PERTANYAAN
:
Assalamu'alaikum. Seharian
ini bingung mikirin beredarnya BBM dan banyaknya status FB yang tulisannya
begini : "Jumat ini Malam Nisfu Sya’ban (tutupnya buku amal). Jadi sebelum
ditutup.. Maafkan semua kesalahan saya ya". Apa emang iya ya? malam nisfu
sya’ban ditutup buku amal ? terima kasih. [Arief
Setiawan].
JAWABAN
:
Wa'alakumussalaam. Syeikh
Al Fasyani berkata dalam Kitab Tuhfatul Ikhwan :Telah diriwayatkan dari Imam
Atha’ bin Yasar radhiyallaahu ‘anhu, beliau berkata: Ketika malamNishfu Sya’ban,
Malakul Maut ‘alaihishshalaatu wassalaam menyalin setiap orang yang akan mati
dari bulan Sya’ban satu ke bulan Sya’ban berikutnya. Sesungguhnya seorang
laki-laki berbuat zalim, dia berbuat fujuur (lacut), dia menikahi beberapa
wanita dan dia memanam beberapa pohon, padahal namanya telah disalin dari daftar
nama orang hidup ke daftar orang mati. Tiada malam setelah lailatul Qadar lebih
utama daripada malam Nishfu Sya’ban.
- Kitab Tuhfatul Ikhwan
:
قَالَ
فِيْ تُحْفَةِ الْإِخْوَانِ: رُوِيَ عَنْ عَطَاءِ بْنِ يَسَارٍ رَضِيَ اللهُ
تَعَالَى عَنْهُ قَالَ: إِذَا كَانَ لَيْلَةُ النِّصْفِ مِنْ شَعْبَانَ نَسَخَ
مَلَكُ الْمَوْتِ عَلَيْهِ الصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ كُلَّ مَنْ يَمُوْتُ مِنْ
شَعْبَانَ إِلَى شَعْبَانَ، وَإِنَّ الرَّجُلَ لَيَظْلِمُ وَيَفْجُرُ وَيَنْكِحُ
النِّسْوَانَ وَيَغْرِسُ الْأَشْجَارَ، وَقَدْ نُسِخَ اِسْمُهُ مِنَ الْأَحْيَاءِ
إِلَى الْأَمْوَاتِ، وَمَا مِنْ لَيْلَةٍ بَعْدَ لَيْلَةِ الْقَدْرِ أَفْضَلُ مِنْ
لَيْلَةِ النِّصْفِ مِنْ شَعْبَان
Dalam surat ad dukhon ayat
1-5 disebutkan :
بِسْمِ
اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ ( حم ( 1 ) وَالْكِتَابِ الْمُبِينِ ( 2 ) إِنَّا
أَنْزَلْنَاهُ فِي لَيْلَةٍ مُبَارَكَةٍ إِنَّا كُنَّا مُنْذِرِينَ ( 3 ) فِيهَا
يُفْرَقُ كُلُّ أَمْرٍ حَكِيمٍ ( 4 ) أَمْرًا مِنْ عِنْدِنَا إِنَّا كُنَّا
مُرْسِلِينَ ( 5 )
1. Ha, Mim.
2. Demi kitab yang
menjelaskan.
3. Sesungguhnya Kami
(Allah) menurunkannya pada malam yang diberkati. Sesungguhnya Kami (Allah) yang
memberi peringatan.
4. Padanya dipisahkan
segala urusan yang penuh hikmah.
5. Urusan daripada sisi
Kami (Allah). Sesungguhnya Kami (Allah) yang mengutuskan.
- Tafsir Al Baghowy
:
(
فِيهَا ) أَيْ فِي اللَّيْلَةِ الْمُبَارَكَةِ ( يُفْرَقُ ) يُفْصَلُ ( كُلُّ
أَمْرٍ حَكِيمٍ ) مُحْكَمٍ ، وَقَالَ ابْنُ عَبَّاسٍ : يَكْتُبُ مِنْ أُمِّ
الْكِتَابِ فِي لَيْلَةِ الْقَدْرِ مَا هُوَ كَائِنٌ فِي السَّنَةِ مِنَ الْخَيْرِ
وَالشَّرِّ وَالْأَرْزَاقِ وَالْآجَالِ حَتَّى الْحُجَّاجِ ، يُقَالُ : يَحُجُّ
فُلَانٌ [ وَيَحُجُّ فُلَانٌ ] ،
قَالَ
الْحَسَنُ وَمُجَاهِدٌ وَقَتَادَةُ : يُبْرَمُ فِي لَيْلَةِ الْقَدْرِ فِي شَهْرِ
رَمَضَانَ كُلُّ أَجَلٍ وَعَمَلٍ وَخَلْقٍ وَرِزْقٍ ، وَمَا يَكُونُ فِي تِلْكَ
السَّنَةِ .
