Oleh
Hakam Ahmed ElChudrie
1. Dari Abu Hurairah
radhiallahu 'anhu : Adalah Rasulullah saw memberi khabar gembira kepada para
sahabatnya dengan bersabda : “Telah
datang kepadamu bulan Ramadhan, bulan yang diberkahi. Allah mewajibkan kepadamu
puasa didalamnya; pada bulan ini pintu-pintu Surga dibuka, pintu-pintu neraka
ditutup dan para setan diikat; juga terdapat pada bulan ini malam yang lebih
baik daripada seribu bulan, barangsiapa tidak memperoleh kebaikannya maka dia
tidak memperoleh apa-apa'.” (HR. Ahmad dan
An-Nasa'i)
2. Dari Ubadah bin
AshShamit, bahwa Rasulullah bersabda : “Telah
datang kepadamu bulan Ramadhan, bulan keberkahan, Allah mengunjungimu pada bulan
ini dengan menurunkan rahmat, menghapus dosa-dosa dan mengabulkan do'a. Allah
melihat berlomba-lombanya kamu pada bulan ini dan membanggakanmu kepada para
malaikat-Nya, maka tunjukkanlah kepada Allah hal-hal yang baik dari dirimu.
Karena orang yang sengsara ialah yang tidak mendapatkan rahmat Allah di bulan
ini.”
(HR.Ath-Thabrani, dan para periwayatnya terpercaya).
Al-Mundziri berkata:
"Diriwayatkan oleh An-Nasa'i dan Al-Baihaqi, keduanya dari Abu Qilabah, dari Abu
Hurairah, tetapi setahuku dia tidak pernah mendengar darinya."
3. Dari Abu Hurairah
radhiallahu 'anhu, bahwa Rasulullah shallallahu 'alahi wasallam bersabda :
"Umatku
pada bulan Ramadhan diberi lima keutamaan yang tidak diberikan kepada umat
sebelumnya, yaitu: bau mulut orang yang berpuasa lebih harum di sisi Allah
daripada aroma kesturi, para malaikat memohonkan ampunan bagi mereka sampai
mereka berbuka, Allah Azza Wa Jalla setiap hari menghiasi Surga-Nya lalu
berfirman (kepada Surga), “Hampir tiba saatnya para hamba-Ku yang shalih
dibebaskan dari beban dan derita serta mereka menuju kepadamu, 'pada bulan ini
para jin yang jahat diikat sehingga mereka tidak bebas bergerak seperti pada
bulan lainnya, dan diberikan kepada ummatku ampunan pada akhir malam. "Beliau
ditanya, 'Wahai Rasulullah apakah malam itu Lailatul Qadar' Jawab beliau,
'Tidak. Namun orang yang beramal tentu diberi balasannya jika menyelesaikan
amalnya.'”
(HR. Ahmad).
Isnad hadits tersebut
dha'if, dan di antara bagiannya ada nash-Nash lain yang memperkuatnya.
KEUTAMAAN
PUASA
1. Dalil :
Diriwayatkan dalam Shahih
Al-Bukhari dan Muslim dari Abu Hurairah radhiallahu 'anhu, bahwa Nabi bersabda :
“Setiap
amal yang dilakukan anak Adam adalah untuknya, dan satu kebaikan dibalas sepuluh
kali lipatnya bahkan sampai tujuh ratus kali lipat. Allah Ta'ala berfirman,
‘Kecuali puasa, itu untuk-Ku dan Aku yang langsung membalasnya. la telah
meninggalkan syahwat, makan dan minumnya karena-Ku.’ Orang yang berpuasa
mendapatkan dua kesenangan, yaitu kesenangan ketika berbuka puasa dan kesenangan
ketika berjumpa dengan Tuhannya. Sungguh, bau mulut orang berpuasa lebih harum
daripada aroma kesturi."
2. Bagaimana ber-taqarrub
(mendekatkan diri) kepada Allah?
Perlu diketahui, bahwa
ber-taqarrub kepada Allah tidak dapat dicapai dengan meninggalkan syahwat ini
-yang selain dalam keadaan berpuasa adalah mubah- kecuali setelah ber-taqarrub
kepada-Nya dengan meninggalkan apa yang diharamkan Allah dalam segala hal,
seperti: dusta, kezhaliman dan pelanggaran terhadap orang lain dalam masalah
darah, harta dan kehormatannya. Untuk itu, Nabi bersabda : “Barangsiapa
tidak meninggalkan perkataan dan perbuatan dusta maka Allah tidak butuh dengan
puasanya dari makan dan minum.” (HR. Al-Bukhari).
Inti pernyataan ini, bahwa
tidak sempurna ber-taqarrub kepada Allah Ta'ala dengan meninggalkan hal-hal yang
mubah kecuali setelah ber-taqarrub kepada-Nya dengan meninggalkan hal-hal yang
haram. Dengan demikian, orang yang melakukan hal-hal yang haram kemudian
ber-taqarrub kepada Allah dengan meninggalkan hal-hal yang mubah, ibaratnya
orang yang meninggalkan hal-hal yang wajib dan ber-taqarrub dengan hal-hal yang
sunat.
Jika seseorang dengan makan
dan minum berniat agar kuat badannya dalam shalat malam dan puasa maka ia
mendapat pahala karenanya. Juga jika dengan tidurnya pada malam dan siang hari
berniat agar kuat beramal (bekerja) maka tidurnya itu merupakan ibadah. Jadi,
orang yang berpuasa senantiasa dalam keadaan ibadah pada siang dan malam
harinya. Dikabulkan do'anya ketika berpuasa dan berbuka. Pada siang harinya ia
adalah orang yang berpuasa dan sabar, sedang pada malam harinya ia adalah orang
yang memberi makan dan bersyukur.
3. Syarat mendapat pahala
puasa :
Di antara syaratnya, agar
berbuka puasa dengan yang halal. Jika berbuka puasa dengan yang haram maka ia
termasuk orang yang menahan diri dari yang dihalalkan Allah dan memakan apa yang
diharamkan Allah, dan tidak dikabulkan do'anya.
Orang berpuasa yang
berjihad :
Perlu diketahui bahwa orang
mukmin pada bulan Ramadhan melakukan dua jihad, yaitu :
1. Jihad untuk dirinya pada
siang hari dengan puasa.
2. Jihad pada malam hari
dengan shalat malam.
Barangsiapa yang memadukan
kedua jihad ini, memenuhi segala hak-haknya dan bersabar terhadapnya, niscaya
diberikan kepadanya pahala yang tak terhitung.