639. MAKALAH: Mereka korban perang pemahaman
Mereka korban perang pemahaman
Dalam tulisan sebelumnya pada http://mut iarazuhud. wordpress. com/2011/1 0/21/meras a-paling-b enar/ terjawabla h sudah kenapa mereka selama ini merasa paling benar, paling tarjih, paling “nyunnah”, semua itu karena mereka merasa telah mengikuti pemahaman Salafush Sholeh namun kenyaataan nya mereka mengikuti pemahaman ulama-ulam a mereka sendiri.
Mereka terpengaru h oleh ulama-ulam a yang tidak disadari telah berlaku tidak jujur karena mengatasna makan pemahaman mereka sebagai pemahaman Salafush Sholeh. Bandingkan dengan para Imam Mazhab , mereka mengakui upaya ijtihad (upaya pemahaman) dan istinbat (menetapka n hukum perkara) yang mereka lakukan adalah upaya mereka sendiri dan selalu mengingatk an kepada para pengikut mereka untuk selalu merujuk darimana mereka mengambil yaitu Al Quran dan as Sunnah.
Ulama-ulam a mereka mengatasna makan pemahaman mereka sebagai pemahaman Salafush Sholeh adalah pengaruh gahzwul fikri (perang pemahaman) yang dilancarka n oleh kaum Zionis Yahudi agar umat muslim meninggalk an pemahaman para Imam Mazhab atau Imam Mujtahid yang merupakan imam/pemim pin kaum muslim dalam berijtihad dan beristinba th. Ulama-ulam a mereka terkena ghazwul fikri dengan gerakan anti mazhab adalah dikarenaka n mereka memahami Al Qur'an dan Hadits sebagian besar bersandark an secara otodidak atau belajar sendiri yang memungkink an dimasukan ghazwul fikri dari pusat-pusa t kajian Islam yang didirikan oleh kaum Zionis Yahudi.
Hal yang harus kita ingat selalu bagaimanap un mereka adalah saudara-sa udara muslim kita yang harus kita "perangi" maksudnya kita harus luruskan kesalahpah aman-kesal ahpahaman mereka. Janganlah mereka kita cela, hujat, atau perolok-ol ok karena mereka tetap termasuk manusia yang telah bersyahada t sehingga otomatis menjadi saudara muslim kita namun mereka terkena ghazwul fikri dari kaum Zionis Yahudi.
Rasulullah shallallah u alaihi wasallam bersabda “Akan keluar suatu kaum akhir jaman, orang-oran g muda yang pemahamann ya sering salah paham. Mereka banyak mengucapka n perkataan “Khairil Bariyyah” (maksudnya : suka berdalil dengan Al Qur’an dan Hadits). Iman mereka tidak melampaui tenggoroka n mereka. Mereka keluar dari agama sebagaiman a meluncurny a anak panah dari busurnya. Kalau orang-oran g ini berjumpa denganmu perangilah mereka (luruskan pemahaman mereka).” (Hadits Sahih riwayat Imam Bukhari 3342).
Kenapa dikatakan oleh Rasulullah dengan istilah "orang-ora ng muda" telah diuraikan dalam tulisan pada http://mut iarazuhud. wordpress. com/2011/1 0/15/orang -orang-mud a/
Pada hakikatnya mereka menjadi korban dari ghawul fikri adalah merupakan bagian dari pengaturan Allah Azza wa Jalla dan menjadi cobaan bagi kita kaum muslim pada umumnya. Tentulah kita harus menghadapi cobaan ini dengan sikap dan perbuatan yang dicintai oleh Allah Ar Rahmaan Ar Rahiim.
Kaum Yahudi yang pada masa kini dikenal dengan kaum Zionis Yahudi, merupakan orang-oran g yang paling keras permusuhan nya terhadap kaum muslim
Firman Allah ta’ala yang artinya, “orang-oran g yang paling keras permusuhan nya terhadap orang beriman adalah orang-oran g Yahudi dan orang-oran g Musyrik” ( QS Al Maaidah [5]: 82 ).
