PERTANYAAN
:
Assalamu'alaikum. Sebentar
lagi puasa romadhon, mau tanya tentang niatnya. Boleh tidak niatnya sekaligus sebulan, seperti.... "Nawaitu
shouma syahri romadlon kullihi" atas jawabannya saya
ucapkan terma kasih. [Siti
Munawaroh].
JAWABAN
:
Wa'alaikumussalam.
Niat puasa sebulan penuh
pada malam awal puasa romadlon hukumnya disunahkan. Sedangkan hukum niat untuk
puasa hari-hari setelah hari pertama ulama berbeda pendapat (khilaf)
:
1.Menurut madzhab syafi'iyah
niat puasa untuk sebulan penuh tersebut cukup untuk puasa satu hari yang
pertama, sehingga stiap hari puasa romadlonnya wajib diniati, jika tidak diniati
maka tidak sah puasanya sebulan tersebut kecuali puasa romadlon hari
pertamanya.
2.Sedangkan menurut imam
Malik niat puasa romadlon untuk sebulan penuh sudah mencukupi, sehingga untuk
hari-hari berikutnya tidak wajib niat kembali, yang artinya jika tidak niatpun
sudah sah karena niatnya sudah sebulan penuh pada malam hari pertama awal puasa
Romadlon tersebut. [ Hasyiya qulyubi wa 'umairoh 2/67, Al-majmu' syarah muhadzab
6/303, Hasyiyah al-bajuri 1/288 ].
Sedikit mengutipkan dari
kitab Kasyifatus Sajaa :
فلو
نوى ليلة اول رمضان صوم جميعه لم يكف لغير اليوم الاول ، لكن ينبغى له ذلك ليحصل له
صوم اليوم الذى نسي النية فبه عند مالك كما يسن له ان ينوى اول اليوم الذى نسيها
فيه ليحصل له صومه عند ابى حنيفة و واضح ان محله ان قلد و الا كان متلبسا بعبادة
فاسدة فى اعتقاده و هو حرام كاشفة السجا ١١٧
Apabila seseorang berniat
pada awal malam bulan Ramadhan untuk melakukan puasa keseluruhannya ( 1 bulan
full ) maka menurut Madzhab Syafii tidak cukup. Kewajiban niat harus dilakukan
pada tiap malamnya. Tetapi menurut pendapat madzhab Maliki niat jamak puasa 1
bulan adalah sunah hal ini untuk menjaga puasa yang lupa tidak diniati. Hal
senada juga dikemukakan oleh Madzhab Hanafi. Tapi yang perlu menjadi catatan
adalah kita tidak boleh mencampur adukan madzhab. Bila ini dilakukan maka yang
terjadi adalah kerusakan ibadah.
Menurut Syafi'iyyah niat
puasa sebulan penuh pada malam awal puasa Romadlon hukumnya SUNNAH dan hanya
mencukupi niat tersebut untuk malam pertama saja, sedang bagi Malikiyyah dapat
mencukupi pada malam-malam ramadhan berikutnya selama sebulan bila kebetulan ia
lupa menjalankan niat.
قَوْلُهُ
: ( التَّبْيِيتُ ) أَيْ كُلَّ لَيْلَةٍ عِنْدَنَا كَالْحَنَابِلَةِ
وَالْحَنَفِيَّةِ وَإِنْ اكْتَفَى الْحَنَفِيَّةُ بِالنِّيَّةِ نَهَارًا لِأَنَّ
كُلَّ يَوْمٍ عِبَادَةٌ مُسْتَقِلَّةٌ وَلِذَلِكَ تَعَدَّدَتْ الْكَفَّارَةُ
بِالْوَطْءِ فِي كُلِّ يَوْمٍ مِنْهُ ، وَيُنْدَبُ أَنْ يَنْوِيَ أَوَّلَ لَيْلَةٍ
صَوْمَ شَهْرِ رَمَضَانَ أَوْ صَوْمَ رَمَضَانَ كُلَّهُ لِيَنْفَعَهُ تَقْلِيدُ
الْإِمَامِ مَالِكٍ فِي يَوْمٍ نَسِيَ النِّيَّةَ فِيهِ مَثَلًا لِأَنَّهَا
عِنْدَهُ تَكْفِي لِجَمِيعِ الشَّهْرِ ، وَعِنْدَنَا لِلَّيْلَةِ الْأُولَى فَقَطْ
.
(Keterangan niat di malam
hari) artinya pada setiap malam dibulan Ramadhan menurut kalangan Kami
(Syafi’iyyah) seperti pendapat kalangan Hanabilah dan Hanafiyyah hanya saja
di kalangan Hanafiyyah menganggap cukup bila niatnya dikerjakan pada siang
hari.
Sebab setiap hari pada
bulan Ramadhan adalah ibadah tersendiri karenanya diwajibkan membayar banyak
kaffaarat (denda pelanggaran) sebab berkali-kalinya senggama di siang hari
di setiap hari-hari ramadhan namun disunahkan di malam pertama pada bulan ramadhan
niat berpuasa sebulan penuh untuk mengambil kemanfaatan bertaqlid pada pendapat
Imam Malik yang menganggap niat tersebut mencukupi bila lupa niat pada
malam-malam berikutnya di semua malam ramadhan dan bagi kami (Syafi’iyyah) niat
yang demikian hanya mencukupi pada malam pertama saja. [ Hasyiyah al-Qolyuby
V/365 ]. ( Awan
As-Safaritiyy Asy-syaikheriyy, Masaji Antoro, Abdurrahman As-syafi'i
).
Link Asal :
www.fb.com/groups/piss.ktb/449209228435224/