PERTANYAAN
:
NERAKA ITU ADA BERAPA
TEMPAT SIH DAN BUAT GOLONG APA SAJA DI PENGHUNINYA ? mohon bimbingannya kum.
[Rama
Rif].
JAWABAN
:
“Neraka mempunyai tujuh
pintu, untuk masing-masing pintu di huni (sekelompok pendosa yang ditentukan)”
(Qs al Hijr :44)
Diriwayatkan dalam Anwar
Nu'maniyah dan Biharul Anwar bahwa ketika Jibril turun membawa ayat di atas
tadi, Nabi saww memintanya untuk menjelaskan kondisi neraka. Jibril menjawab:
"Wahai Nabi Allah, sesungguhnya di dalam neraka ada tujuh pintu, jarak antara
masing-masing pintu sejauh tujuh puluh tahun, dan setiap pintu lebih panas dari
pintu yang lain, nama-nama pintu tersebut adalah:
1. Hawiyah (arti
harfiahnya: jurang), pintu ini untuk kaum munafik dan kafir.
2. Jahim, pintu ini untuk
kaum musyrik yang menyekutukan Allah.
3. Pintu ketiga untuk kaum
sabian (penyembah api).
4. Lazza, pintu ini untuk
setan dan para pengikutnya serta para penyembah api.
5. Huthamah (menghancurkan
hingga berkeping-keping), pintu ini untuk kaum Yahudi.
6. Sa'ir (arti harfiahnya:
api yang menyala-nyala), pintu ini untuk kaum kafir.
Tatkala sampai pada
penjelasan pintu yang ketujuh, Jibril terdiam. Nabi saw maminta Ia untuk
menjelaskan pintu yang ketujuh, Jibril pun menjawab: "Pintu ini untuk umatmu
yang angkuh"; yang mati tanpa menyesali dosa-dosa mereka.
Lalu, Nabi saw mengangkat
kepalanya dan begitu sedih, sampai beliau pingsan. Ketika siuman beliau berkata:
“Wahai jibril, sesunggguhnya engkau telah menyebabkan kesusahanku dua kali
lipat. Akankah umatku masuk Neraka?"
Kemudian Nabi saw mulai
menangis. Setelah kejadian itu, beliau tidak berbicara dengan siapapun selama
beberapa hari, dan ketika sholat beliau menangis dengan tangisan yang sangat
memilukan. Karena tangisannya ini, semua sahabat ikut menangis, kemudian mereka
bertanya: “Mengapa beliau begitu berduka?” Namun beliau tidak
menjawab.
Saat itu, Imam Ali as
sedang pergi melaksanakan satu misi, maka para sahabat pergi mengahadap sang
wanita cahaya penghulu wanita syurga, Sayyidah Fathimah as, mereka mendatangi
rumah suci beliau, dan pada saat itu Sayyidah Fatimah as sedang mengasah gerinda
sambil membaca ayat “Padahal kehidupan akhirat itu lebih baik dan lebih kekal”
(al-A'la:17).
Para sahabat pun
menceritakan keadaan ayahnya (Rasulullah saw). Setelah mendengar semua itu,
Sayyidah Fatimah as bangkit lalu mengenakan jubahnya (cadar) yang memiliki dua
belas tambalan yang dijahit dengan daun pohon korma. Salman al-Farisi yang hadir
bersama orang-orang ini terusik hatinya setelah melihat jubah Sayyidah Fathimah
as, lalu berkata: " Aduhai! Sementara putri-putri kaisar dan kisra (penguasa
Persia kuno) duduk di atas singgasana emas, putri Nabi ini tidak mempunyai
pakaian yang layak untuk dipakai”.
Ketika Sayyidah Fathimah as
sampai di hadapan sang ayah, Ia melihat keadaannya yang menyedihkan dan juga
keadaan para sahabatnya, kemudian ia berkata: "Wahai Ayahanda, Salman terkejut
setelah melihat jubahku yang sudah penuh dengan robekan, aku bersumpah, demi
tuhan yang telah memilihmu menjadi Nabi, sejak lima tahun lalu kami hanya
memiliki satu helai pakaian di rumah kami, pada waktu siang kami memberi makan
unta-unta dan pada waktu malam kami beristirahat, anak-anak kami tidur
beralaskan kulit dengan daun-daun kering pohon kurma. Nabi berpaling ke arah
Salman dan berkata "Apakah engkau memperhatikan dan mengambil
pelajaran?”
Sayyidah Fathimah az-Zahra
melihat -karena tangisan yang tidak terhenti- wajah Nabi menjadi pucat dan
pipinya menjadi cekung. Sebagaimana yang di ceritakan oleh Kasyfi, bahwa bumi
tempat beliau duduk telah menjadi basah dengan air mata. Sayyidah Fathimah as
berkata kepada ayahnya, semoga hidupku menjadi tebusanmu, “Mengapa Ayahanda
menangis?” Nabi saww menjawab, "Ya Fathimah, mengapa aku tidak boleh menangis?,
karena sesungguhnya Jibril telah menyampaikan kepadaku sebuah ayat yang
menggambarkan kondisi neraka. Neraka mempunyai tujuh pintu, dan pintu-pintu itu
mempunyai tujuh puluh ribu celah api. Pada setiap celah ada tujuh puluh ribu
peti mati dari api, dan setiap peti berisi tujuh puluh ribu jenis
azab”.
Ketika Sayyidah Fathimah
mendengar semua ini, beliau berseru, "Sesungguhnya orang yang dimasukkan kedalam
api ini pasti menemui ajal". Setelah mengatakan ini beliau pingsan. Ketika
siuman, beliau as berkata, "Wahai yang terbaik dari segala mahluk, siapakah yang
patut mendapat azab yang seperti itu?” Nabi saww menjawab, "Umatku yang
mengikuti hawa nafsunya dan tidak memelihara sholat, dan azab ini tidak seberapa
bila dibandingkan dengan azab-azab yang lainya.
Setelah mendengar ucapan
ini setiap sahabat Nabi saww menangis dan meratap, "Derita perjalanan alam
akhirat sangat jauh, sedangkan perbekalan sangat sedikit". Sementara sebagian
lagi menangis dan meratap, "Aduhai seandainya ibuku tidak melahirkanku, maka aku
tidak akan mendengar tentang azab ini", Ammar bin Yasir berkata, "Andaikan aku
seekor burung, tentu aku tidak akan ditahan (di hari kiamat) untuk di hisab”.
Bilal yang tidak hadir di sana datang kepada Salman dan bertanya sebab-sebab
duka cita itu, Salman menjawab, "Celakalah engkau dan aku, sesungguhnya kita
akan mendapat pakaian dari api, sebagai pengganti dari pakaian katun ini dan
kita akan diberi makan dengan zaqqum (pohon beracun di Neraka). Masihkah kita
memandang remeh ancaman siksa neraka? Atau biarkan diri kita lalai dan sibuk
dengan kesenangan dunia yang sementara ini? [Mbah
Jenggot].