Kaum Zionis Yahudi atau juga dikenal dengan lucifier, freemason atau iluminati adalah mereka yang mengikuti apa yang dibaca oleh syaitan-sy aitan pada masa kerajaan Sulaiman. Kaum Zionis Yahudi berupaya keras agar umat muslim dapat mencintai mereka dan menjadikan mereka sebagai pemimpin dunia atau yang dikenal dengan “the new world order”
Telah dijelaskan tentang adanya kaum Zionis Yahudi dalam firman Allah ta'ala yang artinya
“Dan setelah datang kepada mereka seorang Rasul dari sisi Allah yang membenarka n apa (kitab) yang ada pada mereka, sebahagian dari orang-oran g yang diberi kitab (Taurat) melemparka n kitab Allah ke belakang (punggung) nya, seolah-ola h mereka tidak mengetahui (bahwa itu adalah kitab Allah) dan mereka mengikuti apa yang dibaca oleh syaitan-sy aitan pada masa kerajaan Sulaiman (dan mereka mengatakan bahwa Sulaiman itu mengerjaka n sihir), padahal Sulaiman tidak kafir (tidak mengerjaka n sihir), hanya syaitan-sy aitan lah yang kafir (mengerjak an sihir).” (QS Al Baqarah [2]: 101-102 )
Kaum Zionis Yahudi melancarka n ghazwul fikri (perang pemahaman) melalui gerakan atau paham anti mazhab atau gerakan agar kaum muslim merujuk kepada Al Qur'an dan Hadits dengan akal pikiran masing-mas ing tanpa mempedulik an kompetensi sebagai mujtahid
Protokol Zionis yang ketujuhbel as
"…Kita telah lama menjaga dengan hati-hati upaya mendiskred itkan para rohaniawan non-Yahudi (contohnya para Imam Mazhab yang empat) dalam rangka menghancur kan misi mereka, yang pada saat ini dapat secara serius menghalang i misi kita. Pengaruh mereka atas masyarakat mereka berkurang dari hari ke hari. Kebebasan hati nurani yang bebas dari paham agama telah dikumandan gkan diman-mana . Tinggal masalah waktu maka agama-agam a itu akan bertumbang an.."
Ghazwul fikri (perang pemahaman) yang dilakukan oleh Kaum Zionis Yahudi terhadap kaum muslim melalui pusat-pusa t kajian Islam yang mereka dirikan adalah dengan cara mengangkat kembali pola atau metodologi pemahaman ala pemahaman Ibnu Taimiyyah, Ibnu Qoyyim al Jauziah atau Muhammad bin Abdul Wahhab yakni pemahaman secara dzahir atau harfiah atau dengan metodologi “terjemahk an saja” sehingga segelintir umat Islam terjerumus pada kekufuran dalam i’tiqod. Padahal pada akhir hidupnya ulama Ibnu Taimiyyah telah bertobat dari kesalahpah amannya dalam i’tiqod.
Imam Ahmad ar-Rifa’i (W. 578 H/1182 M) dalam kitabnya al-Burhan al-Muayyad , “Sunu ‘Aqaidakum Minat Tamassuki Bi Dzahiri Ma Tasyabaha Minal Kitabi Was Sunnati Lianna Dzalika Min Ushulil Kufri”, “Jagalah aqidahmu dari berpegang dengan dzahir ayat dan hadis mutasyabih at, karena hal itu salah satu pangkal kekufuran” .
Imam besar ahli hadis dan tafsir, Jalaluddin As-Suyuthi dalam “Tanbiat Al-Ghabiy Bi Tabriat Ibn ‘Arabi” mengatakan “Ia (ayat-ayat mutasyabih at) memiliki makna-makn a khusus yang berbeda dengan makna yang dipahami oleh orang biasa. Barangsiap a memahami kata wajh Allah, yad , ain dan istiwa sebagaiman a makna yang selama ini diketahui (wajah Allah, tangan, mata, bertempat) , ia kafir secara pasti.”
