PERTANYAAN
:
Assalamu alaikum para ustad
ustadzah. Sebelumnya mohon maaf saya ingin bertanya. Jika ada seorang wanita
tidak pernah haid, kemudian di cerai suaminya, dan ia tetap tidak pernah haid
sampai kira-kira lebih 5 tahunan, kemudian ada orang yang melamar. Pertanyaanya
:
1. Apakah iddahnya harus
menunggu sampai usia 63 tahun atau bagaimana ?.
2. Adakah qoul ulama' yang
memperbolehkan wanita tersebut untuk menikah lagi, (walaupun qoul dloif, atau di
luar madzhab syafi'i) ?.
Mohon referensinya,
[Alexander
Wudad]
JAWABAN
:
Wa’alaikum salam
warohmatiullahi wabarokatuh.
1. Wanita yang tidak pernah
haid sama sekali maka iddahnya adalah 3 bulan, setelah itu boleh menikah lagi,
tidak perlu nunggu sampai umur 63 tahun. Lihat Kitab Roudhoh (8/370)
:
الصنف
الثالث : من لم تر دما ليأس ، وصغر ، أو بلغت سن الحيض أو جاوزته ولم تحض ، فعدتها
ثلاثة أشهر بنص القرآن
Macam mu'taddah yang ke 3
adalah orang yang tidak terlihat adanya haid sebab sudah habis masa haidnya
(menopause) dan anak-anak, atau telah sampai umur haid atau melebihi umur haid
tapi tidak mengeluarkan darah haid, maka iddahnya adalah 3 bulan berdasarkan
nash al qur'an. Ini nash al qur'annya, surat at-Thalaq ayat 4 :
وَالَّائِي
يَئِسْنَ مِنَ الْمَحِيضِ مِنْ نِسَائِكُمْ إِنِ ارْتَبْتُمْ فَعِدَّتُهُنَّ
ثَلَاثَةُ أَشْهُرٍ وَالَّائِي لَمْ يَحِضْنَ ۚ
"Dan perempuan-perempuan
yang tidak haid lagi (monopause) di antara perempuan-perempuanmu jika kamu
ragu-ragu (tentang masa iddahnya) maka iddah mereka adalah tiga bulan; dan
begitu (pula) perempuan-perempuan yang tidak haid. "
- Kitab Fathul Qorib
:
وإن
كانت تلك المعتدة صغيرة أو كبيرة لم تحض أصلا ولم تبلغ سِنَّ اليأس أو كانت
متحيرة أو آيسة فعدتها ثلاثة أشهر هلالية إن انطبق طلاقها على أول
الشهر.
فإن
طلقت في أثناء شهر فبعده هلالان، ويكمل المنكسر ثلاثين يوما من الشهر
الرابع
- Kitab Kifayatul Akhyar
:
النَّوْع
الثَّالِث من لم تَرَ دَمًا إِمَّا لصِغَر أَو اياس أَو بلغت سنّ الْحيض وَلم
تَحض فَعدَّة هَؤُلَاءِ بِالْأَشْهرِ قَالَ الله تَعَالَى {وَاللَّائِي يَئِسْنَ
مِنَ الْمَحِيضِ مِنْ نِسَائِكُمْ إِنِ ارْتَبْتُمْ فَعِدَّتُهُنَّ ثَلاثَةُ
أَشْهُرٍ وَاللَّائِي لَمْ يَحِضْنَ} يَعْنِي كَذَلِك قَالَ أبي بن كَعْب رَضِي
الله عَنهُ أول مَا نزل من الْعدَد {وَالْمُطَلَّقَاتُ يَتَرَبَّصْنَ
بِأَنْفُسِهِنَّ ثَلاثَةَ قُرُوءٍ} فارتاب نَاس فِي عدَّة الصغار والآيسات فَأنْزل
الله تَعَالَى {وَاللَّائِي يَئِسْنَ} الْآيَة
2. Menurut qaol jadid harus
menunggu sampai usia menopouse yaitu usia minimal 60 tahun. Tetapi menurut qaol
qodhim yang dipilih oleh ashabu syafi'iyyah wanita tersebut cukup menunggu dari
mulai talaq sampai rata-rata hamil, yaitu 9 bulan, dan apabila haid maka
iddahnya 3 kali suci tetapi jika tidak haid ditambah 3 bulan jadi iddahnya 9 +
3 = 12 bulan. Sedangkan menurut ashabu syafiiyyah yang lain wanita tersebut
harus menunggu maksimal masa kehamilan yaitu 4 tahun di tambah iddah 3 bulan
jadi 4 tahun + 3 bulan. Dan menurut pendapat yang lain wanita tersebut cukup
menunggu minimal masa kehamilan yaitu 6 bulan di tambah iddah 3 bulan jadi 6 +
3 bulan = 9 bulan. Nah, dari sekian banyak pendapat, yang paling unggul adalah
pendapat yang kedua yaitu rata-rata masa kehamilan ditambah iddah 3 bulan = 12
bulan. Lihat Kitab Mahalli lil-Qolyubiy, juz 4 halaman 42 :
أولالعلة
تعرف وكذافى الجديد تصبرحتى تحيض فتعتد بالأقراءأوتيأس فتعتد بالأشهر وفي القديم
تتربص تسعة أشهرمدة الحمل غالباوفي قول من القديم أربع سنين أكثرمدة الحمل وفي
القول مخرج عليه ستة أشهرأقل مدة الحمل لظهورأمارته فيها وجبة الأقراء ثم تعتد
بالأشهرإذالم يظهرحمل
Masih dalam kitab dan
halaman yang sama ; tentang wanita yang tidak pernah haid sama sekali walaupun
pernah melahirkan dan nifas :
وحرة لم تحض أصلا أو يئست من الحيض عدتها بثلاثة أشهر قال تعالى واللائي
يئسن من المحيض من نسائكم إن ارتبتم فعدتهن ثلاثة أشهر
واللائي
لم يحضن أي فعدتهن كذلك والمراد بالأشهر الهلالية
قوله
: ( لم تحض ) وإن ولدت ورأت نفاسا كما مر .
Wallahu a’lam [Mujaawib :
Ustadz Nur
Hamzah,
Ustadzh Dewi
Rosita]
LINK ASAL :
www.fb.com/groups/piss.ktb/1202118526477620/
www.fb.com/notes/1253854677970671