PERTANYAAN :
Robi Herdian
Assalamu,a laikum, apa yg di mksud ayat muhkamat dn mu'tasyabi hat. . . ? Mhn penjlsanny . . .
JAWABAN :
Muhammad Mujtahid Muthlaq
Muhkamat: المتضح المعنى ; yang jelas maknanya.
Mutasyaabi haat: ما ليس بمتضح المعنى; yang tidak jelas maknanya.
@@Ayat-aya t Muhkamat : ayat yang dari sisi kebahasaan memiliki satu makna saja dan tidak memungkink an untuk ditakwil ke makna lain. Atau ayat yang diketahui dengan jelas makna dan maksudnya. Seperti firman Allah :
﴿ لَيْسَ كَمِثْلِهِ شَىءٌ ﴾ (سورة الشورى: ۱۱)
Maknanya: “Dia (Allah) tidak menyerupai sesuatupun dari makhluk-Ny a (baik dari satu segi maupun semua segi, dan tidak ada sesuatupun yang menyerupai -Nya)”. (Q.S. asy-Syura: 11)
﴿ وَلَمْ يَكُنْ لَهُ كُفُوًا أَحَدٌ ﴾ (سورة الإخلاص :4)
Maknanya: “Dia (Allah) tidak ada satupun yang menyekutui -Nya”. (Q.S. al Ikhlash : 4)
﴿ هَلْ تَعْلَمُ لَهُ سَمِيًّا ﴾ (سورة مريم :65)
Maknanya: “Allah tidak ada serupa bagi-Nya”. (Q.S. Maryam : 65)
@@Ayat-aya t Mutasyabih at : ayat yang belum jelas maknanya. Atau yang memiliki banyak kemungkina n makna dan pemahaman sehingga perlu direnungka n agar diperoleh pemaknaan yang tepat yang sesuai dengan ayat-ayat muhkamat. Seperti firman Allah :
﴿ الرّحْمٰنُ عَلَى العَرْشِ اسْتَوَى ﴾ (سورة طه :5)
Penafsiran terhadap ayat-ayat mutasyabih at harus dikembalik an kepada ayat-ayat muhkamat. Ini jika memang berkait dengan ayat-ayat mutasyabih at yang mungkin diketahui oleh para ulama. Sedangkan mutasyabih (hal yang tidak diketahui oleh kita) yang dimaksud dalam ayat
﴿ وَمَا يَعْلَمُ تَأْوِيْـل َهُ إِلاَّ اللهُ ﴾ (سورة ءال عمران : 7)
Menurut bacaan waqaf pada lafazh al Jalalah الله adalah seperti
saat kiamat tiba, waktu pasti munculnya Dajjal, dan bukan mutasyabih yang seperti ayat tentang istiwa') Q.S. Thaha : 5). Dalam sebuah hadits Rasulullah shallallah u 'alayhi wasallam bersabda :
" اعْمَلُوْا بِمُحْكَمِ هِ وَءَامِنُو ْا بِمُتَشَاب ِهِهِ" (حديث ضعيف ضعفا خفيفا)
Maknanya: “Amalkanla h ayat-ayat muhkamat yang ada dalam Al Qur'an dan berimanlah terhadap yang mutasyabih at dalam Al Qur'an". Artinya jangan mengingkar i adanya ayat-ayat mutasyabih at ini melainkan percayai adanya dan kembalikan maknanya kepada ayat-ayat yang muhkamat. Hadits inidla'if dengan kedla'ifan yang ringan.
Az-Zabidi mengatakan menukil dari al Qusyairi : "Bukankah ada pendapat yang mengatakan bahwa bacaan ayat (tentang takwil) tersebut adalah [ وَمَا يَعْلَمُ تَأْوِيْـل َهُ إِلاَّ اللهُ وَالرَّاسِ خُوْنَ فِي الْعِلْمِ] , seakan Allah menyatakan "orang yang mendalam ilmunya juga mengetahui takwilnya serta beriman kepadanya" karena beriman kepada sesuatu itu hanya dapat terwujud setelah mengetahui sesuatu itu, sedang sesuatu yang tidak diketahui tidak akan mungkin seseorang beriman kepadanya. Karenanya, Ibnu Abbas mengatakan : "Saya termasuk orang-oran g yang mendalam ilmunya".
[http://0.facebook.com/home.php?sk=group_196355227053960&view=doc&id=310298432326305&refid=7]