Pemahaman dengan metodologi "terjemahk an saja" ala metodologi pemahaman Ibnu Taimiyyah sehingga salah paham tentang bid'ah juga dapat menjerumus kan segeilinti r umat Islam kedalam perselisih an, perdebatan , saling menyesatka n bahkan jatuh ke dalam kesyirikan .
Kita tidak boleh sembaranga n menuduh saudara muslim kita sebagai Ahlul Bid’ah karena bid'ah disini yang dimaksud adalah bid’ah dholalah.
Bid’ah dholalah adalah perbuatan syirik karena penyembaha n kepada selain Allah,
Bid'ah dholalah adalah perbuatan yang tidak ada ampunannya .
Rasulullah shallallah u alaihi wasallam bersabda
Ø¥ِÙ†َّ اللهَ Øَجَبَ اَلتَّÙˆْبَ Ø©َ عَÙ†ْ صَاØِبِ ÙƒُÙ„ِّ بِدْعَØ©ٍ
“Sesungguh nya Allah menutup taubat dari semua ahli bid’ah”. [Ash-Shahi hah No. 1620]
Bid’ah dholalah adalah perkara baru atau mengada-ad a yang bukan kewajiban (ditinggal kan tidak berdosa) menjadi kewajiban (ditinggal kan berdosa) atau sebaliknya , tidak diharamkan (halal) menjadi haram atau sebaliknya dan tidak dilarang (mubah/bol eh) menjadi dilarang (dikerjaka n berdosa) atau sebaliknya .
Rasulullah mencontohk an kita untuk menghindar i perkara baru dalam kewajiban (jika ditinggalk an berdosa)
Rasulullah bersabda, “Aku khawatir bila shalat malam itu ditetapkan sebagai kewajiban atas kalian.” (HR Bukhari 687). Sumber: http://www .indoquran .com/index .php?suran o=10&ayatn o=120&acti on=display &option=co m_bukhari
Begitu juga kita dapat ambil pelajaran dari apa yang terjadi dengan kaum Nasrani
‘Adi bin Hatim pada suatu ketika pernah datang ke tempat Rasulullah –pada waktu itu dia lebih dekat pada Nasrani sebelum ia masuk Islam– setelah dia mendengar ayat yang artinya, “Mereka menjadikan orang–oran g alimnya, dan rahib–rahi b mereka sebagai tuhan–tuha n selain Allah, dan mereka (juga mempertuha nkan) al Masih putera Maryam. Padahal, mereka hanya disuruh menyembah Tuhan Yang Maha Esa, tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) selain Dia. Maha suci Allah dari apa yang mereka persekutuk an.“ (QS at Taubah [9] : 31) , kemudian ia berkata: “Ya Rasulullah Sesungguhn ya mereka itu tidak menyembah para pastor dan pendeta itu“. Maka jawab Nabi shallallah u alaihi wasallam: “Betul! Tetapi mereka (para pastor dan pendeta) itu telah menetapkan haram terhadap sesuatu yang halal, dan menghalalk an sesuatu yang haram, kemudian mereka mengikutin ya. Yang demikian itulah penyembaha nnya kepada mereka.” (Riwayat Tarmizi)
Hanya Allah Azza wa Jalla yang berhak menetapkan kewajiban (ditinggal kan berdosa), larangan (dikerjaka n berdosa) dan pengharama n (dikerjaka n berdosa)
Rasulullah shallallah u alaihi wasallam bersabda, “Sesungguh nya Allah telah mewajibkan beberapa kewajiban, maka jangan kamu sia-siakan dia; dan Allah telah memberikan beberapa batas/lara ngan, maka jangan kamu langgar dia; dan Allah telah mengharamk an sesuatu, maka jangan kamu pertengkar kan dia; dan Allah telah mendiamkan beberapa hal sebagai tanda kasihnya kepada kamu, Dia tidak lupa, maka jangan kamu perbincang kan dia.” (Riwayat Daraquthni , dihasankan oleh an-Nawawi) .
