Shalat Tarawih bagi umat
Islam Indonesia sudah tidak asing lagi. Hampir setiap muslim pernah
menjalankannya. Pada awa lRamadhan, biasanya masjid atau mushala penuh dengan
kaum muslimin danmuslimat yang menjalankan shalat jama'ah isya' sekaligus
tarawih. Adayang menjalankan 8 rakaat, dan ada yang 20 rakaat, Sedang shalat
Witir yang diletakkan di akhir biasanya sarna-sarna 3 rakaat. Shalat Tarawih
hukumnya sangat disunnahkan (sunnah muakkadah), lebih utama berjama'ah. Demikian
pendapat masyhur yang disampaikann oleh para sahabat dan ulama.
Ada beberapa pendapat
tentang raka'at shalat Tarawih; ada pendapat yangmengatakan bahwa shalat tarawih
ini tidak ada batasan bilangannya,yaitu boleh dikerjakan dengan 20 (dua puluh)
raka'at, 8 (delapan), atau36 (tiga puluh enam) raka'at; ada pula yang mengatakan
8 raka'at; 20raka'at; dan ada pula yang mengatakan 36 raka'at. Pangkal perbedaan
awal dalam masalah jumlah raka'at shalat Tarawihadalah pada sebuah pertanyaan
mendasar. Yaitu apakah shalat Tarawih itu sama dengan shalat malam atau keduanya
adalah jenis shalatsendiri-sendiri? Mereka yang menganggap keduanya adalah sama,
biasanyaakan mengatakan bahwa jumlah bilangan shalat Tawarih dan Witir itu 11
raka'at.
Adapun orang yang melakukan
salat tarawih 8 (delapan) rakaat denganwitir 3 (tiga) rakaat, adalah mengikuti
hadits yang diriwayatkan dari Sayyidah Aisyah yang berbunyi sebagai
berikut:
َู
ุง
َูุงَู ุฑَุณُُْูู ุงَِّููู ุตََّูู ุงَُّููู ุนََِْููู َู ุณََّูู
َ َูุฒِْูุฏُ ِูู
ุฑَู
َุถَููููุงَู َููุงَ ِูู ุบَْูููุฑِِู ุนََูู ุฅِุญْุฏَู ุนَุดَุฑَุฉَ ุฑََْูุนَุฉً ، ُูุตَِّูู
ุงَุฑْุจَุนًุง َููุงَ ุชَุณْูุงَْู ุนَْู ุญُุณَِِّْููู َูุทَُِِّْูููู ุซُู
َّ ُูุตَِّูู
ุงَุฑْุจَุนًุง َููุงَ ุชَุณْููุงَْู ุนَْู ุญُุณَِِّْููู َู ุทَُِِّْูููู ุซُู
َّ ُูุตَِّูููู
ุซَูุงَุซًุง ، َُْูููุชُ : َูุง ุฑَุณَُْูู ุงَِّููู ุฃَุชََูุงู
ُ َูุจَْู ุงَْู ุชُْูุชِุฑَ ؟
ََููุงَู : َูุง ุนَุงุฆِุดَุฉُ ุฅَِّู ุนَََّْููู ุชََูุงู
ُ َููุงَ ََูููููููุงู
ُ َْููุจِู .
ู
ُุชٌََّูู ุนََِْููู
"Tiadalah
Rasulullah saw. menambah pada bulan Ramadlan dan tidak pula pada bulan lainnya
atas sebelas rakaat. Beliau salat empat rakaat dan jangan Anda bertanya tentang
kebagusan dan panjangnya. Kemudian beliau salat empat rakaat dan jangan Anda
bertanya tentang kebagusan dan panjangnya. Kemudian beliau salat tiga rakaat.
