PERTANYAAN
:
Assalamu'alaikum, saya ingin menanyakan status orang yang melakukan bunuh diri, apakah masuk surga atau neraka ??? terimakasih. [Ficky Show].
JAWABAN :
Wa alaikumus salaam warohmatulloh, orang bunuh diri masuk ke dalam kehendak Allah, tidak bisa langsung divonis kafir dan masuk neraka, sebagaimana dijelaskan di kitab syarah Nawawi 'ala muslim (1/299) :
Bab tentang dalil bahwa orang yang membunuh dirinya tidak dihukumi kafir
Dari Jabir, bahwa Ath-Thufail bin Amr Ad-Dausiy datang kepada Nabi shollallohu alaihi wasallam lalu berkata, “Ya Rasulullah, apakah engkau mau berada dalam benteng yang kokoh dan kuat ?”. (Benteng itu milik keluarga Daus di zaman Jahiliyah). Rasulullah shollallohu alaihi wasallam menolak untuk itu, karena sudah ada yang disimpankan Allah pada golongan Anshar. Ketika Nabi shollallohu alaihi wasallam hijrah ke Madinah, Ath-Thufail bin Amr juga hijrah ke sana disertai seseorang dari kaumnya. Ternyata mereka tidak kerasan tinggal di Madinah. Kemudian orang yang menyertai Ath-Thufail bin Amr tersebut sakit. Dia tidak sabar dengan sakitnya, maka diambilnya anak panah bermata lebar miliknya. Dengan itu dia potong ruas-ruas jarinya, sehingga kedua tangannya mengalirkan darah dengan deras, sehingga mati.
Suatu hari Ath-Thufail bin Amr memimpikan orang itu. Dalam mimpinya Ath-Thufail melihat orang tersebut dalam keadaan baik, tetapi dia menutupi kedua tangannya. Lalu Ath-Thufail bertanya, “Apa tindakan Tuhanmu terhadapmu ?”. Orang itu menjawab, “Dia mengampuniku karena hijrahku kepada Nabi-Nya shollallohu alaihi wasallam”.Ath-Thufail bertanya lagi, “Kenapa aku lihat engkau menutupi kedua tanganmu ?”.Orang itu menjawab, “Dikatakan kepadaku : “Kami tidak akan memperbaiki dirimu apa yang telah engkau rusak”.Kemudian Ath-Thufail menceritakan mimpinya kepada Rasulullah shollallohu alaihi wasallam lalu beliau berdoa, “Ya Allah, untuk kedua tangannya, maka ampunilah dia”. (HR. Muslim).
- Penjelasan imam Nawawy :
Adapun hukum-hukum dalam
hadis ini, maka di dalamnya terdapat hujjah bagi kaedah yang agung untuk
kelompok ahlus sunnah wal jama'ah bahwa orang yang membunuh dirinya atau
melakukan maksiyat lainnya kemudian meninggal tanpa bertaubat maka tidak
dihukumi kafir dan tidak dipastikan masuk neraka, tetapi dia masuk kedalam hukum
kehendak Allah. Dan hadis ini adalah penjelasan bagi hadis-hadis sbelumnya yang
disalah pahami makna dhohirnya, yaitu langgengnya orang yang bunuh diri dan
pemilik dosa besar di dalam neraka. Dalam hadis juga ada penetapan hukuman bagi
sebagian orang yang bermaksiyat, karena orang ini dihukum sebab kedua
tangannya.dalam hadia terdapat penolakan terhadap kaum murji'ah yang berpendapat
bahwa maksiyat itu tidak membahayakan.
Orang yang mati bunuh diri tidak mengeluarkan dia dari islam. Dan seandainya dia masuk neraka maka dia tidak akan kekal di dalam nya.
Dalam menyikapi hadits :
Atau hadits :
Seandainya ada mengatakan
dengan hanya ma'na dzohir hadits nya saja maka akan ta'arudh(berbenturan dengan
ayat atau hadits yang lain yang menyatakan bahwa setiap muslim itu akan masuk
surga walaupun mampir dulu di neraka)
Ta'arudh dengan ayat :
Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni dosa syirik, dan Dia mengampuni segala dosa yang selain dari (syirik) itu, bagi siapa yang dikehendaki-Nya. Barangsiapa yang mempersekutukan Allah, maka sungguh ia telah berbuat dosa yang besar. Surah An-Nisa' (4:48).
