PERTANYAAN
:
Assalamu'alaikum para kyai,
gus, ustad, neng dan semuanya.. Saya mau nanya, bagaimana cara untuk menciptakan
keluarga yang sakinah, mawaddah wa rohmah ? Mohon bimbingannya, buat bekal
nanti.. Terimakasih. [Athiyyah
Ilahiyyah].
JAWABAN
:
Wa`alaikum salam.
Kesalahpahaman, ketidaksesuaian, pertentangan dan pergesekan lain sering terjadi
pada keluarga muda. Wajar, karena masing-masing berlatar belakang berbeda.
Bagaimana menyelesaikannya ?
Kenali
keluarga
Itulah sebabnya jauh
sebelum seorang pemuda berniat mengawini muslimah, Rasulullah berpesan untuk
mempelajari bentuk asal usul calon pasangan hidup. Mengenal pribadi-pribadi
dalam keluarga si calon, mengenal cara hidup, prinsip hidup, dan
kebiasaan-kebiasaan yang sudah mentradisi dalam keluarga itu. Bisa jadi,
pengenalan terhadap keluarga ini jauh lebih penting daripada kenal terhadap
calon pasangan itu sendiri! Tidak percaya?
Ibnu Majah dan Ad-Dhailami
meriwayatkan bahwa Rasulullah bersabda:
"Pilihlah untuk air mani
kamu sekalian, karena sesungguhnya keturunan itu kuat pengaruhnya."
Begitu juga Ibnu Adi dan
Ibnu Syakir telah meriwayatkan dari Aisyah secara marfu' tentang hadits
Rasulullah :
"Pilihlah untuk air mani
kamu sekalian. Karena sesungguhnya wanita-wanita itu melahirkan orang-orang yang
menyerupai saudara laki-laki dan perempuan mereka".
Keluarga, bagi setiap orang
adalah lingkungan khusus yang punya ciri khas tersendiri. Ini menyebabkan para
anggota keluarga mempunyai kesatuan emosional yang kuat dan jadilah keluarga
sebagai sebuah kelompok yang menyenangkan. Kebiasaan-kebiasaan yang ada di
dalamnya bisa tetap berakar hingga akhir hayat.
Betapa kuat pengaruh
lingkungan keluarga, pernah diselidiki oleh para ahli terhadap sebuah keluarga
yang punya kebiasaan berbuat jahat, mulai berjudi, mencuri dan merampok.
Ternyata sampai tujuh generasi berikutnya, sebagaian besar anggota keluarga
mewarisi kebiasaan buruk tersebut. Rata-rata mereka menjadi pejudi,ada yang
meneruskan profesi sebagai pencuri dan rampok.
Seorang yang berasal dari
keluarga cukup, tentunya terbiasa hidup serba bersih. Ibarat tak ada sehelai
rambut pun yang belum tersapu setiap hari di rumahnya. Tak sesudut ruangan pun
yang ditata tanpa cita rasa seni. Orang yang seperti ini bisa muntah karena bau
kamar mandi yang kehabisan kapur barus, atau ia segera menjadi tak kerasan bila
keadaan rumah berantakan.
Sebaliknya, orang yang
dibesarkan dalam rumah kecil dengan kehidupn sederhana, sudah terbiasa dengan
tali jemuran malang melintang di dalam rumah dengan bau baju yang pengap karena
hari hujan. Pakaian pun ditumpuk sekedarnya, karena tak memiliki lemari yang
cukup untuk menyimpan pakaian sembilan orang anggota keluarga. Orang dengan
kebiasaan hidup seperti ini seringkali tak lagi bisa menghargai keindahan. Bagi
mereka, rumah yang bersih dan menawarkan keindahan adalah mubazir. Yang penting
rumah bisa berlindung, tempat makan, tidur, itu sudah cukup. Kedua golongan ini
akan mempunyai banyak masalah jika bertemu dan menjadi pasangan hidup.
Masalah-masalah sepele, tapi karena telah terjadi hampir setiap hari, bisa
menjadi besar.