Kemudian aku (Aisyah) bertanya, "Wahai Rasulullah, adakah Tuan tidur sebelum
salat witir?" Beliau bersabda, "Wahai Aisyah, sesungguhnya kedua mataku tidur,
sedang hatiku tidak tidur." (HR.Bukhari)
Syekh Muhammad bin 'Allan
dalam kitab "Dalilul Falihin" jilid III halaman 659 menerangkan bahwa hadits di
atas adalah hadits tentang salat witir, karena salat witir itu paling banyak
hanya sebelas rakaat, tidak boleh lebih. Hal itu terlihat dari ucapan Aisyah
bahwa Nabi saw. tidak menambah salat, baik pada bulan Ramadlan atau lainnya
melebihi sebelas rakaat. Sedangkan salat tarawih atau "qiyamu Ramadlan" hanya
ada pada bulan Ramadlan saja.
Ucapan Aisyah "beliau salat
empat rakaat dan Anda jangan bertanya tentang kebagusan dan panjangnya",
tidaklah berarti bahwa beliau melakukan salat empat rakaat dengan satu kali
salam. Sebab dalam hadits yang disepakati kesahihannya oleh Bukhari dan Muslim
dari Ibnu Umar ra. Nabi bersabda:
ุตَูุงَุฉُ
ุงَِّْูููู ู
َุซَْูู ู
َุซَْูู ، َูุฅِุฐَุง ุฎِْูุชَ ุงูุตُّุจْุญَ َูุงَْูุชِุฑْ
ุจَِูุงุญِุฏَุฉٍ
"Salat
malam itu (dilakukan) dua rakaat dua rakaat, dan jika kamu khawatir akan subuh,
salatlah witir satu rakaat".
Dalam hadits lain yang
disepakati kesahihannya oleh Bukhari dan Muslim, Ibnu Umar juga berkata
:
َูุงَู
ุงَّููุจُِّู ุตََّูู ุงَُّููู ุนََِْููู َูุณََّูู
َ ُูุตَِّูู ู
َِู ุงَِّْูููู ู
َุซَْูู
ู
َุซَْูู َู ُْููุชِุฑُ ุจِุฑَْูุนَุฉٍ.
"Adalah
Nabi saw. melakukan salat dari waktu malam dua rakaat dua rakaat, dan melakukan
witir dengan satu rakaat".
Pada masa Rasulullah saw.
dan masa pemerintahan Khalifah Abu Bakar as-Shiddiq, salat tarawih dilaksanakan
pada waktu tengah malam, namanya bukan salat tarawih, melainkan "qiyamu
Ramadlan" (salat pada malam bulan Ramadlan). Nama "tarawih" diambil dari arti
"istirahat" yang dilakukan setelah melakukan salat empat rakaat. Disamping itu
perlu diketahui, bahwa pelaksanaan salat tarawih di Masjid al-Haram, Makkah
adalah 20 rakaat dengan dua rakaat satu salam.
Lalu Umar bin 'Abdul Aziz
menambah raka'at shalat Tarawih menjadi 36raka'at bagi orang di luar kota Makkah
agar menyamahi pahala Tarawihahli makkah; Atau shalat Tarawih 20 raka'at dan
Witir 3 raka'at menjadi23 raka'at. Sebab 11 rakaat itu adalah jumlah bilangan
rakaat shalatmalamnya Rasulullah saw bersama sahabat dan setelah itu
Beliaumenyempurnakan shalat malam di rumahnya. Sebagaimana Hadits Nabi
SAW.:
ุฃََُّูู
ุตّูู ุงููู ุนููู ูุณّูู
ุฎَุฑَุฌَู
ِْู ุฌَِْูู ุงَِّْูููู ََููุงِْูู ู
ِْู ุฑَู
َุถَุงَู ََِููู
ุซَูุงَุซُู
ُุชََูุฑَِّّูุฉٍ: ََْูููุฉُ ุงูุซَุงِูุซِ, َูุงูุฎَุงู
ِุณِ,
َูุงูุณَّุงุจِุนَِูุงูุนِุดْุฑَِْูู, َูุตََّูู ِْูู ุงูู
َุณْุฌِุฏِ, َูุตََّّูู
ุงَّููุงุณُุจِุตَูุงَุชِِู َِْูููุง, ََููุงَู ُูุตَِّّْูู ุจِِูู
ْ ุซَู
َุงِู
ุฑََูุนَุงุชٍ,ََُูููู
َُِّْููู ุจَุงَِْูููุง ِْูู ุจُُْููุชِِูู
ْ. ุฑูุงู ุงูุดูุฎุงู
"Rasulullah
SAW keluar untuk shalat malam di bulan Ramadlansebanyak tiga tahap: malam
ketiga, kelima dan kedua puluh tujuh untukshalat bersama umat di masjid,
Rasulullah saw. shalat delapan raka'at,dan kemudian mereka menyempurnakan sisa
shalatnya di rumah masing-masing. (HR Bukhari dan Muslim).