وَقَالَ
عِكْرِمَةُ : هِيَ لَيْلَةُ النِّصْفِ مِنْ شَعْبَانَ يُبْرَمُ فِيهَا أَمْرُ
السَّنَةِ وَتُنْسَخُ الْأَحْيَاءُ مِنَ الْأَمْوَاتِ فَلَا يُزَادُ فِيهِمْ أَحَدٌ
وَلَا يُنْقَصُ مِنْهُمْ أَحَدٌ .
أَخْبَرَنَا
عَبْدُ الْوَاحِدِ الْمَلِيحِيُّ ، أَخْبَرَنَا أَبُو مَنْصُورٍ السَّمْعَانِيُّ ،
حَدَّثَنَا أَبُو جَعْفَرٍ الرَّيَّانِيُّ ، حَدَّثَنَا حُمَيْدُ بْنُ زَنْجَوَيْهِ
، حَدَّثَنَا عَبْدُ اللَّهِ بْنُ صَالِحٍ ، حَدَّثَنِي اللَّيْثُ ، حَدَّثَنِي
عُقَيْلٌ ، عَنِ ابْنِ شِهَابٍ ، أَخْبَرَنِي عُثْمَانُ بْنُ مُحَمَّدِ بْنِ
الْمُغِيرَةِ بْنِ الْأَخْنَسِ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ - صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ - قَالَ : " تُقْطَعُ الْآجَالُ مِنْ شَعْبَانَ إِلَى شَعْبَانَ ، حَتَّى
إِنَّ الرَّجُلَ لَيَنْكِحُ وَيُولَدُ لَهُ وَلَقَدْ أُخْرِجَ اسْمُهُ فِي
الْمَوْتَى " . وَرَوَى أَبُو الضُّحَى عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ - رَضِيَ اللَّهُ
عَنْهُ - مَا : أَنَّ اللَّهَ يَقْضِي الْأَقْضِيَةَ فِي لَيْلَةِ النِّصْفِ مِنْ
شَعْبَانَ ، وَيُسَلِّمُهَا إِلَى أَرْبَابِهَا فِي لَيْلَةِ الْقَدْرِ
.
Lailatin mubarokatin /
malam yang diberkati terjadi perbedaan pendapat ulama', ada yang berpendapat
bahwa itu adalah malam lailatul qodar dan sebagian yang lain bependapat bahwa
itu adalah malam nisfu sya'ban. Ibnu abbas mengatakan bahwa ditulis dari ummul
kitab dalam lailatul qodar apa-apa yang ada dalam setahun dari kebaikan,
keburukan, rizki, ajal hingga orang-orang yang haji, dikatakan " fulan pergi
haji dan fulan pergi haji."
Al hasan, mujahid dan
qotadah mengatakan bahwa pada malam lailatul qodar dalam bulan romadhon
ditetapkan semua ajal, amal rizki dan apa saja yang ada pada tahun tersebut.
Ikrimah mengatakan bahwa malam terberkati tersebut adlah malam nisfu sya'ban,
pada malam tersebut ditetapkanlah urusannya setahun dan orang-orang yang hidup
dihapus (daftarnya) dari orang-orang yang meninggal kemudian tidaklah ditambah
seorangpun didalamnya dan tidak dikurangi seorangpun di dalamnya.
Utsman bin Mugirah bin
al-Akhnas, berkata bahwasannya Rasulullah saw bersabda: “Ajal seseorang
ditentukan dari bulan Sya’ban ke bulan Sya’ban berikutnya, sehingga ada
seseorang bisa menikah dan melahirkan, padahal namanya sudah tercantum dalam
daftar orang-orang yang mati”. Dari ibnu abbas rodhiyallohu anhu sesungguhnya
Allah memenutuskan keputusan pada malam nisfu sya'ban dan menyerahkan kepada
pemiliknya pada malam lailatul qodar.
