Allah Ta’ala berfirman:
وَلاَ
تَقُولُوا لِمَا تَصِفُ أَلْسِنَتُكُمُ الْكَذِبَ هَذَا حَلاَلٌ وَهَذَا حَرَامٌ
لِّتَفْتَرُوا عَلَى اللهِ الْكَذِبَ إِنَّ الَّذِينَ يَفْتَرُونَ عَلَى اللهِ
الْكَذِبَ لاَ يُفْلِحُونَ
Dan janganlah kamu
mengatakan terhadapa apa yang disebut-sebut oleh lidahmu secara dusta “ini halal
dan ini haram”, untuk mengada-adakan kebohongan terhadap Allah. Sesungguhnya
orang yang mengada-adakan kebohongan terhadap Allah tiadalah beruntung. (QS.
An-Nahl (16): 116)
Berbicara tentang Allah
tanpa ilmu akan dimintai tanggung-jawab.
Allah Ta’ala berfirman:
وَلاَ
تَقْفُ مَا لَيْسَ لَكَ بِهِ عِلْمٌ إِنَّ السَّمْعَ وَالْبَصَرَ وَالْفُؤَادَ
كُلُّ أُوْلاَئِكَ كَانَ عَنْهُ مَسْئُولاً
Dan janganlah kamu
mengikuti apa yang kamu tidak mempunyai pengetahuan tentangnya. Sesungguhnya
pendengaran, penglihatan dan hati, semuanya itu akan diminta
pertanggunganjawabnya. (QS. Al-Isra’ : 36)
عَنْ
عَبْدِ اللَّهِ ابْنِ عَمْرِو بْنِ الْعَاصِ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ
عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ إِنَّ اللَّهَ لا يَقْبِضُ الْعِلْمَ انْتِزَاعًا
يَنْتَزِعُهُ مِنَ النَّاسِ وَلَكِنْ يَقْبِضُ الْعِلْم بِقَبْضِ الْعُلَمَاءِ
فَإِذَا لَمْ يُبْقِ عَالِمًا اتَّخَذَ النَّاسُ رُءُوسًا جُهَّالا فَسُئِلُوا
فَأَفْتَوْا بِغَيْرِ عِلْمٍ فَضَلُّوا وَأَضَلُّوا
Artinya: Dari Abdullah bin
‘Amr bin ‘Ash ،, Rasulullah Saw. bersabda: Allah tidak mengambil ilmu dengan
cara mencabutnya dari manusia, tetapi Ia mengambil ilmu dengan cara mengambil
ulama. Jika orang berilmu tidak satu pun yang tinggal, orang-orang akan
mengangkat orang yang tidak berilmu sebagai pemimpin. Maka jika ia ditanya, ia
akan berfatwa tanpa didasari oleh ilmu. Akibatnya mereka akan sesat dan
menyesatkan orang lain dengan fatwanya itu.
وَمَنْ
دَعَا إِلَى ضَلَالَةٍ كَانَ عَلَيْهِ مِنْ الْإِثْمِ مِثْلُ آثَامِ مَنْ تَبِعَهُ
لَا يَنْقُصُ ذَلِكَ مِنْ آثَامِهِمْ شَيْئًا
Barang siapa yang mengajak
kepada kesesatan maka ia mendapat dosa seperti dosa-dosa orang yang mengikruinya
tanpa mengurangi sedikitpun dosa mereka.” [ HR Muslim no. 6804 dari Abu Hurairah
]. ( Mbah
Jenggot
).