Bismillahir rohmaanir
rohiim. Ibnu Arobi, salah satu ulama sufi yang begitu terkenal didunia islam,
namun terlepas dari ke'ulamaan'-nya beliau juga seorang ulama yang tak lepas
dari kontrovesi, penilaian ulama lain terhadap dirinya. Maka dapat disimpulkan,
bahwa para ulama terpecah dalam empat (4) firqoh/golongan dalam hal ini. 1.
Golongan ulama yang mengi'tiqodkan atas wilayahnya (kewaliannya) dan
kema'rifatannya. 2. Golongan ulama yang menganggapnya sesat 3. Golongan ulama
yang tawaquf untuk menilainya, dan 4. Golongan ulama yang menggabungkan antara
penilaian sufi dan fiqih,dan mengambil jalan tengah. Sebutlah seorang ulama yang
bernama "Burhanuddin Al-buqo'i" (برهان الدين البقاعي), beliau menulis sebuah
kitab yang diberi nama "Tanbihu Al-ghobiy bi Takfiri Ibni 'Arobi" (تنبيه الغبي
بتكفير ابن العربي), beliau menilai Ibnu 'Arobi berada dalam 'kekufuran' Maka
seorang ulama ahli tafsir kenamaan (syafi'iyyah), beliau adalah Al-imam
Jalaluddin As-suyuthi, tidak sependapat atas penilaian Syeikh burhanuddin
al-buqo'i (mengganggap kufur Ibnu 'Arobi).
Oleh karenanya, Al-imam
Jalaluddin As-suyuthi menyampaikan penolakannya dalam sebuah risalah, yang
risalah ini beliau beri nama "Tanbiatu Al-ghobiy bi Tabri_ati Ibni 'Arobi"
(تنبئة الغبي بتبرئة ابن عربي). As-suyuthi dalam risalahnya menyatakan Ibnu
'Arobi bebas dari tuduhan 'kufur' yang dilayangkan oleh Syeikh Burhanuddin
Al-buqo'i. BERIKUT HIKAYAT KEWALIAN IBNU 'AROBI DAN HADIAH ATAQOH-NYA Imam
As-suyuthi menulisnya dalam risalah beliau, hikayatnya sebagai berikut
:
قال
وحكى لى الشيخ عبد العزيز : ان شخصا كان بدمشق فرض على نفسه ان يلعن ابن عربي كل
يوم عقب كل صلاة عشر مرات، فاتفق لانه مات وحضر ابن عربي مع الناس جنازته ثم رجع
وجلس فى بيت بعض اصحابه وتوجه الى القبلة، فلما جاء وقت الغذاء احضر اليه الغذاء
فلم يأكل ولم يزل على حاله متوجها، يصلى الصلوات ويتوجه الى ما بعد العشاء
الاخرة.فالتفت وهو مسرور وطلب الطعام، فقيل له فى ذلك. فقال التزمت مع الله ألا آكل
ولا اشرب حتى يغفر لهذا الرجل الذى كان يلعننى فبقيت كذلك وذكرت له سبعين الف "لا
اله الا الله" ورأيته، وقد غفر له.
Aku menerima hikayat ini
dari Syeikh Abdul Aziz: "Bahwa ada seseorang dikota damaskus, ia wewajibkan
dirinya untuk melaknat Ibnu 'Arobi 10 kali pada setiap ia selesai melaksanakan
sholat fardhu dan ia lakukan itu setiap hari, hingga ajal menjemputnya. Ketika
orang ini wafat, maka Ibnu 'Arobi datang beserta manusia lainnya untuk ikut
mensholati jenazahnya, kemudian setelah selesai mensholati ia pergi dari tempat
itu dan menuju rumah sahabatnya. Dirumah sahabatnya, ia (Ibnu 'Arobi) duduk
menghadap qiblat, hingga datang waktu makan petang, makanan pun disiapkan oleh
sahabatnya, namun ia tak mau makan, ia terus duduk menghadap qiblat, hanya
ketika datang waktu sholat fardhu ia menghentikan muwajahnya untuk melaksanakan
sholat fardhu dan sholat lainnya, setelah selesai melaksanakan sholat, Ia (Ibnu
'Arobi) kembali duduk muwajahah hingga waktu isya terakhir (menjelang waktu
subuh). Ia selesai dalam muwajahahnya dan terlihat sangat gembira, kemudian ia
meminta makanan pada sahabatnya.
Sahabat Ibnu 'Arobi
menanyakan akan apa yang dilakukan Ibnu 'Arobi, maka Ibnu 'Arobi menjawab : "Aku
mewajibkan diriku kepada Allah (nadzar kepada Allah) untuk tidak makan dan tidak
minum, sehingga Allah mengampuni orang/jenazah yang selama hidupnya telah
melaknatku, maka aku melakukan itu, dan aku berdzikir dengan kalimat "Laa ilaaha
illallah" sebanyak 70.000 kali, dan aku hadiahkan pada orang/jenazah yang telah
melaknatku, dan aku menyaksikan bahwa Allah telah mengampuninya". Terlepas lagi
dari penilaian para ulama atas beliau,maka patut diperhatikan apa yang
disampaikan seorang ulama yang bernama Syarofuddin Al-munawiy, beliau mempunyai
sikap sebagai berikut :
ان
السكوت عنه اسلم، وهذا هو اللائق بكل ورع يحشى على نفسه
"Sesungguhnya memilih diam
(tidak ikut menilai pada Ibnu 'Arobi) adalah sikapyang dinilai paling selamat,
karena sikap ini layak bagi hamba yang waro' yang mengkhawatirkan atas dirinya
(jika salah menilai Ibnu 'Arobi)". Wallohu a'lam. [Santrialit].
Sumber :
(تنبئة
الغبي بتبرئة ابن عربي)
"Tanbi_atu al-ghobiy bi
tabri_ati Ibni 'arobi" , halaman 7-8. Risalah karya Al-Imam Jaluluddin
As-suyuthi.
LINK ASAL :
www.fb.com/groups/piss.ktb/1240512922638180/
www.fb.com/notes/1278982018791270