Dan juga ta'arudh dengan hadits :
Juga hadits :
Juga hadits mutawatir :
Sebagaimana tercantum dalam kitab :
Kesimpulan :
Jadi orang yang bunuh diri itu tidak kekal di neraka jika tidak menghalalkan pekerjaannya itu. Adapun hadits hadits yang dzohirnya kekal di neraka itu masih banyak ta'wilan ulama mengenai nya sebagai mana yang telah dibahas di atas. Berikut beberapa ta'wilan agak serupa dengan imam nawawi oleh imam qustolani dalam syarah bukhorinya irsyadu sari. Mengenai hadits :
LINK DISKUSI :
www.fb.com/groups/piss.ktb/928651520490990/
Assalamu'alaikum, saya ingin menanyakan status orang yang melakukan bunuh diri, apakah masuk surga atau neraka ??? terimakasih. [Ficky Show].
JAWABAN :
Wa alaikumus salaam warohmatulloh, orang bunuh diri masuk ke dalam kehendak Allah, tidak bisa langsung divonis kafir dan masuk neraka, sebagaimana dijelaskan di kitab syarah Nawawi 'ala muslim (1/299) :
باب
الدليل على أن قاتل نفسه لا يكفر
عَنْ
جَابِرٍ اَنَّ الطُّفَيْلَ بْنَ عَمْرٍو الدَّوْسِيَّ اَتَى النَّبِيَّ ص فَقَالَ:
يَا رَسُوْلَ اللهِ، هَلْ لَكَ فِى حِصْنٍ حَصِيْنٍ وَ مَنْعَةٍ؟ (قَالَ حِصْنٌ
كَانَ لِدَوْسٍ فِى اْلجَاهِلِيَّةِ) فَاَبَى ذلِكَ النَّبِيُّ ص لِلَّذِى ذَخَرَ
اللهُ لِـْلاَنْصَارِ. فَلَمَّا هَاجَرَ النَّبِيُّ ص اِلَى اْلمَدِيْنَةِ هَاجَرَ
اِلَيْهِ الطُّفَيْلُ بْنُ عَمْرٍو وَ هَاجَرَ مَعَهُ رَجُلٌ مِنْ قَوْمِهِ.
فَاجْتَوَوُا اْلمَدِيْنَةَ فَمَرِضَ فَجَزِعَ فَاَخَذَ مَشَاقِصَ لَهُ، فَقَطَعَ
بِهَا بَرَاجِمَهُ، فَشَخَبَتْ يَدَاهُ حَتَّى مَاتَ. فَرَآهُ الطُّفَيْلُ بْنُ
عَمْرٍو فِى مَنَامِهِ. فَرَآهُ وَ هَيْئَتُهُ حَسَنَةٌ. وَ رَآهُ مُغَطِّيًا
يَدَيْهِ فَقَالَ لَهُ: مَا صَنَعَ بِكَ رَبُّكَ؟ فَقَالَ غَفَرَلِى بَهِجْرَتِى
اِلَى نَبِيِّهِ ص. فَقَالَ: مَا لِى اَرَاكَ مُغَطِّيًا يَدَيْكَ؟ قَالَ قِيْلَ
لِى. لَنْ نُصْلِحَ مِنْكَ مَا اَفْسَدْتَ. فَقَصَّهَا الطُّفَيْلُ عَلَى رَسُوْلِ
اللهِ ص. فَقَالَ رَسُوْلُ اللهِ ص. اَللّهُمَّ وَ لِيَدَيْهِ فَاغْفِرْ.
مسلم
Bab tentang dalil bahwa orang yang membunuh dirinya tidak dihukumi kafir
Dari Jabir, bahwa Ath-Thufail bin Amr Ad-Dausiy datang kepada Nabi shollallohu alaihi wasallam lalu berkata, “Ya Rasulullah, apakah engkau mau berada dalam benteng yang kokoh dan kuat ?”. (Benteng itu milik keluarga Daus di zaman Jahiliyah). Rasulullah shollallohu alaihi wasallam menolak untuk itu, karena sudah ada yang disimpankan Allah pada golongan Anshar. Ketika Nabi shollallohu alaihi wasallam hijrah ke Madinah, Ath-Thufail bin Amr juga hijrah ke sana disertai seseorang dari kaumnya. Ternyata mereka tidak kerasan tinggal di Madinah. Kemudian orang yang menyertai Ath-Thufail bin Amr tersebut sakit. Dia tidak sabar dengan sakitnya, maka diambilnya anak panah bermata lebar miliknya. Dengan itu dia potong ruas-ruas jarinya, sehingga kedua tangannya mengalirkan darah dengan deras, sehingga mati.
