Marilah berjalan di atas manhaj Salaf yang sholeh berdasarka n apa yang disampaika n oleh Imam Mazhab yang empat, pemimpim /
imam ijtihad kaum muslim pada umumnya (Imam Mujtahid Mutlak) yang
bertalaqqi (mengaji) langsung dengan Salaf yang sholeh sehingga
mendapatka n pemahaman Salaf yang sholeh langsung dari lisannya mereka serta melihat sendiri penerapan, perbuatan serta contoh nyata dari Salaf yang sholeh.
Ingat manhaj Salaf yang sholeh bukan manhaj salaf karena salaf (orang-ora ng terdahulu) ada yang sholeh dan ada pula yang tidak sholeh seperti kaum khawarij. Contohnya Abdurrahma n ibn Muljam adalah seorang yang sangat rajin beribadah. Shalat dan shaum, baik yang wajib maupun sunnah, melebihi kebiasaan rata-rata orang di zaman itu.Namun terpangaru h oleh hasutan atau ghazwul fikri (perang pemahaman) orang-oran g Khawarij yang selalu berbicara mengatasna makan Islam. Sampai akhirnya, dialah yang ditugasi menjadi eksekutor pembunuhan Imam Sayyidina Ali ra.
Istilah manhaj salaf maupun mazhab salaf tidak pernah disampaika n oleh Imam Mazhab yang empat. Kedua istilah tersebutny a tampaknya disampaika n oleh mereka yang mengaku-ak u mengikuti Salaf yang sholeh namun tidak pernah bertalaqqi (mengaji) dengan Salaf yang sholeh.
Manhaj Salaf yang sholeh artinya jalan yang telah dilalui kaum
muslim terdahulu sehingga mencapai muslim yang sholeh atau muslim yang
ihsan
Nasehat Imam Sayyidina Ali ra kepada puteranya sebagaiman a yang telah dimuat dalam tulisan pada http:// mutiarazuhu d.wordpres s.com/ 2010/11/04/ nasehat-say yidina-ali -ra/ berikut kutipannya
***** awal kutipan ****
“Sejak awal aku bermaksud menolong mengembang kan akhlak yang mulia dan mempersiap kanmu menjalani kehidupan ini. Aku ingin mendidikmu menjadi seorang pemuda dengan akhlak karimah, berjiwa terbuka dan jujur serta memiliki pengetahua n yang jernih dan tepat tentang segala sesuatu di sekeliling mu.
Pada mulanya aku hanya ingin mengajarim u Kitab Suci, secara mendalam, mengerti seluk-belu k (tafsir dan takwil)nya , membekalim u dengan pengetahua n yang lengkap tentang perintah dan larangan-N ya (hukum-huk um dan syariat-Ny a) serta halal dan haramnya. Kemudian aku khawatir engkau dibingungk an oleh hal-hal yang diperselis ihkan di antara manusia, akibat perbedaaan pandangan di antara mereka dan diperburuk oleh cara berpikir yang kacau, cara hidup yang penuh dosa, egoisme dan kecenderun gan hawa nafsu mereka, sebagaiman a membingung kan mereka yang berselisih itu sendiri.
Oleh karena itu, kutuliskan , dalam nasihatku ini,prinsi p-prinsip dasar dari keutamaan, kemuliaan, kesholehan , kebenaran dan keadilan. Mungkin berat terasa olehmu, tetapi lebih baik membekali engkau dengan pengetahua n ini daripada membiarkan mu tanpa pertahanan berhadapan dengan dunia yang penuh dengan bahaya kehancuran dan kebinasaan . Karena engkau adalah pemuda yang sholeh dan bertaqwa, aku yakin engkau akan mendapatka n bimbingan dan pertolonga n Ilahi (taufik dan hidayah-Ny a) dalam mencapai tujuanmu. Aku ingin engkau berjanji pada dirimu untuk bersungguh -sungguh mengikuti nasihatku ini.
Ketahuilah wahai putraku, bahwa sebaik-bai knya wasiat adalah taqwa kepada Allah, bersunguh- sungguh menjalanka n tugas yang diwajibkan -Nya atasmu, dan mengikuti jejak langkah Rasullulla h dan orang-oran g yang sholeh dari keluargamu ”.
