oleh Imam Nawawi pada 04 Oktober 2011 jam 6:23
Oleh: Ustadz Ishak
Baru-baru ini, saya masih dapat membaca hadirnya fenomena
memberikan status murtad kepada sesama
umat islam. Sejujurnya saya terkejut, karena pengafiran ini justru muncul di grup diskusi dunia maya yang
mengusung nama “tasawuf”.
Biasanya para ahli tasawuf adalah ahli-ahli yang mampu menyelami seluk beluk
hati sehingga dapat lebih berhati-ha ti dan tidak terburu-bu ru dalam menghakimi . Saya pikir kekeruhan hati seperti ini sudah musnah
dari dunia tasawuf. Ternyata saya salah....
Keterkejut an itu tak
bertahan lama, akhirnya tak lama kemudian saya
tersenyum, saya lupa bahwa ini adalah
grup diskusi dunia maya, yang penulisnya bisa siapa saja. Bukan tak mungkin dari golongan
non-muslim , atau bahkan dari
musuh-musu h islam yang
menyusup.
Jika pelakunya adalah musuh islam yang disusupkan seperti pada kasus SHR, maka saya tidak usah
berkomenta r
banyak. Mereka memang diperintah kan untuk mempelajar i islam. Tidak untuk mengimanin ya, melainkan untuk mencari
kelemahann ya kemudian
menghancur kannya.
Biasanya taktik kotor ini mudah dideteksi. Mereka biasanya melakukan agitasi,
kampanye (propagand a) pada mas
media dan elektronik dengan
gencar dan memiliki frekuensi tinggi, sehingga orang-oran g yang masih sederhana pola pikirnya, mudah
terhasut dan akhirnya membenarka n.
Propaganda
pikiran jahat itu dimulai dari penterjema han, interpreta si dan penyajian serta pengacauan fakta-fakt a yang menyimpang , kasar, halus dan disengaja.
Distorsi dan mis-interp restasi ini betul-betu l dikemas dengan kepiawaian bahasa mereka dan logika yang menipu sehingga
“para pencari” kesulitan atau benar-bena r tidak memahami aspek islam yang
sebenarnya . Mereka
terperangk ap
kebohongan yang berhias
kefasihan, dan akhirnya menelan pil-racun yang berlapis gula
kebohongan dan mengikuti tulisan
tersebut.
Tetapi jika hal itu dilakukan oleh sesama umat islam, maka
diamnya saya hanya menghasilk an
dosa. Maka izinkan saya berbicara. Maaf jika ada yang tersindir
/ tersinggung. Dan inilah tausyiah / nasihat bagi mereka
:
1. JANGAN KAU GELAPKAN AKHIRATMU DENGAN
MENDZHALIM I MEREKA
Saudaraku, ketika
engkau mengutuk, memberikan
status murtad atau kafir, atau mendoakan saudaramu agar celaka, maka setan
berkata dengan suara merdu, “Aku sangat berterimak asih kepadamu lebih dari semua makhluk yang ada di
muka bumi. Karena permohonan mu
agar saudaramu sesama islam dicelakaka n, telah dikabulkan oleh Allah. Dengan cara itu, engkau telah
meringanka n bebanku.
2. JANGAN KAU SAKITI MEREKA DENGAN KEBODOHANM U DALAM BERMUAMALA H
Saudaraku, mungkin
cerita ini bisa memberimu pencerahan
:
Umar ra. Bertanya kepada Khudzaifah bin yaman : “Bagaimana keadaanmu pagi ini, wahai
khudzaifah ?”
Khudzaifah menjawab: “Pagi ini aku
menyukai fitnah, membenci kebenaran (haq), shalat tanpa berwudhu dan aku
memiliki sesuatu di muka bumi, apa yang tidak dimiliki oleh Allah di
langit.”
Mendengar jawaban itu maka Umar marah. Ali karramalla hu wajhah datang menemuinya dan berkata kepadanya : “Di wajahmu terlihat
tanda kemarahan, wahai amirul
mukminin.” Kemudian Umar
menceritak an kepada Ali tentang
apa yang menyebabka nnya marah
kepada Khudzaifah .
Kemudian Ali berkata : “Sungguh benar Khudzaifah . Adapun kecintaan kepada fitnah berarti kecintaan
kepada harta dan anak-nak, sebagaiman a Allah berfirman dalam Al Quran
“Sesungguh nya hartamu dan
anak-anakm u hanyalah cobaan
(fitnah) (bagimu) (QS At Taghaabun (64):15). Adapun dia membenci kebenaran (haq)
berarti dia membenci kematian, karena kedatangan kematian adalah benar (haq). Dan shalat tanpa
berwudhu berarti shalawatny a
atas Nabi saw. Adapun yang dimilikiny a di muka bumi yang tidak dimiliki oleh Allah di
langit berarti dia memiliki istri dan seorang anak, sedangkan Allah tidak
beristri dan beranak. Hal ini sebagaiman a firman Allah “Dia tiada beranak dan tidak pula
diperanakk an” (QS Al Ikhlash : 3)
Umar berkata : “Demi Allah, engkau telah membuatku puas dan lega.”