- Kitab At Tabsiroh Abul
Faroj Ibnul Jauzy :
(حديث
مرفوع) 108 أَخْبَرَنَا مُحَمَّدُ بْنُ نَاصِرٍ بِسَنَدِهِ عَنْ عَائِشَةَ قَالَتْ
: كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَصُومُ شَعْبَانَ
كُلَّهُ حَتَّى يَصِلَهُ بِرَمَضَانَ ، وَلَمْ يَكُنْ يَصُومُ شَهْرًا تَامًّا إِلا
شَعْبَانَ ، فَإِنَّهُ كَانَ يَصُومُهُ كُلَّهُ ، فَقُلْتُ : يَا رَسُولَ اللَّهِ ،
إِنَّ شَعْبَانَ لَمِنْ أَحَبِّ الشُّهُورِ إِلَيْكَ أَنْ تَصُومَهُ . فَقَالَ : “
نَعَمْ يَا عَائِشَةُ ، إِنَّهُ لَيْسَ مِنْ نَفْسٍ تَمُوتُ فِي سَنَةٍ إِلا كُتِبَ
أَجَلُهَا فِي شَعْبَانَ ، فَأُحِبُّ أَنْ يُكْتَبَ أَجَلِي وَأَنَا فِي عِبَادَةِ
رَبِّي وَعَمَلٍ صَالِحٍ “ . .
Diriwayatkan dari sayyidah
Aisyah ra, bahwasannya Rasulullah puasa di bulan Sya’a seluruhnya sampai bertemu
dengan Ramadhan. Dan tidaklah Nabi puasa sebulan penuh (selain Ramadhan) kecuali
Sya’ban. Sayyidah Aisyah berkata, “Wahai Rasulullah, apakah bulan Sya’ban adalah
bulan yang paling engkau sukai untuk berpuasa?” Rasulullah saw menjawab: “Benar
wahai Aisyah, tidak ada satupun jiwa yang akan mati pada satu tahun ke depan
kecuali ditentukan umurnya pada bulan Sya’ban. Dan senang seandainya ketika
umurku ditulis aku dalam keadaan beribadah dan beramal shaleh kepada
Tuhanku”.
- Kitab Sunan Nasa'i
:
أَخْبَرَنَا
عَمْرُو بْنُ عَلِيٍّ عَنْ عَبْدِ الرَّحْمَنِ قَالَ حَدَّثَنَا ثَابِتُ بْنُ
قَيْسٍ أَبُو الْغُصْنِ شَيْخٌ مِنْ أَهْلِ الْمَدِينَةِ قَالَ حَدَّثَنِي أَبُو
سَعِيدٍ الْمَقْبُرِيُّ قَالَ حَدَّثَنِي أُسَامَةُ بْنُ زَيْدٍ قَالَ قُلْتُ يَا
رَسُولَ اللَّهِ لَمْ أَرَكَ تَصُومُ شَهْرًا مِنْ الشُّهُورِ مَا تَصُومُ مِنْ
شَعْبَانَ قَالَ ذَلِكَ شَهْرٌ يَغْفُلُ النَّاسُ عَنْهُ بَيْنَ رَجَبٍ وَرَمَضَانَ
وَهُوَ شَهْرٌ تُرْفَعُ فِيهِ الْأَعْمَالُ إِلَى رَبِّ الْعَالَمِينَ فَأُحِبُّ
أَنْ يُرْفَعَ عَمَلِي وَأَنَا صَائِم
hadits riwayat Usamah bin
Zaid bertanya kepada Rasulullah: Wahai Rasul aku tidak melihatmu puasa pada
bulan-bulan lain seperti pada Bulan Sya’ban? Rasul menjawab, “Bulan ini adalah
bulan yang dilupakan manusia, antara bulan Rajab dan Ramadhan. Dan bulan ini
saat dilaporkannya amal perbuatan (manusia) kepada Tuhan semesta alam. Dan aku
senang jika amalku dilaporkan sedangkan aku dalam keadaan puasa”.
Sebenarnya pelaporan Amal
kita ini ada yang harian ada yang mingguan, ada pula yang tahunan. Laporan
harian dilakukan Malaikat pada siang hari da malam hari. Yang migguan dilakukan
Malaikat setiap Senin dan Kamis. Adapun yang tahunan dilakukan pada setiap
Lailatul Qadar dan Malam Nisfu Sya’ban. (Hasyiyatul Jamal bab Puasa Tathawwu’).
Wallohu a'lam bis showab. [Aslim
Tas'ad Sie Percintaan, Mas Hamzah].
LINK ASAL :
www.fb.com/notes/811240935565383
www.fb.com/groups/piss.ktb/798832650139545/