Untuk itulah ulama yang berfatwa dalam perkara kewajiban (ditinggal kan berdosa), larangan (dikerjaka n berdosa) dan pengharama n (dikerjaka n berdosa) wajib berlandask an dengan apa yang telah ditetapkan oleh Allah Azza wa Jalla.
Pemahaman dengan metodologi "terjemahk an saja" adalah pemahaman secara ilmiah yakni pemahaman hanya bersandark an kepada akal pikiran (otak/logi ka/rasio) dan memori (ingatan).
Sedangkan untuk memahami Al Quran dan Hadits tidak bisa dengan hanya menyandark an pemahaman secara ilmiah. Untuk memahami Al Qur'an dan Hadits kita membutuhka n cahayaNya atau membutuhka n karunia dari Allah ta'ala yakni berupa pemahaman secara hikmah
Allah Azza wa Jalla berfirman yang artinya “Allah menganuger ahkan al hikmah (pemahaman yang dalam tentang Al Qur’an dan As Sunnah) kepada siapa yang dikehendak i-Nya. Dan barangsiap a yang dianugerah i hikmah, ia benar-bena r telah dianugerah i karunia yang banyak. Dan hanya Ulil Albab yang dapat mengambil pelajaran (dari firman Allah)“. (QS Al Baqarah [2]:269 )
Pemahaman secara hikmah tidak dimiliki oleh setiap manusia yang tidak bersyahada t karena mereka tidak termasuk orang yang dikehendak iNya bahkan kaum Zionis Yahudi adalah kaum yang dimurkai oleh Allah Azza wa Jalla.
Hadits yang diriwayatk an Sufyan bin Uyainah dengan sanadnya dari Adi bin Hatim. Ibnu Mardawih meriwayatk an dari Abu Dzar, dia berkata, “Saya bertanya kepada Rasulullah Shallallah u alaihi wasallam tentang orang-oran g yang dimurkai“, beliau bersabda, ‘Kaum Yahudi.’ Saya bertanya tentang orang-oran g yang sesat, beliau bersabda, “Kaum Nasrani.“
Pemahaman secara hikmah adalah pemahaman menggunaka n akal qalbu (hati atau lubb) sebagaiman a ulil albab
Firman Allah Azza wa Jalla yang artinya,
“Dan hanya Ulil Albab yang dapat mengambil pelajaran (dari firman Allah)“. (QS Al Baqarah [2]:269 )
“Dan tidak dapat mengambil pelajaran (daripadan ya) melainkan Ulil Albab” (QS Ali Imron [3]:7 )
Ulil albab dengan ciri utamanya sebagaiman firmanNya yang artinya
“(yaitu) orang-oran g yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam keadaan berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata): “Ya Tuhan kami, tiadalah Engkau menciptaka n ini dengan sia-sia, Maha Suci Engkau, maka peliharala h kami dari siksa neraka” (QS Ali Imran [3] : 191)
Hal ini telah kami uraikan dalam tulisan sebelumnya pada http://mut iarazuhud. wordpress. com/2011/1 0/15/berdi ri-duduk-b erbaring/
Kalimat majaz atau balaghoh hanya dapat dipahami dengan hati.
Hati adalah wadah cahayaNya , sarana mendapatka n petunjukNy a, tabir komunikasi antara hamba dengan sang Khaliq
Firman Allah Azza wa Jalla yang artinya
“Dan tidak mungkin bagi seorang manusiapun bahwa Allah berkata-ka ta dengan dia kecuali dengan perantaraa n wahyu atau dibelakang tabir atau dengan mengutus seorang utusan (malaikat) lalu diwahyukan kepadanya dengan seizin-Nya apa yang Dia kehendaki. Sesungguhn ya Dia Maha Tinggi lagi Maha Bijaksana” . (QS Asy Syuura [42]:51)
“Dan Kami telah menunjukka n kepadanya dua jalan” (pilihan haq atau bathil) (QS Al Balad [90]:10 )
“maka Allah mengilhamk an kepada jiwa itu (jalan) kefasikan dan ketakwaann ya“. (QS As Syams [91]:8 )
‘Fu’aad (hati) tidak pernah mendustai apa-apa yang dilihatnya ’ (QS An Najm [53]:11).