Saudaraku,
berapa banyak orang yang mencela ucapan yang
benar hany a karena
pemahamann ya yang buruk.
Apalagi ilmu hikmah sangat pelik dan mendalam. Hikmah adalah karunia Allah. Suatu ilmu yang
paling agung, suatu kebaikan yang paling utama dan merupakan dasar
keutamaan, dan induk segala
kebaikan. Hanya segelintir orang
yang diberikan kebijakan berupa hikmah, sebagaiman a Allah berfirman : “Allah
menganuger ahkan Al hikmah
(kefahaman yang dalam tentang Al
Quran dan As Sunnah) kepada siapa yang dikehendak i-Nya. dan barang siapa yang
dianugerah i hikmah, ia
benar-bena r Telah
dianugerah i karunia yang banyak. dan
Hanya orang-oran g
yang berakallah yang dapat mengambil
pelajaran (dari firman Allah). (QS Al Baqarah : 269)
Hikmah itu berasal dari kesempurna an Dzat Allah swt dan keberlangs ungan eksistensi nya yang terus menerus, tiada pernah berakhir.
Allah memberikan nya kepada
orang-oran g
pilihan-Ny a. Jarang orang
mendapatka nnya kecuali ia telah
meninggalk an
keduniawia n,
menundukka n hawa nafsunya sambil
membawa ketakwaan,
ke-wara-an ,
ke-zuhud-a n hakiki dan masuk ke
jalan orang-oran g yang
didekatkan dengan Allah, dari
kalangan malaikat atau hamba-hamb a-Nya yang shalih, sehingga Allah
menganuger ahinya suatu ilmu,
lalu memberinya hikmah dan
kebaikan. Menghidupk annya dengan
kehidupan yang baik, dan memberikan cahaya yang mampu menuntunny a di dalam kegelapan jalan dunia.
Sebagaiman a firman Allah : “Dan
apakah orang yang sudah mati. Kemudian dia kami hidupkan dan kami berikan
kepadanya cahaya yang terang, yang dengan cahaya itu dia dapat berjalan di
tengah-ten gah
masyarakat manusia, serupa
dengan orang yang keadaannya
berada dalam gelap gulita yang sekali-kal i tidak dapat keluar dari padanya? (QS Al An Am :
122)
Nah saudaraku, cerita
di atas menceritak an kepadamu
perbedaan antara orang yang telah diberi ilmu hikmah dan orang yang belum diberi
ilmu hikmah. Perbedaann ya tampak
mencolok, bagaikan perbedaan langit dan bumi. Tetapi bukan itu yang ingin
diketengah kan hari ini,
inti dari cerita di atas adalah bahwa jika engkau telah
mendapatka n ilmu hikmah, maka engkau
akan dapat memandang sesuatu hal secara dalam dan arif. Pemahaman
terhadap ilmu Allah terpancar dari wajah dan bahasa.
Keputusanm u bukanlah keputusan
serampanga n, melainkan dengan
hujah (dalil) yang nyata sehingga keputusanm u adalah keputusan yang
bercahaya, sehingga dengan
demikian, engkau dapat menyelemat kan
seseorang dari fitnah dan kebodohan orang lain.
Tetapi, ketahuilah
olehmu saudaraku, bahwa
kajian-kaj ian Ilahiah dan
pengetahua n-pengetah uan ketuhanan sangatlah
tersembuny i, suatu jalan yang
pelik. Barang siapa yang ingin menyelami lautan pengetahua n Ilahi dan mendalami hakikat
ketuhanan, maka ia harus menempa
diri dengan latihan-la tihan
(riyadhah) ilmiah dan amaliah
serta memperoleh kemampuan
bawaan (malakah) untuk menanggalk an
beban berat di badannya, untuk kemudian naik ke kerajaan langit.
Dan di situlah engkau akan “menemukan ” Tuhan, dan merasa nyaman dalam
pangkuan-N ya.
Ingatlah, bahwa sebagian kaum memiliki kebencian terhadap
perbedaan paham lawannya. Kebencian ini membuat ia sibuk
mendistors i
fakta-fakt a mengenai islam,
sehingga secara tak langsung mereka menghancur kan islam dari dalam. Semoga Allah
melindungi kita dari hal tersebut.
Semoga engkau termasuk ke dalam golongan yang
didekatkan oleh Allah
kepada-Nya . Sehingga
dengan kedekatanm u, Allah
menganuger ahimu ilmu hikmah yang akan
menerangi jalanmu di dunia ini. Amin...