Para imam madzhab telah
menetapkan kesunnahan salat tarawih berdasarkan perbuatan Nabi Muhammad
shallallahu alaihi wa sallam Imam Bukhari dan Muslim telah meriwayatkan hadits
sebagai berikut:
َูุงَู
ุงَّููุจُِّู ุตََّูู ุงُّููู ุนََِْููู َูุณََّูู
َ ุฎَุฑَุฌَ ِูู ุฌَِْูู ุงَِّْูููู
ََููุงَِูู ู
ِْู ุฑَู
َุถَุงَู ََِููู ุซَูุงَุซٌ ู
ُุชََูุฑَِّูุฉٌ ََْูููุฉُ ุงูุซَّุงِูุซِ
َูุงْูุฎَุงู
ِุณِ َูุงูุณّุงุจِุนِ َูุงْูุนِุดْุฑَِْูู َูุตََّูู ِูู ุงْูู
َุณْุฌِุฏِ َูุตََّูู
ุงَّููุงุณُ ุจِุตَูุงَุชِِู َِْูููุง ، ََููุงَู ُูุตَِّูู ุจِِูู
ْ ุซَู
َุงَู ุฑََูุนَุงุชٍ ุฃَْู
ุจِุฃَุฑْุจَุนِ ุชَุณِْْููู
َุงุชٍ َูู
َุง ุณََูุฃْุชِู ََُูููู
َُِّْููู ุจَุงََِูููุง ِูู
ุจُُْููุชِِูููููู
ْ ุฃَْู ุญَุชَّู ุชَุชِููููู
َّ ุนِุดْุฑَِْูู ุฑَْูุนَุฉً ِูู
َุง َูุฃْุชِู ،
ََููุงَู ُูุณْู
َุนُ َُููู
ْ ุฃَุฒِْูุฒٌ َูุฃَุฒِْูุฒِ ุงَّููุญِْู .
"Nabi
shallallahu alaihi wa sallam keluar pada waktu tengah malam pada bulan Ramadlan,
yaitu pada tiga malam yang terpisah: malam tanggal 23, 25, dan 27. Beliau salat
di masjid dan orang-orang salat seperti salat beliau di masjid. Beliau salat
dengan mereka delapan rakaat, artinya dengan empat kali salam sebagaimana
keterangan mendatang, dan mereka menyempurnakan salat tersebut di rumah-rumah
mereka, artinya sehingga salat tersebut sempurna 20 rakaat menurut keterangan
mendatang. Dari mereka itu terdengar suara seperti suara lebah".
Sahabat Ibnu Abbas
meriwayatkan bahwaRasulullah SAW shalat Tarawih di bulan Ramadhan sendirian
sebanyak 20 Rakaat ditambah Witir. (HR Baihaqi dan Thabrani).
Ibnu Hajar menyatakan bahwa
Rasulullah shalatbersama kaum muslimin sebanyak 20 rakaat di malam Ramadhan.
Ketiga tibadi malam ketiga, orang-orang berkumpul, namun rasulullah tidak
keluar.Kemudian paginya beliau bersabda:
ุฎَุดِْูุชُ
ุฃَْู ุชََูุฑَّุถَ ุนََُْูููู
ْ ََููุง ุชُุทََُِْูููููุง
"Aku
takut kalau-kalau tarawih diwajibkan atas kalian, kalian tidak akan mampu
melaksanakannya."
