PERTANYAAN
:
Menyambut idul adha, mau
nanya ah.. Apakah boleh melakukan aqiqah pada hari idul adha? setahu saya, untuk
aqiqah di sunah kan untuk membagi nya dalam keadaan sudah matang.. kalau boleh
melakukan aqiqah pada hari idul adha, apakah boleh juga membagikannya
bersama-sama dengan kurban ? mohon penjelasan dari para asatidz. [Safri
Ishmayana].
JAWABAN
:
Menurut Imam Romli satu
kambing boleh dan cukup bila diniati untuk aqiqah sekaligus kurban meskipun
menurut Imam Ibnu Hajar tidak menganggapnya cukup.
مسئلة)
لو نوي العقيقة والضحية لم تحصل غير واحد عند حج ويحصل الكل عند مر اهـ
(Masalah) Apabila seseorang
meniati aqiqah dan qurban, maka tidak hasil kecuali satu (niat) menurut Imam
Ibnu Hajar dan bisa hasil keseluruhannya menurut Imam Muhammad Ramli. (Itsmid
al-‘Ain Hal 77).
Ibarot senada bisa dilihat
di : Bughyah alMustarsyidin 154, al-Baajuri II/304 dan al-Qalyubi
IV/255
Untuk pembagian daging
kurban pada dasarnya harus (wajib) dibagikan berupa daging mentah, karena maksud
nya adalah tamlik (memberi milik). Jika kurban itu nadzar, maka wajib semuanya
dibagikan pada fakir miskin dan berupa daging mentah. Jika kurbannya hanya sunah
(bukan nadzar), maka hrs ada sebagian yang dikasihkan fakir miskin dan diberikan
berupa daging mentah. Untuk sisanya boleh dibagikan bkn miskin (kaya) dan boleh
dengan sudah matang.
Sedangkan Aqiqah, yang
afdlol diberikan dengan wujud masakan, sebab maksud asalnya adalah untuk
hidangan. Namun jika diberikan berupa mentah, itu boleh saja. [
I'anatutthalibien Juz II. hlm. 333 ].
- I’aanah at-Thoolibiin
II/333 :
ويجب
التصدق ولو على فقير واحد بشيء نيئا ولو يسيرا من المتطوع بها
والأفضل
التصدق بكله إلا لقما يتبرك بأكلها وأن تكون من الكبد وأن لا يأكل فوق ثلاث والتصدق
بجلدها وله إطعام أغنياء لا تمليكهم ويسن أن يذبح الرجل بنفسه
(
وقوله نيئا ) أي ليتصرف فيه المسكين بما شاء من بيع وغيره فلا يكفي جعله طعاما
ودعاء الفقير إليه لأن حقه في تملكه لا في أكله
- I’aanah at-Thoolibiin
II/336 :
والتصدق
بمطبوخ يبعثه إلى الفقراء أحب من ندائهم إليها ومن التصدق نيئا ( وقوله ومن التصدق
نيئا ) أي وأحب من التصدق بها نيئا
Wallohu a'lam.
[Masaji
Antoro, Fajar Bashir].