PERTANYAAN
:
Salam. Saya adalah sunni
sejati yang hobi makan es krim magnum kira-kira gimana ya? halal apa haram?
dengar-dengar komposisinya ada babinya, tapi ada label halalnya juga, jadi
bingung. [Erwin
Dedi].
JAWABAN
:
Wa'alaikumussalam. Memang
sempat ada kontroversi tapi MUI juga sudah melakukan klarifikasi, label halal
yang ada di kemasan es krim tersebut dikeluarkan oleh MUI setelah dilakukan
pengkajian oleh para pakar dan ulama-ulama di BPOM MUI tentunya, jadi antum
tidak perlu cemas.
Menurut pendapat yang kuat
hukumnya suci, karena mengamalkan pada asalnya, disamakan dengan jukh (sutra
halus yang dikenal dengan nama kain laken) yang sudah masyhur dalam perkataan
orang banyak bahwa pembuatannya dicampur dengan gajih babi kecuali bila sudah
ada kejelasan yang nyata terbuat dari tulang babi. Keterangan diambil dari
:
فـائدة
مهـمة) وهي مـااصـله الطهـارة وغلب على الظن تنــجسه لغــلبة النجـاسة فى مـثله ,
فيه قولان معروفــان بقــولي الاصل والظاهر اوالغـالب, ارجـحها انه طاهر عملا
بالاصل المتــيقن لانه اضـبط من الغـالب المخـتـــلـف بالاحوال والازمـان. وذلك
كـثياب خمار وحائض وصبــيان وأوانى متديـــنين بالنجــاسة وورق يغـلب نــثره على
نجس ولعاب صبي وجـوج اشــتهر عمله بشـحم الخــنزير وجبن شامي اشـتهر عمله بأنفحــة
الخنـزير وقد جاءه صلى الله عليه وسلم جـبنة من عندهم فــأكل منهاولم يســئل عن
ذلك. ذكره شيخـنا فى شرح المنهــاج .اهـ
[ FAEDAH PENTING ]
Sesungguhnya sesuatu yang aslinya suci kemudian kuat dugaan menjadi najis karena
bercampur dengan sesuatu yang najis maka dalam hal ini terdapat dua pendapat
yang terkenal. Pendapat yang lebih unggul adalah bahwa itu suci berdasarkan
keasliannya yang telah meyakinkan dank arena lebih kuat ketimbang sekedar dugaan
yang bisa berubah-ubah dengan perubahan waktu dan tempat, demikian ini seperti
Khammar dan Jukh (sejenis kain sutera). Dalam al-Mugni disebutkan bahwa Ibn
Shalah pernah ditanya tentang jukh yang popular dalam omongan orang banyak bahwa
didalamnya mengandung lemak babi, Ibn Shalah menjawab “Ia tidak bisa dihukumi
najis sampai kenajisannya benar-benar menjadi nyata. [ Hamisy I’aanah
at-Thoolibiin I/104 ]. Wallaahu A'lamu Bis Showaab. [Abdul
'Zed' H. Sanaji, Nur Hasyim S. Anam, Masaji Antoro].