Hadits ini disepakati
kesahihannya dan tanpamengesampingkan hadits lain yang diriwayatkan Aisyah yang
tidakmenyebutkan rakaatnya. (Dalam hamรฎsy Muhibah, Juz II,
hlm.466-467)
SHOLAT
TARAWIH PADA MASA KHOLIFAH UMAR BIN KHATTAB
Disebutkan dalam kitab
Sahih Bukhari : "Dari
Abdurrahman bin Abdul Qarai, beliau berkata : Saya keluar bersama Sayidina 'Umar
bin Khathab (Khalifah) pada suatu malam bulan Ramadhan pergi ke masjid
(Medinah). Didapati dalam masjid orang-orang shalat tara-wih berpisah-pisah. Ada
orang yang sembahyang sendirisendiri, ada orang yang shalat dan ada beberapa
orang di belakangnya, maka Sayidina Umar berkata : Saya berpendapat akan
mempersatukan orang-orang ini. Kalau disatukan dengan seorang Imam sesungguhnya
lebih baik, lebih serupa dengan shalat Rasulullah. Maka dipersatukan orang-orang
itu shalat di belakang seorang Imam namanya Ubal bin Ka'ab. Kemudian pada satu
malam kami datang lagi ke masjid, lantas kami melihat orang-orang shalat
bersama-sama di belakang seorang Imam. Sayidina Umar berkata : Ini adalah bid'ah
yang baik." (H. Riwayat Imam Bukhari, lihat Sahih Bukhari I, halaman 241 -
242).
Abdurrahman bin Abdul Qarai
yang meriwayatkan perbuatan Sayidina Umar ini adalah seorang Tabi'in yang lahir
ketika Nabi masih hidup. Beliau adalah murid Sayidina Umar bin Khathab, wafat
tahun 81 H. dalam usia 78 tahun.
Nampak dalam hadits ini
bahwa Khalifah yang kedua Umar bin Khathab memerintahkan agar shalat tarawih
dikerjakan dengan berjamaah, tidak scorang-seorang saja. Dan beliau berpendapat
bahwa hal itu adalah "bid'ah yang baik".
Tersebut dalam kitab Al
Muwatha', karya Imam Malik, halaman 138 begini : Dari Malik dari Yazid bin
Ruman, ia berkata : "Adalah
manusia mendirikan shalat pada zaman Umar bin Khathab sebanyak 23 raka'at."
(H.Riwayat Imam Malik dalam Kitab Al Muwatha' halaman 138 juz I)
Nampaklah bahwa
sahabat-sahabat Nabi ketika itu diperintah oleh Sayidina Umar untuk mengerjakan
shalat sebanyak 23 raka'at, yaitu 20 raka'at shalat tarawih dan 3 raka'at shalat
witir sesudah shalat tarawih.
Disebutkan dalam kitab Imam
Baihaqi : "Bahwasanya
mereka (sahabat-sahabat) Nabi, mendirikan shalat (tarawih) dalam bulan Ramadhan
pada zaman Umar bin Khathab Rda dengan 20 raka'at. (H. Riwayat Baihaqi - lihat
Baihaqi (Sunan al-kubra) juz II hal 466)
Nampaklah dalam
keterangan-keterangan ini bahwรก sahabat-sahabat Nabi telah (sepakat) mendirikan
salat tarawih pada masa Umat sebanyak 20 raka'at. Ijma' Sahabat menurut ushul
fiqih adalah hujah yakni adalah dalil syariat.Inilah pokok pangkal hitungan
raka'at shalat tarawih.Sayidina Umar, seorang Sahabat Nabi yang dipercayai
Khalifah Nabi yang kedua memerintahkan 20 raka'at. ini berarti bahwa beliau
mengetahui bahwa banyaknya shalat tarawih Nabi, baik di masjid atau di rumah
sebanyak 20 raka'at. Kalau tidak tentu Sayidina Umar tidak akan memerintahkan
begitu Ini namanya riwayat hadits dengan perbuatan. Kita ummat Islam disuruh
oleh Nabi mengikuti Sayidina Abu Bakar dan Umar. Nabi berkata :
ْูุชَุฏُْูุง
ุจِุงَّููุฐَِْูู ู
ِْู ุจَุนْุฏِู ุฃَุจِู ุจَْูุฑٍ َูุนُู
َุฑَ . ุฑََูุงُูุฃَุญْู
َุฏُ َูุฃَุจُْู
ุฏَุงُูุฏَ َูุงุจُْู ู
َุงุฌَْู
"Ikutilah
dua orang sesudah saya: yaitu Abu Bakar dan Umar". (Hadits Riwayat Imam Ahmad,
Tirmidzi, dan Ibnu Majah — lihat Musnad Ahmad bin Hanbal V hal. 382 dan Sahih
Tirmidzi XIII 129).