Suatu hari Ath-Thufail bin Amr memimpikan orang itu. Dalam mimpinya Ath-Thufail melihat orang tersebut dalam keadaan baik, tetapi dia menutupi kedua tangannya. Lalu Ath-Thufail bertanya, “Apa tindakan Tuhanmu terhadapmu ?”. Orang itu menjawab, “Dia mengampuniku karena hijrahku kepada Nabi-Nya shollallohu alaihi wasallam”.Ath-Thufail bertanya lagi, “Kenapa aku lihat engkau menutupi kedua tanganmu ?”.Orang itu menjawab, “Dikatakan kepadaku : “Kami tidak akan memperbaiki dirimu apa yang telah engkau rusak”.Kemudian Ath-Thufail menceritakan mimpinya kepada Rasulullah shollallohu alaihi wasallam lalu beliau berdoa, “Ya Allah, untuk kedua tangannya, maka ampunilah dia”. (HR. Muslim).
- Penjelasan imam Nawawy :
أما
أحكام الحديث ففيه حجة لقاعدة عظيمة لأهل السنة أن من قتل نفسه أو ارتكب معصية
غيرها ومات من غير توبة فليس بكافر ، ولا يقطع له بالنار ، بل هو في حكم المشيئة .
وقد تقدم بيان القاعدة وتقريرها . وهذا الحديث شرح للأحاديث التي قبله الموهم
ظاهرها تخليد قاتل النفس وغيره من أصحاب الكبائر في النار ، وفيه إثبات عقوبة بعض
أصحاب المعاصي فإن هذا عوقب في يديه ففيه رد على المرجئة القائلين بأن المعاصي لا
تضر . والله أعلم .
Orang yang mati bunuh diri tidak mengeluarkan dia dari islam. Dan seandainya dia masuk neraka maka dia tidak akan kekal di dalam nya.
دار
الإفتاء المصرية.
-
حكم الانتحار:الانتحار حرام شرعا لما ثبت في كتاب الله وسنة النبي -صلى الله عليه
وسلم وإجماع المسلمين على حرمة الانتحار فالمنتحر وقع في كبيرة من عظائم الذنوب
وكبائرها إلا أنه مع وقوعه في هذه الكبيرة لا يخرج عن الملة ويظل على
إسلامه.
Dalam menyikapi hadits :
ﻋﻦ
اﻟﻨﺒﻲ -ﺻﻠﻰ اﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ- ﻗﺎﻝ: ﻛﺎﻥ ﺑﺮﺟﻞ ﺟﺮاﺡ ﻓﻘﺘﻞ ﻧﻔﺴﻪ ﻓﻘﺎﻝ اﻟﻠﻪ: ﺑﺪﺭﻧﻲ ﻋﺒﺪﻱ
ﺑﻨﻔﺴﻪ ﺣﺮﻣﺖ ﻋﻠﻴﻪ اﻟﺠﻨﺔ. رواه البخاري ١٣٦٤.
ﻗﺎﻝ
ﺭﺳﻮﻝ اﻟﻠﻪ ﺻﻠﻰ اﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ: ﻣﻦ ﻗﺘﻞ ﻧﻔﺴﻪ ﺑﺤﺪﻳﺪﺓ ﻓﺤﺪﻳﺪﺗﻪ ﻓﻲ ﻳﺪﻩ ﻳﺘﻮﺟﺄ ﺑﻬﺎ ﻓﻲ
ﺑﻄﻨﻪ ﻓﻲ ﻧﺎﺭ ﺟﻬﻨﻢ ﺧﺎﻟﺪا ﻣﺨﻠﺪا ﻓﻴﻬﺎ ﺃﺑﺪا وﻣﻦ ﺷﺮﺏ ﺳﻤﺎ ﻓﻘﺘﻞ ﻧﻔﺴﻪ ﻓﻬﻮ ﻳﺘﺤﺴﺎﻩ ﻓﻲ ﻧﺎﺭ
ﺟﻬﻨﻢ ﺧﺎﻟﺪا ﻣﺨﻠﺪا ﻓﻴﻬﺎ ﺃﺑﺪا ﻭﻣﻦ ﺗﺮﺩﻯ ﻣﻦ ﺟﺒﻞ ﻓﻘﺘﻞ ﻧﻔﺴﻪ ﻓﻬﻮ ﻳﺘﺮﺩﻯ ﻓﻲ ﻧﺎﺭ ﺟﻬﻨﻢ ﺧﺎﻟﺪا
ﻣﺨﻠﺪا ﻓﻴﻬﺎ ﺃﺑﺪا. رواه مسلم ١٧٥.
