PERTANYAAN
:
:
السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ
Mau tanya gimana hukumnya
pake kosmetik yang mengandung "human placentone extract" atau ekstrak plasenta
manusia ? terima kasih buat jawabannya. Ini memang sebenarnya dah banyak
produknya, terutama buatt produk pemutih tubuh atau muka :D
Di situ ada ingredientsnya
: human placentone extract atau ekstrak plasenta ( ari-ari ) manusia.. saya
sendiri tidak tau, apakah itu ari-ari dari janin yang digugurkan atau sudah
dilahirkan.. Dalam dunia kedokteran, plasenta bisa sebagai stem cell (sel punca)
yang bisa membuat sel pengganti di tubuh saat kita sakit, makanya, ada bank sel
plasenta di singapura, misalnya..
Tapi saya tidak tau klu
bagaimana hukumnya sel-sel plasenta ini di-ekstrak dan dibuat sebagai bahan
kosmetik dengan dalih memutihkan kulit,pengganti kosmetik yang mengandung
merkuri (alasannya sih begitu), selain juga katanya,klaim nya bisa menghaluskan
kulit. Itu sedikit faktanya saja tapi aku tidak tahu hukumnya bagaimana jadi,
buat teman-teman yang tahu, mohon jawabannya. [Tengoku
Shojo].
JAWABAN
:
Wa`alaikum salam,
وَلاَ
يَجُوزُ انْ يَقْطَعَ مِنْ مَعْصُومِ غِيْرِهِ بِلاَ خِلاَفٍ وَلَيْسَ الغَيْرُ انْ
يَقْطَعَ مِنْ أعْضَاءِهِ شَيْئًا لِيَدْفَعَهُ إِلَى المُضْطَرِّ بِلاَ خِلاَفٍ
صَرَحَ بِهِ إِمَامُ الحَرَمَيْنِ وَالأَصْحَابُ.
Dan tidak boleh memotong
anggota badan yang dihormati dari orang lain, tanpa ada perbedaan pendapat. Dan
tidak boleh orang lain memotong sesuatu dari anggota-anggota badannya untuk
diberikan kepada orang yang sangat memerlukannya, tanpa ada perbedaan pendapat.
Imam Haromain dan pendukung madzhab Syafi'i menjelaskannya. [ Kitab Al Majmu'
Syarah Al-Muhadzdzab juz 9 halaman 45 ].
(وَيَحْرُمُ
قَطْعُهُ) اى البَعْضِ مِنْ نَفْسِهِ (لِغَيْرِهِ) وَلَو مُضْطَرًّا مَالَمْ يَكُنْ
ذَلِكَ الغَيْرُ نَبِيًّا فَيَجِيْبُ لَهُ ذَلِكَ.
(Dan haram memotongnya)
yaitu sebagian dari dirinya (untuk orang lain) meskipun orang lain tersebut
sangat memerlukannya, selain orang lain tersebut bukan nabi. Jika nabi, wajib
memotongnya untuk beliau. [ Kitab Nihayatul Muhtaj Syaroh Al-Minhaj juz 8
halaman 163 ].
وَعِبَارَةُ
البَرْمَوِيِّ: أمَّا المَشِيْمَةُ المُسَمّاَةُ بِالخَلاَصِ فَكَالجُزْءِ
لأَنَّهَا تُقْطَعُ مِنَ الوَلَدِ فَهِيَ جُزْءٌ مِنْهُ وَأَمَّاالمَشِيْمَةُ
الَّتِى فِيْهَا الوَلَدُ فَلَيْسَتْ جُزْاءً مِنَ الأُمِّ وَلاَ مِنَ
الوَلَدِ.
Dan ibarat dari Al-Barmawi
adalah sebagai berikut: Adapun ari-ari yang dinamakan tembuni maka adalah
seperti badan, karena dia dipotong dari anak yang lahir, maka dia adalah bagian
dari anak. Dan ari-ari yang janin berada di dalamnya (tempat janin dalam
kandungan). Maka dia bukan bagian dari ibu dan bukan pula bagian dari anak. [
Hasyiyah Asy Seikh Sulaiman Al-Jamal Syarah Al-Minhaj juz 2 halaman 190
].
فتاوى
الشرعية للشيخ حسنين مخلوف /195
(مسألة
89) هل يجوز شرعا الإنتفاع بدم الإنسان بنقله من الصحيح الى المريض لإنقاذ حياته
؟
(الجواب)
الدم وان كان محرما بنص القرآن الا ان الضرورة الملجئة الى التداوي به تبيح
الإنتفاع به في العلاج ونقله من شخص لآخر، وقد ذهب جمع من الفقهاء الى جواز التداوي
بالمحرم والنجس اذا لم يكن هناك ما يسدّ مسدّه من الأدوية المباحة الطاهرة، فاذا
راى الطبيب المسلم الحاذق ان انقاذ حياة المريض متوقف على الإنتفاع بالدم، جاز
التداوي به شرعا، والضرورة تبيح المحظورات، وما جعل عليكم في الدين من حرج، والله
اعلم
Kesimpulan terdapat
perbedaan pendapat di kalangan ahli fiqih :
1.Haram hukumnya, karena
bagian tubuh manusia tidak boleh dimanfaatkan selaras dengan prinsip
penghormatan kepada karomah insaniyyah.
2.Menurut para ahli fikih
dari madzhab Hambali diperbolehkan, karena bisa diambil manfaat oleh sesama
manusia, seperti kulit badan manusia karena kondisi darurat.
3.Khusus penggunaan plasenta
(al-masyimah) setelah terlepas dari rahim dan bayinya, boleh dimanfaatkan karena
bukan lagi berstatus sebagai bagian manusia dan tanpa dimanfaatkanpun pasti
hancur (mustahlak). Wallohu a'lam. [Mbah
Jenggot II].