Dan dalam sebuah hadits
ummat Islam diperintah oleh Nabi supaya mengikut Khalifah-Khalifah Rasyidin,
beliau berkata begini :
ุนََُْูููู
ْ
ุจِุณَُّูุชِู َูุณَُّูุฉِ ุงْูุฎََُููุขุกِ ุงูุฑَّุงุดِุฏَِْูู ุงْูู
َْูุฏَِِّْููู ุนَุถُّْูุง
ุนَََْูููุง ุจِุงََّูููุงุฌِุฐِ. ุฑََูุงُู ุฃَุจُْูุฏَุงُูุฏَ
"Maka
wajib atasmu mengikut sunnah aku dan sunnah KhalifahKhalifah Rasyidin yang
diberi hidayat, sesudah aku". (H.R. Abu Daud dan Tirmidzi — Lihat Sunan Abu Daud
IV halaman 201).
Dapat diambil kesimpulan
dari dalil-dalil di atas, bahwa hitungan raka'at shalat tarawih adalah 20
raka'at, dan shalat witir adalah 3 raka'at, jumlahnya 23 raka'at. Barang siapa
yang tidak mengerjakan shalat tarawih 20 raka'at rnaka ia belum dinamai
melaksanakan shalat tarawih, dan belum mengikuti jejak Sayidina Umar bin
Khathab. Khalilatur-rasyidin yang kita semuanya disuruh Nabi mengikut
beliau.
Jumlah Raka'at Shalat
Tarawih Menurut Ulama salaf
1. Imam
Hanafi
Sebagaimana dikatakan Imam
Hanafi dalam kitab Fathul Qadir bahwa Disunnahkan kaum muslimin berkumpul pada
bulan Ramadhan sesudah Isya', lalu mereka shalat bersama imamnya lima Tarawih
(istirahat), setiap istirahat dua salam, atau dua istirahat mereka duduk
sepanjang istirahat, kemudian mereka witir (ganjil). Walhasil, bahwa bilangan
rakaatnya 20 rakaat selain witir jumlahnya 5 istirahat dan setiap istirahat dua
salam dan setiap salam dua rakaat = 2 x 2 x 5 = 20 rakaat.
2. Imam
Maliki
Dalam kitab Al-Mudawwanah
al Kubro, Imam Malik berkata, Amir Mukminin mengutus utusan kepadaku dan dia
ingin mengurangi Qiyam Ramadhan yang dilakukan umat di Madinah. Lalu Ibnu Qasim
(perawi madzhab Malik) berkata "Tarawih itu 39 rakaat termasuk witir, 36 rakaat
tarawih dan 3 rakaat witir" lalu Imam Malik berkata "Maka saya melarangnya
mengurangi dari itu sedikitpun". Aku berkata kepadanya, "inilah yang kudapati
orang-orang melakukannya", yaitu perkara lama yang masih dilakukan
umat.
