلاة قال في المرشد حتى في
حال الدعاء للأمراء أو فيما بين الخطبتين خلاف وظاهر كلام الشيخ أنه لا يحرم وبه
جزم في المهذب والغزالي في الوسيط نعم في الشامل وغيره إجراء القولين
- Badaa-i’a as-Shonaa-i’
III/38 :
وَكَذَا
السَّلَامُ حَالَةَ الْخُطْبَةِ مَكْرُوهٌ لِمَا قُلْنَا هَذَا الَّذِي ذَكَرْنَا
فِي حَالَةِ الْخُطْبَةِ ، فَأَمَّا عِنْدَ الْأَذَانِ الْأَخِيرِ حِينَ خَرَجَ
الْإِمَامُ إلَى الْخُطْبَةِ وَبَعْدَ الْفَرَاغِ مِنْ الْخُطْبَةِ حِينَ أَخَذَ
الْمُؤَذِّنُ فِي الْإِقَامَةِ إلَى أَنْ يَفْرُغَ هَلْ يُكْرَهُ مَا يُكْرَهُ فِي
حَالِ الْخُطْبَةِ ؟ عَلَى قَوْلِ أَبِي حَنِيفَةَ يُكْرَهُ ، وَعَلَى قَوْلِهِمَا
لَا يُكْرَهُ الْكَلَامُ وَتُكْرَهُ الصَّلَاةُ وَاحْتَجَّا بِمَا رُوِيَ فِي
الْحَدِيثِ خُرُوجُ الْإِمَامِ يَقْطَعُ الصَّلَاةَ وَكَلَامُهُ يَقْطَعُ
الْكَلَامَ جَعَلَ الْقَاطِعَ لِلْكَلَامِ هُوَ الْخُطْبَةُ فَلَا يُكْرَهُ قَبْلَ
وُجُودِهَا ، وَلِأَنَّ النَّهْيَ عَنْ الْكَلَامِ لِوُجُوبِ اسْتِمَاعِ
الْخُطْبَةِ ، وَإِنَّمَا يَجِبُ حَالَةَ الْخُطْبَةِ بِخِلَافِ الصَّلَاةِ ؛
لِأَنَّهَا تَمْتَدُّ غَالِبًا فَيَفُوتُ الِاسْتِمَاعُ وَتَكْبِيرَةُ
الِافْتِتَاحِ