3. BIARKAN ALLAH BESERTA HAMBANYA
Saudaraku, walaupun abu jahal
dikenal sebagai salah seorang dari musuh Rasul senior,
kenyataann ya Nabi
masih menasihati nya secara
personil.
“Wahai abu jahal”, nabi memulai, “tahukan kamu cerita nabi Ibrahim
ketika beliau diangkat oleh Allah ke alam malakut (alam malaikat) dan ke tempat
yang sedikit di bawah langit. Dari sana ia diberikan oleh Allah suatu kekuatan
sehingga bisa menyaksika n apa
yang dilakukan oleh manusia di dunia, baik yang terlihat maupun yang
tersembuny i.
Ketika dilihatnya dua orang
yang sedang berzina, Ibrahim mengangkat kedua tangannya dan berdoa memohon kutukan dan
kecelakaan bagi mereka. Doa ini
dikabulkan . Kemudian Ibrahim
melihat dua orang lain yang melakukan hal yang sama. Dipanjatka nnya lagi doa kutukan sampai keduanya celaka. Sampai
Ibrahim melakukan hal tersebut untuk ketiga kalinya.
Melihat hal itu, Allah berfirman kepada nabi Ibrahim : Wahai
Ibrahim, tahanlah doamu kepada mereka. Sungguh Aku adalah Allah yang maha
pengampun dana maha penyayang.
Dosa hamba-hamb aku tidak
merugikank u,
sebagaiman a ketaatan mereka
tidak akan menambahka n apa-apa
bagiku. Aku tidak mengatur mereka dengan cara
melampiask an rasa murka seperti
halnya yang kau lakukan. Tahanlah doamu dari hamba-hamb aku, yang laki-laki dan perempuan karena engkau
hanya seorang hamba yang bertugas memberikan peringatan . Engkau tidak bersekutu denganku dalam
kerajaan-K u. Engkau
tidak mempunyai kuasa terhadap-K u dan terhadap hamba-hamb aKu. Hamba-hamb aku berada di antara tiga sifat
Pertama, mereka yang memohon ampun dariKu. Aku ampuni mereka.
Aku maafkan kesalahan- kesalahan
mereka dan aku sembunyika n aib-aib
mereka.
Kedua, hamba-hamb a-Ku
yang Ku tahan mereka dari azab-Ku karena Ku tahu kelak dari sulbi mereka akan
lahir anak keturunan yang beriman. Aku bersikap lunak kepada
ayah-ayah mereka mereka dan tidak terburu-bu ru terhadap ibu-ibu mereka. Aku angkat azabku agar
hambaku yang mukmin itu bisa keluar dari sulbi mereka. Apabila mereka dan
anaknya sudah terpisah, maka akan datanglah saat azab-ku dan turunlah
bencana-Ku .
Ketiga, mereka yang bukan dari golongan pertama dan kedua. Untuk
mereka telah ku siapkan azab yang lebih besar dari kau (Ibrahim) inginkan.
Karena azab-ku terhadap hamba-hamb aku berdasarka n keagunganK u dan kemahaperk asaanKu.
Wahai Ibrahim, biarkan antara Aku dan
hamba-hamb a-Ku. Karena Aku lebih
kasih terhadap mereka dibandingk an dengan engkau, dan Aku adalah Allah yang maha
kuasa, maha sabar, maha mengetahui dan
maha bijaksana. Aku mengatur mereka dengan ilmu-Ku dan Aku
laksanakan terhadap mereka ketentuan
dan takdir-Ku.
4. UCAPAN KOTOR BERASAL DARI HATI YANG KOTOR
“Wahai saudaraku,
sesungguhn ya orang kau murtadkan telah
menemui Rabb-nya. Dan ingatlah bahwa ketika engkau kelak menghadap pula kepada
Allah Azza wa Jalla. Engkau pasti akan sadar bahwa dosa terkecil
yang pernah engkau lakukan di dunia jauh lebih berat bagimu
dibandingk an kejahatan terbesar yang
dilakukan oleh orang yang kau murtadkan.
Di hari itu (kiamat), engkau tidak akan pernah
memikirkan dosa terbesar oleh
orang yang kau murtadkan,
walaupun ia begitu besar. Sebab engkau hanya memikirkan dirimu sendiri, walaupun dosa itu
mungkin tidak sebanding dengan kedzaliman orang yang kau murtadkan. Ya, saudaraku, masing-mas ing kalian kelak akan sibuk dengan dirinya
sendiri.
Ketahuilah
saudaraku, bahwa Allah
azza wa jalla akan menuntut balas pada orang yang kau
murtadkan, terhadap
orang-oran g yang
didzalimin ya.
