PERTANYAAN
:
Assalamualaikum pak. Mau tanya pak. Sahkah jika mandi junub / bersuci dari hadats (besar) dilakukan dengan cara berendam/menyelam di dalam bath tub atau yang lainnya, adakah syarat-syarat tertentu ?? Terima kasih pak. [Alif Ezztt].
JAWABAN :
Wa'alaikumussalam, jika airnya ada 2 qullah yang suci mensucikan maka boleh dan sah mandinya, yang penting airnya bisa rata ke seluruh tubuh.. dan dalam masalah mandi tidak harus tartib. Karena :
Jika ada orang yang junub menyelam (selulup : bhs. jawa) di dalam air yang banyak atau sedikit dan berniat, maka mencukupi meskipun tidak disertai menggosok badan. iya benar, jika ternyata pada anggota tubuh terdapat lilin, kotoran atau minyak yang jamid (bukan cair) yang dapat mencegah sampainya air kecuali jika dilakukan dengan menggosok, maka wajib menggosok sebagaimana permasalahan dalam wudlu'. selesai [ Bughyatul Mustarsyidin hal. 27. cet. darul fikr ].
Lihat kitab nihayatul mutaj imam romli :
Jika ada seseorang yang junub [1] dan orang yang berhadats kecil [2] menyelam (selulup : b. jawa) ke dalam air yang sedikit (kurang dari 2 qulah), kemudian berniat, maka hilang hadats dari keseluruhan anggota badan dalam permasalahan pertama [1], dan dalam permasalahan yang kedua [2] maka hilang dari anggota wudhu'. dan air tersebut menjadi musta'mal dinisbakat pada orang lain, bukan dinisbatkan pada diri sendiri. maka hilang hadats yang baru datang sebelum kepalanya keluar dari air tersebut di dalam perkara yang tampak.
Atau jika ada orang yang junub menyelam ke dalam air yang sedikit dan telah berniat sebelum menyelam dengan sempurna, maka bagian tubuh yang bertemu dengan air jadi suci. dan diperbolehkan bagi orang junub yang demikian untuk menyempurnakan mandinya dengan menyelam (in ghimas), bukan dengan menciduk air (ightirof). [Nihayatul Muhtaj Imam Romli]. Wallohu a'lam bish-showab. [Dik Ibnu Al-Ihsany Rinduku, Ghufron Bkl, Mas Hamzah ].
Dalam kitab hasiyah syarwani alat tuhfah :
LINK ASAL :
www.fb.com/groups/piss.ktb/826837690672374/
Assalamualaikum pak. Mau tanya pak. Sahkah jika mandi junub / bersuci dari hadats (besar) dilakukan dengan cara berendam/menyelam di dalam bath tub atau yang lainnya, adakah syarat-syarat tertentu ?? Terima kasih pak. [Alif Ezztt].
JAWABAN :
Wa'alaikumussalam, jika airnya ada 2 qullah yang suci mensucikan maka boleh dan sah mandinya, yang penting airnya bisa rata ke seluruh tubuh.. dan dalam masalah mandi tidak harus tartib. Karena :
1.Syarat mandi itu : airnya
harus suci mensucikan, tidak ada yang menghalangi sampainya air ke seluruh tubuh
baik kulit dan bulu maupun tempat tumbuhnya bulu.
2.Sedangkan rukun mandi itu :
niat dan meratakan/sampainya air ke seluruh tubuh.
&
بغية المسترشدين للسيد باعلوي الحضرمي صحـ : 27 مكتبة دار الفكر وَلَوِ انْغَمَسَ
جُنُبٌ فِيْ مَاءٍ كَثِيْرٍ أَوْ قَلِيْلٍ وَنَوَى كَفَاهُ وَإِنْ لَّمْ يُدْلِكْ
نَعَمْ لَوْ كَانَ عَلىَ اْلأَعْضَاءِ نَحْوُ شَمْعٍ أَوْ وَسَخٍ أَوْ دًهْنٍ
جَامِدٍ يَمْنَعُ وُصُوْلَ الْمَاءِ إِلاَّ بِالدَّلْكِ وَجَبَ كَمَا فِي
الْوُضُوْءِ اهـ
Jika ada orang yang junub menyelam (selulup : bhs. jawa) di dalam air yang banyak atau sedikit dan berniat, maka mencukupi meskipun tidak disertai menggosok badan. iya benar, jika ternyata pada anggota tubuh terdapat lilin, kotoran atau minyak yang jamid (bukan cair) yang dapat mencegah sampainya air kecuali jika dilakukan dengan menggosok, maka wajib menggosok sebagaimana permasalahan dalam wudlu'. selesai [ Bughyatul Mustarsyidin hal. 27. cet. darul fikr ].