“Allah membimbing kepada cahaya-Nya siapa yang dia kehendaki, dan Allah memperbuat perumpamaa n-perumpam aan bagi manusia, dan Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.” (QS An Nuur [24]:35)
“Barangsia pa yang tiada diberi cahaya (petunjuk) oleh Allah tiadalah dia mempunyai cahaya sedikitpun ”. (QS An Nuur [24]:40 )
“Maka apakah orang-oran g yang dibukakan Allah hatinya untuk (menerima) agama Islam lalu ia mendapat cahaya dari Tuhannya (sama dengan orang yang membatu hatinya) ? Maka kecelakaan yang besarlah bagi mereka yang telah membatu hatinya untuk mengingat Allah. Mereka itu dalam kesesatan yang nyata. (QS Az Zumar [39]:22)
“Dan sesungguhn ya Kami jadikan untuk (isi neraka Jahannam) kebanyakan dari jin dan manusia, mereka mempunyai hati, tetapi tidak dipergunak annya untuk memahami (ayat-ayat Allah) dan mereka mempunyai mata (tetapi) tidak dipergunak annya untuk melihat (tanda-tan da kekuasaan Allah), dan mereka mempunyai telinga (tetapi) tidak dipergunak annya untuk mendengar (ayat-ayat Allah). Mereka itu sebagai binatang ternak, bahkan mereka lebih sesat lagi. Mereka itulah orang-oran g yang lalai“. (QS al A’raaf [7]:179)
Setiap dosa merupakan bintik hitam hati, sedangkan setiap kebaikan adalah bintik cahaya pada hati. Ketika bintik hitam memenuhi hati sehingga terhalang (terhijab) dari memahami Al Qur'an dan Hadits. Inilah yang dinamakan buta mata hati.
Sebagaiman a firman Allah ta’ala yang artinya,
“Dan barangsiap a yang buta (hatinya) di dunia ini, niscaya di akhirat (nanti) ia akan lebih buta (pula) dan lebih tersesat dari jalan (yang benar).” (QS Al Isra 17 : 72)
“maka apakah mereka tidak berjalan di muka bumi, lalu mereka mempunyai hati yang dengan itu mereka dapat memahami atau mempunyai telinga yang dengan itu mereka dapat mendengar? Karena sesungguhn ya bukanlah mata itu yang buta, tetapi yang buta, ialah hati yang di dalam dada.” (al Hajj 22 : 46)
Perang pemahaman yang dilakukan oleh kaum Zionis Yahudi, selain melalui gerakan anti mazhab, pemahaman secara ilmiah atau pemahaman secara dzahir, mereka juga melakukan gerakan anti tasawuf atau tharikat.
Salah satunya adalah perwira Yahudi Inggris bernama Edward Terrence Lawrence yang dikenal oleh ulama jazirah Arab sebagai Laurens Of Arabian. Laurens menyelidik i dimana letak kekuatan umat Islam dan berkesimpu lan bahwa kekuatan umat Islam terletak kepada ketaatan dengan mazhab (bermazhab ) dan istiqomah mengikuti tharikat-t harikat tasawuf.
Laurens telah membuktika n hujjahnya dengan sejarah, bagaimana gerakan tarikat Idrisiah di Maghribi (Maroko) berhasil dengan gemilang merebut kemerdekaa n dari penjajajah . Raja-raja kerajaan Osmaniah dan para tentaranya adalah terdiri dari ahli-ahli tharikat. Mereka berkhalwat beberapa hari sebelum keluar berperang.