Ta'arudh dengan ayat :
إِنَّ
اللَّهَ لَا يَغْفِرُ أَنْ يُشْرَكَ بِهِ وَيَغْفِرُ مَا دُونَ ذَٰلِكَ لِمَنْ
يَشَاءُ ۚ وَمَنْ يُشْرِكْ بِاللَّهِ فَقَدِ افْتَرَىٰ إِثْمًا عَظِيمًا
Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni dosa syirik, dan Dia mengampuni segala dosa yang selain dari (syirik) itu, bagi siapa yang dikehendaki-Nya. Barangsiapa yang mempersekutukan Allah, maka sungguh ia telah berbuat dosa yang besar. Surah An-Nisa' (4:48).
Dan juga ta'arudh dengan hadits :
ﻋﻦ
ﺃﺑﻲ ﺫﺭ ﺭﺿﻲ اﻟﻠﻪ ﻋﻨﻪ ﻗﺎﻝ: ﻗﺎﻝ ﺭﺳﻮﻝ اﻟﻠﻪ ﺻﻠﻰ اﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ: ﺃﺗﺎﻧﻲ ﺁﺕ ﻣﻦ ﺭﺑﻲ
ﻓﺄﺧﺒﺮﻧﻲ ﺃﻭ ﻗﺎﻝ: ﺑﺸﺮﻧﻲ ﺃﻧﻪ:ﻣﻦ ﻣﺎﺕ ﻣﻦ ﺃﻣﺘﻲ ﻻ ﻳﺸﺮﻙ ﺑﺎﻟﻠﻪ ﺷﻴﺌﺎ ﺩﺧﻞ اﻟﺠﻨﺔ ﻗﻠﺖ: ﻭﺇﻥ
ﺯﻧﻰ ﻭﺇﻥ ﺳﺮﻕ؟ ﻗﺎﻝ: ﻭﺇﻥ ﺯﻧﻰ ﻭﺇﻥ ﺳﺮق . رواه البخاري ١٢٣٧.
Juga hadits :
ﻋﻦ
ﺃﺑﻲ ﺳﻔﻴﺎﻥ ﻋﻦ ﺟﺎﺑﺮ ﻗﺎﻝ: ﺃﺗﻰ اﻟﻨﺒﻲ ﺻﻠﻰ اﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ ﺭﺟﻞ ﻓﻘﺎﻝ: ﻳﺎ ﺭﺳﻮﻝ اﻟﻠﻪ ﻣﺎ
اﻟﻤﻮﺟﺒﺘﺎﻥ؟ ﻓﻘﺎﻝ: ﻣﻦ ﻣﺎﺕ ﻻ ﻳﺸﺮﻙ ﺑﺎﻟﻠﻪ ﺷﻴﺌﺎ ﺩﺧﻞ اﻟﺠﻨﺔ، ﻭﻣﻦ ﻣﺎﺕ ﻳﺸﺮﻙ ﺑﺎﻟﻠﻪ ﺷﻴﺌﺎ ﺩﺧﻞ
اﻟﻨﺎﺭ.رواه مسلم ١٥١.
Juga hadits mutawatir :
من
شهد أن لا إله إلا الله وجبت له الجنة.
Sebagaimana tercantum dalam kitab :
الأخبار
المتواترة للإمام السيوطي ص ٣١.
Kesimpulan :
Jadi orang yang bunuh diri itu tidak kekal di neraka jika tidak menghalalkan pekerjaannya itu. Adapun hadits hadits yang dzohirnya kekal di neraka itu masih banyak ta'wilan ulama mengenai nya sebagai mana yang telah dibahas di atas. Berikut beberapa ta'wilan agak serupa dengan imam nawawi oleh imam qustolani dalam syarah bukhorinya irsyadu sari. Mengenai hadits :
ﻓﻘﺎﻝ
اﻟﻠﻪ: ﺑﺪﺭﻧﻲ ﻋﺒﺪﻱ ﺑﻨﻔﺴﻪ ﺣﺮﻣﺖ ﻋﻠﻴﻪ اﻟﺠﻨﺔ . رواه البخاري ١٣٦٤.
