PERTANYAAN
:
Assalamualaikum. Bagaimana
khabare mbah ?? mau nanya nich, bagaimana hukumnya tajdidun nikah ? mohon
dilampirkan skalian ibaratnya, thanks sebelumnya. [Rijal
Ahmad].
JAWABAN
:
Wa'alaikumsalam. Mengenai
hukum tajdiid an-nikah (memperbaharui nikah/mbangun nikah-java-pent) terdapat
dua pendapat ulama :
1.Pendapat yang shahih
(kuat/benar) hukumnya boleh karena di dalam membangun nikah terdapat unsur
TAJAMMUL (memperindah) dan IHTIYAATH (kehati-hatian dari sepasang suami istri)
sebab bisa saja terjadi sesuatu yang bisa merusak nikah tanpa mereka sadari dan
membangun nikah menetralisir kemungkinan tersebut
2.Pendapat yang kedua
(pendapat lemah) tidak memperkenankan karena dapat merusak akad nikah yang
pertama
Keterangan diambil dari
:
أَنَّ
مُجَرَّدَ مُوَافَقَةِ الزَّوْجِ عَلَى صُورَةِ عَقْدٍ ثَانٍ مَثَلاً لاَ يَكُونُ
اعْتِرَافًا بِانْقِضَاءِ الْعِصْمَةِ اْلأُولَى بَلْ وَلاَ كِنَايَةَ فِيهِ وَهُوَ
ظَاهِرٌ إِلَى أَنْ قَالَ وَمَا هُنَا فِي مُجَرَّدِ طَلَبٍ مِنْ الزَّوْجِ
لِتَجَمُّلٍ أَوْ احْتِيَاطٍ فَتَأَمَّلْهُ.
"Sesungguhnya persetujuan
murni suami atas aqad nikah yang kedua (memperbarui nikah) bukan merupakan
pengakuan habisnya tanggung jawab atas nikah yang pertama, dan juga bukan
merupakan kinayah dari pengakuan tadi. Dan itu jelas ….s/d … sedangkan apa yang
dilakukan suami di sini (dalam memperbarui nikah) semata-mata untuk memperindah
atau berhati-hati". [ Tuhfah al-Muhtaaj VII/391 ].
وَلَوْ
جَدَّدَ رَجُلٌ نِكَاحَ زَوْجَتِهِ لَزِمَهُ مَهْرٌ آخَرُ ِلأَنَّهُ إِقْرَارٌ
بِالْفُرْقَةِ وَيَنْتَقِضُ بِهِ الطَّلاَقُ وَيَحْتَاجُ إِلَى التَّحْلِيْلِ فِى
الْمَرَّةِ الثَّالِثَةِ.
"Jika seorang suami
memperbaharui nikah kepada isterinya, maka wajib memberi mahar (mas kawin)
karena ia mengakui perceraian dan memperbaharui nikah termasuk mengurangi
(hitungan) cerai/talaq. Kalau dilakukan sampai tiga kali, maka diperlukan
muhalli". [ Al-Anwar Li A'maal al-Abroor II/156 ].
لو
جدد رجل نكاح زوجته لزمه مهر أخر لأنه إقرار في الفرقة وينتقص به الطلاق ويحتاج إلي
التحليل في المرة الثالثة.
"Seandainya seseorang
memperbaharui nikah dengan istrinya maka wajib baginya membayar mahar lagi
karena hal tersebut merupakan penetapan didalam perceraian (furqoh)". [
Al-Anwar Li A'maal al-Abroor VII/88 ].
- Haasyiyah al-Jamal ala
al-Minhaj IV/245 :
وعبارته:
لأن الثاني لايقال له عقد حقيقة بل هو صورة عقد خلافا لظاهر ما في الأنوار ومما
يستدل به على مسئلتنا هذه ما في فتح الباري في قول البخاري إلي أن قال قال ابن
المنير يستفاد من هذا الحديث ان إعادة لفظ العقد في النكاح وغيره ليس فسخا للعقد
الأول خلافا لمن زعم ذلك من الشافعية قلت الصحيح عندهم انه لايكون فسخا كما قاله
الجمهور إهـ
- Syarah Minhaj Li Shihab
Ibn Hajr IV/391 :
إن
مجرد موافقة الزوج على صورة عقد ثان مثلا لا يكون إعترافا بانقضاء العصمة الأولى بل
ولاكناية فيه وهو ظاهر لأنه مجرد تجديد طلب من الزوج لتجمل أو إحتياط
فتأمل.
Wallaahu A’lamu bis
Showaab. [Masaji
Antoro].