Sebagaiman a juga Ia akan
menuntut balas kepada orang-oran g yang mendzalimi orang yang kau murtadkan, untuknya. Maka bila engkau hari ini
mendzalimi orang yang kau
murtadkan, pasti Allah akan
menunututm u di akhirat akibat
kedzaliman itu.
Berhati-ha tilah
menjelek-j elekan siapapun dengan
kata-kata kotor. Termasuk orang yang kau berikan status murtad. Allah tidak akan
membiarkan mu menodai dan
mengotori majelisnya dengan celaan dan
kebencian kepada siapa saja.
5. TIRULAH RASUL DALAM MELURUSKAN KESALAHAN ORANG
Wahai saudaraku, ketika
engkau memurtadka n saudaramu
sesalam muslim, tanyakanla h kepada
dirimu sendiri, "Kira-kira , manakah yang lebih baik, Dirimu atau Nabi
Musa?" Jawabanmu pastilah, "Sudah tentu Nabi Musa lebih baik
daripada saya.”
Lalu tanyakanla h
pertanyaan
kedua, "lalu, siapakah menurut pendapatmu yang lebih jahat, orang yang kau murtadkan atau
Firaun?" Tentu jawabanmu adalah, "Pada hemat saya, Firaun
masih lebih jahat daripada orang yang saya murtadkan. "
Maaf, saudaraku.
Seingat saya, bagaimana pun jahatnya Firaun, sampai ia mengaku tuhan, dan
bertindak kejam kepada umat Nabi Musa, malah telah merebus
hidup-hidu p
dayang-day ang putrinya yang
bernama Masyitah beserta susuannya, pun Nabi Musa diperintah kan Allah untuk berkata dengan lemah lembut kepada si
zalim itu. Tolong dapatkah Tuan membacakan buat saya perintah Allah yang dimuat dalam
Al-Quran Surat Thoha ayat 44 tersebut?" "Berikanla h, hai Musa dan Harun, kepada Firaun
nasihat-na sihat yang baik dengan
bahasa yang halus, mudah-muda han ia
mau ingat dan menjadi takut kepada Allah." (QS Toha : 44)
Karena itu, pantas bukan kalau saya meminta Tuan untuk menegur
orang yang salah dengan bahasa yang lebih sopan dan sikap yang lebih bertata
krama? Lantaran Tuan tidak sebaik Nabi Musa dan orang yang tuan murtadkan tidak
sejahat Firaun? Ataukah barangkali
Tuan mempunya Al-Quran lain yang memuat ayat 44 surat Thaha itu?"
Saudaraku,
hatimu mungkin tidak puas, rasanya masih ingin mengutuk dengan
kalimat yang lebih garang dan keras. Akan tetapi, bagaimanap un pahitnya, perintah Allah harus dipatuhi, ayat
Al-Quran harus dipegang.
Kutiplah surah An-Nahl ayat 125 yang berbunyi : "Serulah ke
jalan Tuhanmu dengan bijaksana, dengan
nasihat yang baik.
Jika seseorang melihat bahwa ada saudaranya sesama muslim menyimpang , mengapa ia tidak menyayangi saudaranya dengan meluruskan nya ? Tidak hanya berkoar
memurtadka n orang lain, sementara ia
sendiri tidak melakukan perbaikan.
6. Seyogianya seseorang
tidak mencampur adukkan pendapat pribadi pada hal-hal yang menjadi hak
prerogatif Allah.
Pengafiran dan
pemurtadan adalah hak
prerogatif Allah, bukan hak
manusia. Tahanlah ucapan-uca panmu dari hamba-hamb a Allah, yang laki-laki dan perempuan karena
engkau hanya seorang hamba yang bertugas memberikan peringatan . Engkau tidak bersekutu dengan Allah
dalam kerajaan-N ya, juga tidak
bersekutu dalam surga dan neraka-Nya . Engkau tidak mempunyai kuasa
terhadap-k eputusan Allah dan
terhadap hamba-hamb a-Nya.
Sebelum seorang menggengga m surga dan neraka di kedua
tangannya, ia tidak boleh
memberikan status kafir atau murtad
kepada sesama muslim.
7. TAHUKAH ENGKAU
Berhati-ha tilah
saudaraku,
barangkali orang yang sekarang
engkau beri status murtad, bisa jadi memiliki lautan kebaikan di masa
sebelumnya - maka - bisa
jadi kesalahan itu telah lenyap di tengah lautan kebaikanny a.
Atau barangkali ketika
engkau memberikan status murtad
kepadanya, ia sudah bertaubat
lama, dan menggantik an
kesalahann ya dengan kebaikan yang
melangit. Sehingga status murtad yang engkau berikan akhirnya menjadi
fitnah dan dosa untukmu.
Nah saudaraku,
semoga kita semua diberkahi Allah, sehingga tidak melangkahi kuasa-Nya. Amin.