PERTANYAAN
:
Di bulan Ramadhan benarkah
syaithn-syaithon dibelenggu? Tetapi faktanya sewaktu sedang puasa. Habis subuh
kok ramai asyik berpacaran ? dan maksiat masih saja tetap terjadi? kenapa ya ?
[Nadia
Faelasufha].
JAWABAN
:
Karena masih dimungkinkan
kejelekan tersebut terjadi akibat nafsu yang jelek dari seseorang atau pengaruh
setan dari bangsa manusia.
- Fath alBaari IV/114-115
:
وقال
القرطبي بعد أن رجح حمله على ظاهره فإن قيل كيف نرى الشرور والمعاصى واقعة في رمضان
كثيرا فلو صفدت الشياطين لم يقع ذلك فالجواب أنها إنما تقل عن الصائمين الصوم الذي
حوفظ على شروطه وروعيت ادابه أو المصفد بعض الشياطين وه...م المردة لاكلهم كما تقدم
في بعض الروايات أو المقصود تقليل الشرور فيه وهذا أمر محسوس فإن وقوع ذلك فيه أقل
من غيره اذلا يلزم من تصفيد جميعهم أن لا يقع شر ولا معصية لأن لذلك اسبابا غير
الشياطين كالنفوس الخبيثة والعادات القبيحة والشياطين الإنسية وقال غيره في تصفيد
الشياطين في رمضان إشارة إلى رفع عذر المكلف كأنه يقال له قد كفت الشياطين عنك فلا
تعتل بهم في ترك الطاعة ولا فعل المعصية
Berkata alQurthuby setelah
mengunggulkan pernyataan hadits ““pada bulan ramadhan pintu neraka ditutup rapat
dan pintu surga dibuka selebar lebarnya dan setan diborgol ” pada zhahirnya
hadits. Bila ditanyakan “Bagaimana kita masih banyak melihat kejelekan dan
maksiat terjadi dibulan ramadhan bila memang setan telah di borgol ?”. Kejelekan
tersebut menjadi jarang terjadi pada orang yang berpuasa dengan menjalankan
semua syarat-syaratnya dan menjaga adab-adabnya. Atau yang diborgol hanyalah
sebagian setan tidak semuanya seperti keterangan disebagian riwayat terdahulu.
Atau yang dimaksud adalah
sedikitnya kejelekan dibulan ramadhan, ini adalah hal nyata karena kejelekan
dibulan ramadhan kenyataannya memang lebih sedikit dibanding dibulan-bulan
lainnya dan bukan berarti apabila semua setan diborgol dibulan Ramadan
sekalipun, tidak akan terjadi kejelekan dan kemaksiatan karena masih
dimungkinkan kejelekan tersebut terjadi disebabkan oleh nafsu yang jelek atau
setan dari setan sebangsa manusia. Dan berkata ulama lainnya “Pengertian setan
dibelenggu dibulan Ramadan adalah tidak adanya lagi alas an seorang mukallaf,
seolah-olah dikatakan : Telah tercegah setan dari menggodamu maka jangan
beralasan dirimu karenanya saat meninggalkan ketaatan dan menjalani kemaksiatan.
Wallaahu A’lamu Bis Showaab. [Masaji
Antoro].