Dari kitab Al-muwaththa',
dari Muhammad bin Yusuf dari al-Saib bin Yazid bahwa Imam Malik berkata, "Umar
bin Khattab memerintahkan Ubay bin Ka'ab dan Tamim al-Dari untuk shalat bersama
umat 11 rakaat". Dia berkata "bacaan surahnya panjang-panjang" sehingga kita
terpaksa berpegangan tongkat karena lama-nya berdiri dan kita baru selesai
menjelang fajar menyingsing. Melalui Yazid bin Ruman dia berkata, "Orang-orang
melakukan shalat pada masa Umar bin al-Khattab di bulan Ramadhan 23 rakaat".
Imam Malik meriwayatkan juga melalui Yazid bin Khasifah dari al-Saib bin Yazid
ialah 20 rakaat. Ini dilaksanakan tanpa wiitr. Juga diriwayatkan dari Imam Malik
46 rakaat 3 witir. Inilah yang masyhur dari Imam Malik.
3. Imam
as-Syafi'i
Imam Syafi'i menjelaskan
dalam kitabnya Al-Umm, "bahwa shalat malam bulan Ramadhan itu, secara sendirian
itu lebih aku sukai, dan saya melihat umat di madinah melaksanakan 39 rakaat,
tetapi saya lebih suka 20 rakaat, karena itu diriwayatkan dari Umar bin
al-Khattab. Demikian pula umat melakukannya di makkah dan mereka witir 3 rakaat.
Lalu beliau menjelaskan dalam Syarah al-Manhaj yang menjadi pegangan pengikut
Syafi'iyah di Al-Azhar al-Syarif, Kairo Mesir bahwa shalat Tarawih dilakukan 20
rakaat dengan 10 salam dan witir 3 rakaat di setiap malam Ramadhan.
4. Imam
Hambali
Imam Hambali menjelaskan
dalam Al-Mughni suatu masalah, ia berkata, "shalat malam Ramadhan itu 20 rakaat,
yakni shalat Tarawih", sampai mengatakan, "yang terpilih bagi Abu Abdillah
(Ahmad Muhammad bin Hanbal) mengenai Tarawih adalah 20 rakaat". Menurut Imam
Hanbali bahwa Khalifah Umar ra, setelah kaum muslimin dikumpulkan (berjamaah)
bersama Ubay bin Ka'ab, dia shalat bersama mereka 20 rakaat. Dan al-Hasan
bercerita bahwa Umar mengumpulkan kaum muslimin melalui Ubay bin Ka'ab, lalu dia
shalat bersama mereka 20 rakaat dan tidak memanjangkan shalat bersama mereka
kecuali pada separo sisanya. Maka 10 hari terakhir Ubay tertinggal lalu shalat
dirumahnya maka mereka mengatakan, "Ubay lari", diriwayatkan oleh Abu Dawud dan
as-Saib bin Yazid.
5. Imam
Ibnu Hajar Al-Asqolani
Al Imam Ibnu Hajar Al
Asqolani menjelaskan Hadits tentang Tarawihnya Khalifah Umar, dalam kitabnya
Fathul Bari, beliau menulis : " Penyempurnaan : Tidak ada penyebutan dalam
riwayat ini berapa Rakaat shalat yang dilakukan Ubay Bin Ka'ab, dan para salaf
berselisih atas hal ini, di dalam kitab Al Muwatho' dari Muhammad bin Yusuf dari
Assaib bin Yazid bahwasanya sholatnya 11 rakaat, dan meriwayatkan Sa'id bin
Manshur Dari jalur yang lain dan menambahkan dalam riwayat itu " Mereka para
sahabat membaca 200 an ayat dan berpegang pada tongkat karena lamanya berdiri ",
dan meriwayatkan Muhammad bin Nashr Al Marwazi dari jalan Muhammad bin Ishaq
dari Muhammad bin Yusuf, berkata : 13 rakaat, dan meriwayatkan Abdurrozaq dari
jalan yang lain dari Muhammad bin Yusuf, berkata 21 rakaat, dan meriwayatkan
Malik dari jalan Yazid bin Khushaifah dari Assa'ib bin yazid 20 rakaat, dan ini
di asumsikan selain witir.