Lihat kitab nihayatul mutaj imam romli :
فَلَوْ
انْغَمَسَ جُنُبٌ أَوْ مُحْدِثٌ فِي مَاءٍ قَلِيلٍ ثُمَّ نَوَى ارْتَفَعَ حَدَثُهُ
عَنْ جَمِيعِ أَعْضَائِهِ فِي الْأُولَى ، وَفِي الثَّانِيَةِ عَنْ أَعْضَاءِ
وُضُوئِهِ ، وَصَارَ الْمَاءُ مُسْتَعْمَلًا بِالنِّسْبَةِ إلَى غَيْرِهِ لَا
إلَيْهِ ، فَيَرْتَفِعُ بِهِ حَدَثٌ يَطْرَأُ قَبْلَ أَنْ يَخْرُجَ مِنْهُ رَأْسُهُ
فِيمَا يَظْهَرُ أَوْ جُنُبٌ فِي مَاءٍ قَلِيلٍ وَنَوَى قَبْلَ تَمَامِ
الِانْغِمَاسِ طُهْرَ الْجُزْءِ الْمُلَاقِي لِلْمَاءِ ، وَلَهُ إتْمَامُ غَسْلِهِ
بِالِانْغِمَاسِ دُونَ الِاغْتِرَافِ
Jika ada seseorang yang junub [1] dan orang yang berhadats kecil [2] menyelam (selulup : b. jawa) ke dalam air yang sedikit (kurang dari 2 qulah), kemudian berniat, maka hilang hadats dari keseluruhan anggota badan dalam permasalahan pertama [1], dan dalam permasalahan yang kedua [2] maka hilang dari anggota wudhu'. dan air tersebut menjadi musta'mal dinisbakat pada orang lain, bukan dinisbatkan pada diri sendiri. maka hilang hadats yang baru datang sebelum kepalanya keluar dari air tersebut di dalam perkara yang tampak.
Atau jika ada orang yang junub menyelam ke dalam air yang sedikit dan telah berniat sebelum menyelam dengan sempurna, maka bagian tubuh yang bertemu dengan air jadi suci. dan diperbolehkan bagi orang junub yang demikian untuk menyempurnakan mandinya dengan menyelam (in ghimas), bukan dengan menciduk air (ightirof). [Nihayatul Muhtaj Imam Romli]. Wallohu a'lam bish-showab. [Dik Ibnu Al-Ihsany Rinduku, Ghufron Bkl, Mas Hamzah ].
Dalam kitab hasiyah syarwani alat tuhfah :
حاشية
الشرواني
وَلَوْ
انْغَمَسَ مُحْدِثٌ ، ثُمَّ نَوَى أَوْ جُنُبٌ فِي مَاءٍ قَلِيلٍ ارْتَفَعَ
حَدَثُهُ وَمَا دَامَ لَمْ يَخْرُجْ لَهُ أَنْ يَرْفَعَ مَا يَطْرَأُ عَلَيْهِ
فِيهِ مِنْ أَصْغَرَ وَأَكْبَرَ بِالِانْغِمَاسِ لَا بِالِاغْتِرَافِ وَلَوْ
بِيَدِهِ وَإِنْ نَوَى اغْتِرَافًا كَمَا شَمِلَهُ كَلَامُهُمْ .
(
قَوْلُهُ وَلَوْ انْغَمَسَ مُحْدِثٌ إلَخْ )
وَلَوْ
انْغَمَسَ فِي مَاءٍ قَلِيلٍ جُنُبَانِ ، ثُمَّ نَوَيَا مَعًا ارْتَفَعَتْ
جَنَابَتُهُمَا أَوْ مُرَتَّبًا فَالْأَوَّلُ ، وَصَارَ مُسْتَعْمَلًا
بِالنِّسْبَةِ إلَى الْآخَرِ أَوْ انْغَمَسَ بَعْضُهُمَا ، ثُمَّ نَوَيَا مَعًا
ارْتَفَعَتْ عَنْ جُزْأَيْهِمَا ، وَصَارَ مُسْتَعْمَلًا بِالنِّسْبَةِ إلَى
بَاقِيهِمَا أَوْ مُرَتَّبًا فَعَنْ جَزْءِ الْأَوَّلِ دُونَ الْآخَرِ
وَلِلْأَوَّلِ إتْمَامُ بَاقِيهِ بِالِانْغِمَاسِ دُونَ الِاغْتِرَافِ نِهَايَةٌ
زَادَ الْمُغْنِي وَلَوْ شَكَّا فِي الْمَعِيَّةِ قَالَ شَيْخُنَا فَالظَّاهِرُ
أَنَّهُمَا يَطْهُرَانِ ؛ لِأَنَّا لَا نَسْلُبُ الطَّهُورِيَّةَ بِالشَّكِّ ،
وَسَلْبُهَا فِي حَقِّ أَحَدِهِمَا فَقَطْ تَرْجِيحٌ بِلَا مُرَجِّحٍ ا
هـ
LINK ASAL :
www.fb.com/groups/piss.ktb/826837690672374/
www.fb.com/notes/905961442759998