***** akhir kutipan *****
Jadi kalau tidak sholeh artinya telah gagal mengikuti Salaf yang sholeh telah gagal mengikuti Rasulullah shallallah u alaihi wasallam suri tauladan bagi seluruh manusia
Firman Allah ta’ala yang artinya,
“Sesungguhn ya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri tauladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatanga n) hari kiamat dan Dia banyak menyebut Allah”. (QS Al-Ahzab:2 1)
“Sungguh dalam dirimu terdapat akhlak yang mulia”. (QS Al-Qalam:4 )
Lantas aku (Sa'd bin Hisyam bin Amir) bertanya; "Wahai Ummul mukminin, beritahuka nlah kepadaku tentang akhlak Rasulullah shallallah u 'alaihi wasallam.' 'Aisyah menjawab; Bukankah engkau telah membaca Al Qur’an? Aku menjawab; Benar, Aisyah berkata; Akhlak Nabi shallallah u 'alaihi wasallam adalah Al Quran (HR Muslim 1233)
Dan telah menceritak an kepada kami Syaiban bin Farukh dan Abu Rabi' keduanya berkata; Telah menceritak an kepada kami Abdul Warits dari Abu At Tayyah dari Anas bin Malik dia berkata; Rasulullah shallallah u 'alaihi wasallam adalah "orang yang paling baik akhlaknya" (HR Muslim 4273)
Rasulullah bersabda "Sesungguhn ya orang yang terbaik di antara kalian ialah yang paling bagus akhlaknya." (HR Bukhari 5569)
Imam Mazhab yang empat telah menasehatk an bahwa untuk mencapai muslim yang sholeh atau muslim yang berakhlaku l karimah atau muslim yang ihsan adalah menjalanka n perkara syariat sebagaiman a yang mereka uraikan dalam kitab fiqih dan sekaligus menjalanka n tasawuf
Imam Syafi’i ~rahimahul lah menyampaik an nasehat (yang artinya) ,”Berusahala h engkau menjadi seorang yang mempelajar i ilmu fiqih dan juga menjalani tasawuf, dan janganlah kau hanya mengambil salah satunya. Sesungguhn ya demi Allah saya benar-bena r ingin memberikan nasehat padamu. Orang yang hanya mempelajar i
ilmu fiqih tapi tidak mau menjalani tasawuf, maka hatinya tidak dapat
merasakan kelezatan takwa. Sedangkan orang yang hanya menjalani tasawuf
tapi tidak mau mempelajar i ilmu fiqih, maka bagaimana bisa dia menjadi baik (ihsan)?” [Diwan Al-Imam Asy-Syafi' i, hal. 47]
Begitupula dengan nasehat Imam Malik ~rahimahul lah bahwa menjalanka n tasawuf agar manusia tidak rusak dan menjadi manusia berakhlak baik
Imam Malik ~rahimahul lah menyampaik an nasehat (yang artinya) “Dia yang sedang tasawuf tanpa mempelajar i fiqih (perkara syariat) rusak keimananny a , sementara dia yang belajar fikih tanpa mengamalka n Tasawuf rusaklah dia, hanya dia siapa memadukan keduanya terjamin benar” .
Muslim yang Sholeh atau Muslim yang berakhlaku l karimah atau muslim yang Ihsan adalah tujuan Rasulullah diutus oleh Allah Azza wa Jalla
Rasulullah menyampaik an yang maknanya “Sesungguhn ya aku diutus (Allah) untuk menyempurn akan Akhlak.” (HR Ahmad)
Seorang muslim dikatakan telah mengikuti atau mentaati Allah dan RasulNya sehingga mendapatka n maqom disisiNya atau dekat dengan Allah Azza wa Jalla adalah 4 golongan manusia yakni para Nabi (Rasululla h yang utama), para Shiddiqin, para Syuhada dan muslim yang sholeh
Firman Allah ta'ala yang artinya
“Dan barangsiap a yang menta’ati Allah dan Rasul(Nya) , mereka itu akan bersama-sa ma dengan orang-oran g yang dianugerah i ni’mat oleh Allah, yaitu : Nabi-nabi, para shiddiiqii n, orang-oran g yang mati syahid, dan orang-oran g saleh. Dan mereka itulah teman yang sebaik-bai knya .” (QS An Nisaa [4]: 69 )
Semakin dekat kita kepada Allah sehingga menjadi kekasihNya (Wali Allah)
Maqom Shiddiqin atau kedekatan dengan Allah diuraikan dalam tulisan pada http:// mutiarazuhu d.wordpres s.com/ 2011/09/09/ 2011/09/28/ maqom-wali- allah/
Semakin berilmu kita maka kita semakin takut kepada Allah Azza wa Jalla
Rasulullah bersabda ‘Kamu takut (takhsya / khasyyah) kepada Allah seakan-akan kamu melihat-Ny a (berma’rif at), maka jika kamu tidak melihat-Ny a maka sesungguhn ya Dia melihatmu.’ (HR Muslim 11)
Firman Allah ta’ala yang artinya “Sesungguhn ya yang takut kepada Allah di antara hamba-hamb a-Nya, hanyalah ulama, sesungguhn ya Allah Maha Perkasa lagi Maha Pengampu” (QS Al Faathir [35]:28)
Sungguh luas ilmuNya, semakin kita mendalami ilmuNya semakin tersungkur sujud kepadaNya
Rasulullah shallallah u alaihi wasallam bersabda: “Barangsiap a yang bertambah ilmunya tapi tidak bertambah hidayahnya , maka dia tidak bertambah dekat kepada Allah melainkan bertambah jauh
Sekali lagi kami sampaikan bahwa tanda-tand a
musilim yang dekat dengan Allah adalah muslim yang sholeh atau muslim
yang telah mencapai Ihsan atau muslim yang telah bermakrifa t,
minimal mereka yang selalu merasa diawasi oleh Allah Azza wa Jalla
atau yang terbaik mereka yang dapat melihat Allah dengan hati maka
mereka mencegah dirinya dari melakukan sesuatu yang dibenciNya , menghindar i perbuatan maksiat, menghindar i perbuatan keji dan mungkar hingga terbentukl ah muslim yang berakhlaku l karimah sesuai dengan tujuan beragama atau sesuai dengan tujuan Rasulullah shallallah u alaihi wasallam diutus oleh Allah Azza wa Jalla.
Jika belum dapat menyaksika n Allah dengan hati atau belum mencapai ma’rifat maka setiap kita akan bersikap atau melakukan perbuatan, ingatlah selalu perkataan Rasulullah shallallah u alaihi wasallam bahwa “Jika kamu tidak melihat-Ny a maka sesungguhn ya Dia melihatmu.’ (HR Muslim 11)
Wassalam
Zon di Jonggol , Kab Bogor 16830