Dan dari Yazid bin Rouman
berkata " Para Manusia sholat tarawih di zaman Umar dengan 23 rakaat,
dan meriwayatkan Muhammad
bin Nashr dari jalur Atho', berkata : Aku mendapati para sahabat di bulan
Ramadhan sholat 23 rakaat dan 3 witir. Dan banyaknya riwayat-riwayat ini adalah
adalah hal yang Mungkin, karena berbeda-bedanya haliyah (keadaan), dan di
kompromikan bahwasanya perbedaan riwayat ini memandang dari panjang dan
pendeknya bacaan, maka ketika bacaanya panjang maka sedikit rakaatnya dan
sebaliknya. Dan pendapat ini di kuatkan Al Dawadi dan yang lain. Hitungan Rakaat
yang awal (11 rakaat) ini mencocoki hadits A'isyah, dan pendapat ke dua (13
rakaat) mendekati hadits itu juga. Dan perbedaan riwayat jumlah rakaat yang
melebihi 20 rakaat, maka kembali kepada perbedaan rakaat witir, karena
sesungguhnya terkadang witir itu dilakukan 1 rakaat kadang 3 rakaat. Dan
meriwayatkan Muhammad bin Nashr dari jalur Dawud bin Qois berkata : Aku
mendapati para manusia di masa pemerintahan Aban bin Utsman dan Umar bin Abdul
Aziz -yakni di madinah- mereka shalat dengan 36 rakaat dan 3 rakaat witir, dan
berkata Imam Malik hal itu adalah perkara yang terdahulu bagi kami. Dan dari
Azza'faroni dari Asyafi'i, berkata : Aku melihat orang-orang di madinah sholat
dengan 39 rakaat dan di Makkah 23 rakaat. Dan dari Asyafi'i : Apabila
memanjangkan berdiri (bacaan) dan menyedikitkan sujud (rakaat), maka hal itu
bagus, dan apabila memperbanyak sujud (rakaat) dan memperingan bacaan, itu juga
bagus. Tapi yang awal lebih aku sukai.
6. Imam
Tirmidzi
Berkata Attirmidzi :
pendapat yang terbanyak di katakan dalam jumlah rakaat tarawih adalah 41 rakaat
-yakni dengan witir-. Dan menuqil dari Ibnu Abdil Bar dari Al Aswad bin Yazid :
Tarawih di kerjakan 40 rakaat dengan 7 rakaat witir, dan dikatakan 38 rakaat,
seperti yang telah di tuturkan Muhammad bin Nashr dari Ibnu Aiman dari Imam
Malik ". ( Fathul Bari Syarah Shohih Bukhori Juz 4 hal 253 Bab Kitabus Shalati
Tarawih cet Dar Al Ma'rifah ).
7.Imam
Ibnu Taymiyah
Beliau menulis: "Telah
diterima bahwa Ubay Ibn Ka´b biasa mengimami sembahyang untuk jamaah dengan 20
rakaat di bulan ramadlan dan3 rakaat witir. Dari sini, para ulama bersepakat 20
rakaat sebagai sunnat karena Ubay biasa mengimami jamaah yang terdiri atas
Muhajirin dan Anshar dan tidak seorangpun di antara mereka menolaknya." (Fataawa
Ibn Taymiyyah hal.112).
8.Imam
Nawawi
Berkata Imam Nawawi dalam
kitab "AI Majmu" syarah Al Mahazab begini : "Dalam Madzhab kita Tarawih itu 20
raka'at dengan 10 salam, selain Witir". (Al Majmu' IV hal. 32).
9.Imam
Syarbini
Berkata Imam Syarbini al
Khathib : "Dan tarawih itu 20 raka'at dengan 10 salam tiap-tiap bulan Ramadhan,
demikian hadits Baihaqi dengan sanad yang sahih, bahwasanya sahabat sahabat Nabi
mendirikan shalat pada masa Umar bin Khatab dalam bulan Ramadhan sebanyak 20
rakaat, clan merawikan Imam Malik dalam kitab al Muwatha' sebanyak 23 raka'at,
tetapi Imam Baihaqi mengatakan bahwa yang tiga raka'at yang akhir ialah shalat
witir. (Mughni al Muhtaj, juzu' I, halaman 226).