Selain itu pihak orientalis atas arahan pihak kolonial telah menyelidik i juga tharikat-t harikat, antara lain Idrisiah di Libya dan beberapa negara Islam lainnya, termasuk kepulauan Melayu oleh Snouck Hurgronje orientalis Belanda di Indonesia
Hasil kajian dan laporan yang diberikan kepada pemerintah kolonial itulah yang menyebabka n lahirnya kecurigaan terhadap gerakan tharikat dalam Islam. Pihak penjajajah memandang gerakan tharikat berbahaya bagi kekuasaan mereka. Untuk menyekat dan menghapusk annya, Prof. Haji Abu Bakar Acheh dalam bukunya Syariat telah menyampaik an puncak timbulnya ordinan’s guru tahun 1925 di Indonesia. Melalui ordinan’s itu katanya, bagi guru-guru agama yang hendak mengajar agama terutamany a bidang tarikat hendaklah mendaftark an diri dan mendaftark an sekaligus kitab-kita b yang hendak diajarkan.
Laurens mengupah seorang ulama yang anti tharikat dan anti mazhab untuk menulis sebuah buku yang menyerang tarikat dan mazhab. Buku tersebut diterjemah kan ke dalam berbagai bahasa dan dibiayai oleh pihak orientalis . Beberapa saat kemudian kerajaan Arab Saudi setelah diambil alih oleh pemimpin yang bermazhab Wahabiah telah mengharamk an Tasauf (Tharikat) serta termasuk gerakan anti mazhab.
Selain menggunaka n media masa (buku dan majalah) untuk menghapusk an tharikat sufi, pihak musuh Islam juga menggunaka n berbagai cara lain, diantarany a mereka menciptaka n tharikat sesat (palsu) dan menyelewen gkan tharikat yang sebenarnya dengan menyelundu pkan ajaran-aja ran mereka ke dalam gerakan tharikat. Ajaran mereka itulah yang mendakwa konon mendapat wahyu, dilantik menjadi nabi, menjadi Nabi Isa, Imam Mahdi dan lain sebagainya . Di antaranya yang jelas kepada kita adalah gerakan Qadiani, Bahai, Ismailiah di India, pimpinan Agha Khan dll.
Gerakan tharikat sesat (palsu) telah dikembangk an di seluruh dunia dan ini menjadi alasan bagi ulama anti tharikat untuk menguatkan hujjah mereka bahwa tharikat bukanlah ajaran Islam termasuk bertawassu l itu suatu perbuatan sirik. Gerakan tharikat sesat tersebut tidak mustahil datang (tersebar) di negara kita sehingga merusak tharikat yang sebenarnya . Akibatnya pihak yang berwenang melakukan penyelidik an atas tharikat sesat tersebut kemudian membuat kesimpulan menyalahka n semua tharikat- tharikat yang ada termasuk tharikat yang haq.
Abuya Prof. DR. Assayyid Muhammad bin Alwi Almaliki Alhasani dalam makalahnya dalam pertemuan nasional dan dialog pemikiran yang kedua, 5 s.d. 9 Dzulqo’dah 1424 H di Makkah al Mukarromah , menyampaik an bahwa dalam kurikulum tauhid kelas tiga Tsanawiyah (SLTP) cetakan tahun 1424 Hijriyyah di Arab Saudi berisi klaim dan pernyataan bahwa kelompok Sufiyyah (aliran–al iran tasawuf) adalah syirik dan keluar dari agama. Kutipan makalah selengkapn ya ada pada http://mut iarazuhud. wordpress. com/2010/0 8/18/ekstr em-dalam-p emikiran-a gama/
Merekapun menyusun kurikulum pendidikan bekerjasam a dengan Amerika yang dibelakang nya adalah kaum Zionis Yahudi. Hal ini terurai dalam tulisan pada http://mut iarazuhud. wordpress. com/2011/0 2/07/musli m-bukanlah -ekstrimis /
Sejak dari dahulu kala di seluruh perguruan tinggi Islam tasawuf adalah tentang akhlak atau tentang ihsan
Dalam tasawuf, hal yang didalami memang adalah perkara ghaib
Kata ghoib, menurut beberapa kamus arab, seperti lisaanul arab berasal dari kata ghoba (tidak tampak, tidak hadir) kebalikan dari kata hadhoro atau dhoharo (hadir atau nampak). Ghaib adalah sesuatu yang tidak tampak dengan panca indera seperti mata kita atau sesuatu yang tidak tampak secara kasat mata.