Bekas
yang hilang
Selain kebiasaan umum yang
berlaku dalam sebuah keluarga, ada juga hal-hal khusus yang dialami seseorang di
masa kecil yang turut menentukan perkembangan wataknya. Satu misal tentang
kedudukannya dalam anggota keluarga. Seorang anak perempuan di antara enam
bersaudara kandung laki-laki mungkin akan tumbuh gadis tomboy yang kasar. Si
anak sulung tumbuh menjadi orang yang terbiasa kerja keras, misalnya, sementara
si bungsu bisa jadi terbiasa dilayani.
Ada juga
peristiwa-peristiwa khusus yang menimbulkan pengaruh besar atau bahkan trauma,
sehingga membekaskan satu sifat khas, ada istri yang sulit untuk bisa
mempercayai suaminya. Segala tindakan suami ditanggapi penuh kecurigaan dan
prasangka buruk. Ternyata istri ini mempunyai pengalaman buruk terhadap ayahnya
di masa kecil. Sebelum kedua orang tuanya bercerai, selama bertahun-tahun ia
menyaksikan bagaimana ayahnya sering marah-marah, menampar, memukul ibu di depan
matanya, hanya karena persoalan-persoalan kecil.
Seorang anak yang menderita
sakit parah hingga bertahun-tahun di masa kecil, menjadi terbiasa dilindungi dan
dilayani oleh kakak-kakak dan orang tuanya. Ketika dewasa ia tetap meminta
hampir setiap orang untuk melayani dan menyenangkan dirinya. Ia tumbuh menjadi
orang yang tak mau tahu perasaaan orang lain.
Saling
pengertian
Setiap orang pasti
mempunyai kelebihan dan kekurangan. Ini adalah prinsip utama dalam hidup
bersuami istri. Saling memahami kekurangan masing-masing, saling tenggang rasa
dan penuh pengertian, tidak membesar-besarkan kekurangan pasangan hidupnya.
Sebaliknya, berusaha memahami dan menutup mata terhadap kekurangan teman hidup
itu, sambil terus mencari-cari kelebihannya, memperhatikan dan memikirkan
segi-segi baiknya.
Janganlah terlalu menuntut
suami atau istri untuk mau mengubah sifat dan kebiasaan hidupnya. Apalagi jika
sifat dan kebiasaan itu bentukan dari keluarga semenjak masa kecil. Dapat
diibaratkan dengan sebuah revolusi besar dan butuh proses amat
panjang.
Kunci penting lainnya dalam
masalah ini adalah keterbukaan antara suami dan istri. Suami harus tahu
sifat-sifat mana saja darinya yang tak disukai istri. Begitu juga sebaiknya,
jangan sampai ada ketidaksenangan yang mengganjal di hati. Selanjutnya, saling
memahami dan mau mengerti kekurangan masing-masing. Lebih baik lagi jika ada
keinginan untuk mau sedikit menyesuaikan diri.
Mengharap memperoleh
pasangan yang sempurna tidaklah mungkin ada. Mencari yang sesuai sifat dan
kebiasaan pun teramat sulit. Jauh lebih penting mencari pasangan yang seide,
seaqidah, karena di sanalah pokok dari segala permasalahan. Jika pokoknya sudah
sama, persoalan-persoalan selanjutnya bisalah diatasi. Tapi jika pokoknya saja
sudah bertentangan, ikatan kebahagiaan mudah sekali goyah.
Nasihat terakhir bagi
segenap insan yang telah menikah, kesiapan anda untuk berkerluarga sama artinya
dengan kesiapan untuk berkorban, lebih mementingkan kepentingan keluarga baru
daripada kepentingan pribadi. Bersiaplah untuk mengubah diri, sifat, dan
kebiasaan lama, untuk disesuaikan dengan kebutuhan keluarga baru anda. Kemudian
bersama istri dan anak-anak, menentukan sebuah langkah baru, sifat, dan
kebiasaan kekeluargaan yang islami. SEMOGA MEMBANTU. [Mujaawib : Mbah
Jenggot].