PERTANYAAN
:
Bagaimana hukum membuang
air dalam keadaan menghadap kiblat ? Mohon penjelasannya disertai dalil yang
mendukung. Syukron. [Alamuddin
Syah].
JAWABAN
:
Makruh buang air dalam
keadaan menghadap kiblat. Dari Ibnu Umar, ia berkata: Pada suatu hari aku naik
ke rumah Hafshah, lalu aku melihat Nabi shalallahu ‘alaihi wasallam buang air
dengan menghadap kea rah Syam, membelakangi Ka’bah. (HR Jama’ah, Nailur Authar
Hadist No. 86)
وَعَنْ
جَابِرِ بْنِ عَبْدِ اللَّهِ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ قَالَ : { نَهَى النَّبِيُّ
صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنْ نَسْتَقْبِلَ الْقِبْلَةَ بِبَوْلٍ
فَرَأَيْتُهُ قَبْلَ أَنْ يُقْبَضَ بِعَامٍ يَسْتَقْبِلُهَا } . رَوَاهُ
الْخَمْسَةُ إلَّا النَّسَائِيّ
Dan Dari Jabir bin
Abdullah, ia berkata, Nabi Shalallahu ‘alaihi wasallam melarang menghadap Kiblat
ketika kencing, tetapi aku melihat dia sebelum wafat kurang dari setahun, ia
menghadap kiblat. (HR Imam yang lima kecuali An-Nasai, Nailur Authar Hadist No.
87)
وَعَنْ
مَرْوَانَ الْأَصْفَرِ قَالَ : { رَأَيْتُ ابْنَ عُمَرَ أَنَاخَ رَاحِلَتَهُ
مُسْتَقْبِلَ الْقِبْلَةِ يَبُولُ إلَيْهَا فَقُلْتُ : أَبَا عَبْدِ الرَّحْمَنِ
أَلَيْسَ قَدْ نُهِيَ عَنْ ذَلِكَ فَقَالَ : بَلَى ، إنَّمَا نُهِيَ عَنْ هَذَا فِي
الْفَضَاءِ فَإِذَا كَانَ بَيْنَكَ وَبَيْنَ الْقِبْلَةِ شَيْءٌ يَسْتُرُكَ فَلَا
بَأْسَ } . رَوَاهُ أَبُو دَاوُد
Dari Marwan al Anshar, ia
berkata: Aku melihat Ibnu Umar menderumkan kendaraanya dengan menghadap kiblat,
lalu ia kencing dengan menghadap kiblat, lalu aku bertanya: Wahai Abi
Abdirrahman, tidaklah yang demikian itu dilarang? Maka ia menjawab, tetapi yang
dilarang adalalah jika ia ditanah lapang, bila antara kamu dan kiblat ada
sesuatu (penghalang) yang menutupimu, maka tidaklah mengapa. (HR Abu
Dawud).
Intinya adalah kita tidak
diperbolehkan menghadap atau membelakangi kiblat ketika buang hajat di tempat
terbuka, sedangkan jika tertutup atau terhalang oleh dinding maka diperbolehkan
kita menghadap dan membelakangi Kiblat. Wallahu ‘alam bishowab. [Emilia
Sylvia Hazard ].