Adalah :
1.kekal jika : menghalalkan
tindakan bunuh diri tsb.
2.tidak masuk surga dengan
orang orang yang terlebih dahulu masuk surga artinya dia masuk
belakangan.
3.diharamkan bagi dia surga
tertentu seperti surga 'adn.
4.imam nawawi menambahkan :
bisa saja yang dimaksud hadits ini adalah menjadi kufurnya orang yang bunuh diri
atau melakukan dosa besar di umat umat dulu. Wallohu a'lam bis showab.
(Mas
Hamzah, Muhib Salaf Soleh ).
إرشاد
الساري ج ٢ ص ٤٥٧.
ﻓﻘﺎﻝ
اﻟﻠﻪ) ﻋﺰ ﻭﺟﻞ: (ﺑﺪﺭﻧﻲ ﻋﺒﺪﻱﺑﻨﻔﺴﻪ) ﺃﻱ: ﻟﻢ ﻳﺼﺒﺮ ﺣﺘﻰ ﺃﻗﺒﺾ ﺭﻭﺣﻪ ﻣﻦ ﻏﻴﺮ ﺳﺒﺐ ﻟﻪ ﻓﻲ ﺫﻟﻚ
ﺑﻞ اﺳﺘﻌﺠﻞ ﻭﺃﺭاﺩ ﺃﻥ ﻳﻤﻮﺕ ﻗﺒﻞ اﻷﺟﻞ اﻟﺬﻱ ﻟﻢ ﻳﻄﻠﻌﻪ اﻟﻠﻪ ﺗﻌﺎﻟﻰ ﻋﻠﻴﻪ ﻓﺎﺳﺘﺤﻖ اﻟﻤﻌﺎﻗﺒﺔ
اﻟﻤﺬﻛﻮﺭﺓ ﻓﻲ ﻗﻮﻟﻪ: (ﺣﺮﻣﺖ ﻋﻠﻴﻪ اﻟﺠﻨﺔ) ﻟﻜﻮﻧﻪ ﻣﺴﺘﺤﻼ ﻟﻘﺘﻞ ﻧﻔﺴﻪ ﻓﻌﻘﻮﺑﺘﻪ ﻣﺆﺑﺪﺓ ﺃﻭ
ﺣﺮﻣﺘﻬﺎ ﻋﻠﻴﻪ ﻓﻲ ﻭﻗﺖ ﻣﺎ ﻛﺎﻟﻮﻗﺖ اﻟﺬﻱ ﻳﺪﺧﻞ ﻓﻴﻪ اﻟﺴﺎﺑﻘﻮﻥ ﺃﻭ: اﻟﻮﻗﺖ اﻟﺬﻱ ﻳﻌﺬﺏ ﻓﻴﻪ
اﻟﻤﻮﺣﺪﻭﻥ ﻓﻲ اﻟﻨﺎﺭ ﺛﻢ ﻳﺨﺮﺟﻮﻥ، ﺃﻭ: ﺣﺮﻣﺖ ﻋﻠﻴﻪ ﺟﻨﺔ ﻣﻌﻴﻨﺔ ﻛﺠﻨﺔ ﻋﺪﻥ ﻣﺜﻼ، ﺃﻭ ﻭﺭﺩ ﻋﻠﻰ
ﺳﺒﻴﻞ اﻟﺘﻐﻠﻴﻆ ﻭاﻟﺘﺨﻮﻳﻒ ﻓﻈﺎﻫﺮﻩ ﻏﻴﺮ ﻣﺮاﺩ. ﻗﺎﻝ اﻟﻨﻮﻭﻱ: ﺃﻭ ﻳﻜﻮﻥ ﺷﺮﻉ ﻣﻦ ﻣﻀﻰ ﺃﻥ ﺃﺻﺤﺎﺏ
اﻟﻜﺒﺎﺋﺮ ﻳﻜﻔﺮﻭﻥ ﺑﻬﺎ.
LINK DISKUSI :
www.fb.com/groups/piss.ktb/928651520490990/
www.fb.com/notes/954374141252061