10.Imam
Jalaluddin Al-Mahalli
Berkata Imam Jalaluddin al
Mahalli : "Dan merawikan Imam Baihaqi dengan sanad yang sahih seperti yang
dikatakan dalam syarah Muhazzab, bahwasanya Sahabat-sahabat Nabi shalat pada
masa Umar bin Khathah sebanyak 20 raka'at". (Al Mahalli, juzu' I, halaman
217).
11.Imam
Sayd Bakri
Berkata Imam Sayd Bakri
Syatha : "Dan shalat tarawih itu 20 raka'at dengan 10 salam, tiap-tiap malam
bulan Ramadhan karena hadits Nabi "Barang siapa shalat di dalam bulan Ramadhan
didorong oleh iman dan karena Allah semata-mata diampuni sekalian dosanya yang
telah lalu. Wajib salam setiap 2 raka'at, maka jika dishalatkan 4 raka'at dengan
1 salam tidaklah sah" (la'natut Thalibin juzu' I, halaman 265).
12.Imam
Ramli
Berkata Imam Ramli : "Dan
shalat tarawih itu 20 raka'at dengan 10 salam, karena riwayat yang mengatakan
bahwasanya sahabat-sahabat Nabi mendirikan shalat tarawih dalam Malam Ramadhan
pada zaman Umar bin Khathab sebanyak 20 raka'at." (Nihayatul Muhtaj, juzu' I,
halaman 122).
13.Imam
Zainuddin Al-Malibari
"Shalat Tarawih hukumnya
sunnah, 20- raka'at dan 10 salam pada setiap malam di bulan Ramadlan. Karena ada
hadits: Barangsiapa Melaksanakan (shalat Tarawih) di malam Ramadlan dengan iman
dan mengharap pahala, maka dosanya yang terdahullu diampuni. Setiap dua raka'at
haru salam. Jika shalat Tarawih 4 raka'at dengan satu kali salam maka hukumnya
tidak sah......". (Zainuddin al Malibari, Fathul Mu'in, Bairut: Daral Fikr, juz
I, h. 360).
Shalat di Masjidil Haram,
Makah. Di sana, 23 rakaat diselesaikan dalam waktu kira-kira 90-120 menit. Surat
yang dibaca imam ialah ayat -ayat suci Al-Qur'an dari awal, terus berurutan
menuju akhir Al-Qur'an. Setiap malam harus diselesaikan kira-kira 1 juz lebih,
dengan diperkirakan pada tanggal 29 Ramadhan (dulu setiap tanggal 27 Ramadhan)
sudah khatam. Pada malam ke 29 Ramadhan itulah ada tradisi khataman Al-Qur'an
dalam shalat Tarawih di Masjidil Haram. Bahkan, di rakaat terakhir imam
memanjatkan doa yangmenurut ukuran orang Indonesia sangat panjang sebab doa itu
bisa sampai15 menit, doa yang langka dilakukan seorang kiai dengan waktu
sepanjangitu, meski di luar shalat sekalipun. Dan terpapar di kitab Shalat
al-Tarawih fi Masjid al-Haram bahwashalat Tarawih di Masjidil Haram sejak masa
Rasulullah, Abu Bakar,Umar, Usman, dan seterusnya sampai sekarang selalu
dilakukan 20 rakaatdan 3 rakaat Witir.
Pada kesimpulannya,
bahwa
pendapat yang unggul tentang jumlah raka'at shalat tarawih adalah 20 raka'at +
raka'at witir jumlahnya 23 raka'at. Akan tetapi jika ada yang
melaksanakan shalat tarawih 8 raka'at + 3 withir jumlahnya 11 raka'at tidak
berarti menyalahi Islam. Sebab perbedaan ini hanya masalah furu'iyyah bukan
masalah aqidah tidak perlu dipertentangkan. Wallahu a'lam bi
al-shawab.