Dalam diri manusia terdiri dari jasmani dan ruhani. Ruhani adalah bagian dari diri manusia yang tidak tampak atau ghaib. Ruhani adalah ruhNya yang didalamnya terdiri dari Akal Qalbu, Hati dan Nafsu. Contoh berapakah ukuran atau dimensi dari "hati yang lapang" atau "hati yang sempit"
Kaum Zionis Yahudi sangat takut sekali dengan kaum Sufi atau mereka yang Ihsan atau muhsin / muhsinin atau mereka yang menjadi Wali Allah karena jika seorang Wali Allah meminta kepada Allah Azza wa Jalla maka pasti dipenuhiNy a
Dalam sebuah hadits Qudsi , Rasulullah bersabda yang artinya,
"Bila Aku telah mencintain ya, maka Aku adalah pendengara nnya yang digunakann ya untuk mendengar, dan penglihata nnya yang digunakann ya untuk melihat dan tangannya yang digunakann ya untuk memukul dan kakinya yang digunakann ya untuk berjalan; jika dia meminta kepada-Ku niscaya Aku akan memberikan nya, dan jika dia meminta perlindung an kepada-Ku niscaya Aku akan melindungi nya”. (HR Bukhari)
Pencitraan hal yang buruk pada tasawuf atau tentang ihsan atau akhlak pada hakikatnya bagan dari rencana kaum Zionis Yahudi merusak kaum muslim dengan akhlak yakni dengan cara menjauhkan dari pengetahua n tentang tasawuf atau tentang Ihsan atau tentang akhlak. Sejalan dengan upaya secara dzahir yang telah dilakukan oleh kaum Zionis Yahudi dengan merusak akhlak kaum muslim melalui pornografi , sex bebas, gaya hidup bebas, narkoba dll.
Wallahu a'lam
Ditengah-t engah perbedaan pemahaman dan pengaruh ghazwul fikri yang dilakukan oleh kaum Zionis Yahudi maka kita sebaiknya mentaati firman Allah ta'ala dan Sunnah Rasulullah berikut,
Firman Allah ta'ala yang artinya,"Hai orang-oran g yang beriman, ta'atilah Allah dan ta'atilah Rasul (Nya), dan ulil amri di antara kamu. Kemudian jika kamu berlainan pendapat tentang sesuatu, maka kembalikan lah ia kepada Allah (Al Qur'an) dan Rasul (sunnahnya ), jika kamu benar-bena r beriman kepada Allah dan hari kemudian. Yang demikian itu lebih utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya". (QS An Nisaa [4]:59 )
Rasulullah shallallah u alaihi wasallam bersabda yang artinya,
“Sesungguhn ya umatku tidak akan bersepakat pada kesesatan. Oleh karena itu, apabila kalian melihat terjadi perselisih an (perbedaan pemahaman / berlainan pendapat) maka ikutilah kelompok mayoritas (as-sawad al a’zham).” (HR. Ibnu Majah, Abdullah bin Hamid, at Tabrani, al Lalika’i, Abu Nu’aim. Menurut Al Hafidz As Suyuthi dalam Jamius Shoghir, ini adalah hadits Shohih)
Marilah kita kembali kepada Al Qur'an dan As Sunnah dengan mengikuti sunnah Rasulullah yakni mengikuti kelompok mayoritas (as-sawad al a’zham) yakni mengikuti pemahaman pemimpin ijtihad (imam mujtahid mutlak) atau yang disebut dengan Imam Mazhab dan penejelasa n dari pengikutny a terdahulu sambil merujuk darimana mereka mengambil yaitu Al Quran dan as Sunnah.
Wassalam
Zon di Jonggol, Kab Bogor 16830