PERTANYAAN
:
Assalaamu'alaikum. Mau bertanya bagaimanakah hukumnya makmum yang mengikuti gerakan imam padahal makmum sudah niat mufaroqoh dari imam ? [Rizka Hikami].
JAWABAN :
Menurut pendapat yang ashah dalam madzhab Syafi'i, jika ada orang yang tidak berniat menjadi makmum atau sebelumnya ia niat makmum lalu niat mufaraqah, namun gerakannya mengikuti imam, maka shalat makmum tersebut hukumnya batal. Alasannya adalah dikarenakan shalatnya terhubung dengan orang yang tidak menjadi imamnya, selain itu orang yang mengerjakan hal tersebut dianggap sebagai orang yang mempermainkan shalat (mutala'ib bish shalah). Namun menurut sebagian ulama bahwa orang yang melakukannya shalatnya dihukumi batal hanya apabila ia memang mengerti ketentuan mengenai batalnya shalat apabila mengikuti gerakan imam tanpa niat menjadi makmum.
Dan juga hukum tersebut mengecualikan jika makmum tersebut tetap mengikuti imam (meskipun sudah niat mufaraqah) dengan tujuan untuk menghindarkan dirinya dari gunjingan dan celaan dari orang-orang yang melihatnya atau menghindari tekanan dari penguasa. Kesimpulannya, makmum yang mufaraqah namun tetap mengikuti gerakan imam shalatnya dihukumi batal, kecuali apabila ia memang tidak tahu hukumnya atau ia melakukannya untuk menghindari celaan masyarakat atau tekanan penguasa. Wallaahu A'lam. [Al Murtadho]
Referensi :
- Al Majmu' Syarh al Muhadzdzab juz 4 hal. 200-201 :
- Hasyiyah I'anah ath Thalibin juz 2 hal. 25 :
- Hasyiyah al Bujairamiy 'ala Syarh al Manhaj juz 1 hal. 330 :
Link Diskusi :
Assalaamu'alaikum. Mau bertanya bagaimanakah hukumnya makmum yang mengikuti gerakan imam padahal makmum sudah niat mufaroqoh dari imam ? [Rizka Hikami].
JAWABAN :
Menurut pendapat yang ashah dalam madzhab Syafi'i, jika ada orang yang tidak berniat menjadi makmum atau sebelumnya ia niat makmum lalu niat mufaraqah, namun gerakannya mengikuti imam, maka shalat makmum tersebut hukumnya batal. Alasannya adalah dikarenakan shalatnya terhubung dengan orang yang tidak menjadi imamnya, selain itu orang yang mengerjakan hal tersebut dianggap sebagai orang yang mempermainkan shalat (mutala'ib bish shalah). Namun menurut sebagian ulama bahwa orang yang melakukannya shalatnya dihukumi batal hanya apabila ia memang mengerti ketentuan mengenai batalnya shalat apabila mengikuti gerakan imam tanpa niat menjadi makmum.
Dan juga hukum tersebut mengecualikan jika makmum tersebut tetap mengikuti imam (meskipun sudah niat mufaraqah) dengan tujuan untuk menghindarkan dirinya dari gunjingan dan celaan dari orang-orang yang melihatnya atau menghindari tekanan dari penguasa. Kesimpulannya, makmum yang mufaraqah namun tetap mengikuti gerakan imam shalatnya dihukumi batal, kecuali apabila ia memang tidak tahu hukumnya atau ia melakukannya untuk menghindari celaan masyarakat atau tekanan penguasa. Wallaahu A'lam. [Al Murtadho]
Referensi :
- Al Majmu' Syarh al Muhadzdzab juz 4 hal. 200-201 :
اتفق
نص الشافعي والأصحاب على أنه يشترط لصحة الجماعة أن ينوي المأموم الجماعة والاقتداء
والائتمام قالوا وتكون هذه النية مقرونة بتكبيرة الإحرام كسائر ما ينويه فإن لم ينو
في الابتداء وأحرم منفردا ثم نوى الاقتداء في أثناء صلاته ففيه خلاف ذكره المصنف
بعد هذا وإذا ترك نية الاقتداء والانفراد وأحرم مطلقا انعقدت صلاته منفردا فإن تابع
الإمام في أفعاله من غير تجديد نية فوجهان حكاهما القاضي حسين في تعليقه والمتولي
وآخرون (أصحهما) وأشهرهما تبطل صلاته لأنه ارتبط بمن ليس بإمام له فأشبه الارتباط
بغير المصلي وبهذا قطع البغوي وآخرون والثاني لا تبطل لأنه أتى بالأركان على وجهها
وبهذا قطع الأكثرون
- Hasyiyah I'anah ath Thalibin juz 2 hal. 25 :
فلو
ترك هذه النية، أو شك فيها، وتابع مصليا في فعل، كأن هوى للركوع متابعا له، أو في
سلام بأن قصد ذلك من غير اقتداء به وطال عرفا انتظاره له، بطلت صلاته
ـ
(قوله: بطلت صلاته) أي لأنه متلاعب لكونه وقفها على صلاة غيره بلا رابط بينهما. قال
في النهاية: هل البطلان عام في العالم بالمنع والجاهل أو مختص بالعالم؟ قال
الأذرعي: لم أر فيه شيئا، وهو محتمل، والأقرب أنه يعذر
- Hasyiyah al Bujairamiy 'ala Syarh al Manhaj juz 1 hal. 330 :
ـ
(فلو تركها) أي هذه النية (أو شك) فيها (وتابع في فعل أو سلام بعد انتظار كثير)
للمتابعة بطلت صلاته لأنه وقفها على صلاة غيره بلا رابط بينهما فلو تابعه اتفاقا أو
بعد انتظار يسير أو انتظره كثيرا بلا متابعة لم يضر
ولم
يذكر محترز قوله للمتابعة ومحترزه ما لو انتظره كثيرا لأجل غيرها كدفع لوم الناس
عليه كأن كان لا يحب الاقتداء بالإمام لغرض ويخاف لو انفرد عنه حسا صولة الإمام أو
لوم الناس عليه لاتهامه بالرغبة عن الجماعة فإذا انتظر الإمام كثيرا لدفع هذه
الريبة فإنه لا يضر كما قرره شيخنا ح ف
Link Diskusi :
www.fb.com/groups/piss.ktb/886088321413977/