PERTANYAAN
:
Assalamu'alaikum. Kapankah
batas bersiwak di bulan puasa terkait dengan lantaran ber-siwak merupakan suatu
kesunahan sebelum mengerjakan ibadah sholat dan ibadah sunah lainnya.
[Mochadie
Alfaqir Abdil].
JAWABAN
:
Wa'alaikumsalam wr wb.
BATASANNYA
SETELAH TERGELINCIRNYA MATAHARI
ولا
يكره إلا للصائم بعد الزوال ولو صوم نفل
Dan tidak dimakruhkan
memakai siwak kecuali bagi orang puasa setelah tergelincirnya matahari meskipun
saat menjalani puasa sunah. [ As-Siraaj al-Wahhaaj I/17 ].
(
ولا يكره ) بحال ( إلا للصائم بعد الزوال ) ولو نفلا لخبر الصحيحين لخلوف الصائم
أطيب عند الله من ريح المسك والخلوف بضم الخاء تغير رائحة الفم والمراد الخلوف بعد
الزوال لخبر أعطيت أمتي في شهر رمضان خمسا ثم قال وأما الثانية فإنهم يمسون وخلوف
أفواههم أطيب عند الله من ريح المسك والمساء بعد الزوال
(Dan tidak dimakruhkan sama
sekali memakai siwak kecuali bagi orang puasa setelah tergelincirnya matahari
meskipun saat menjalani puasa sunah). Berdasarkan hadits Nabi “Sungguh bau mulut
orang berpuasa lebih harum dari minyak misik (HR. Bukhari Muslim). Yang dimaksud
bau mulut diatas adalah bau mulut setelah tergelincirnya matahari berdasarkan
hadits nabi yang lain. ”Diberikan kepada umatku lima perkara dalam bulan
Ramadhan. Seterusnya beliau bersabda : Adapun yang kedua, mereka berada pada
saat setelah tergelincir matahari, sedangkan bau mulut mereka di sisi Allah
lebih harum dari bau misik” (H.R. al-Hasan bin Sufyan dalam Musnadnya dan Abu
Bakar al-Sam’any dalam Amaliah, beliau berkata : “ Ini hadits hasan”. Seperti
ini juga telah dikatakan oleh An-Nawawi dalam Syarah Muhazzab berdasarkan cerita
dari Ibnu Shalah). Kata Masaa’ (sore hari) adalah waktu setelah tergelincirnya
matahari. [ Mughni alMuhtaaj I/56 ].
Tergelincirnya matahari /
ZAWAL itu maksudnya adalah waktu yang menandakan masuknya sholat
dzuhur.
Makruh bersiwak setelah
masuk waktu shalat dzuhur bilamana siwakan itu dilakukan bukan karena mulut yang
berbau, kalau dilakukan karena berbaunya mulut maka tidak makruh, bahkan menurut
imam Nawawi tidak makruh walaupun setelah masuknya waktu sholat dzuhur. Lihat
kitab IANAH dan BAJURI BAB SIWAK.
بشرى
الكريم ٢/٧٥
و
يكره للصائم و لو نفلا السواك بعد الزوال اى الغروب و ان لم يتغير فمه من الصوم بل
من نحو نوم عند حج للخبر الصحيح " لخلوف فم الصائم يوم القيامة اطيب عند الله من
الريح المسك" ....
Dimakruhkan bagi orang yang
berpuasa walau puasa sunah menggunakan siwak setelah lingsirnya matahari sampai
tenggelamnya, siwak sebelum zawal tak apa-apa, karena ada pendapat yang
mengatakan tidak ada kemakruhan secara mutlak meski ba'da zawal
sekalipun.
كفاية
الاخيار ١/١٦_١٧
و
هل يكره للصائم بعد الزوال فيه خلاف؟ الراجح فى الرافعى و الروضة انه يكره لقوله
عليه الصلاة و السلام لخلوف فم الصائم الطيب عند الله من الريح المسك رواه
البخارى.و فى رواية مسلم يوم القيامة. و الخلوف بضم الخاء واللام هو التغييرو خص
بما بعده الزوال لان تغيير الفم بسبب الصوم حينئذ يظهر، فلو تغير فمه بعد الزوال
بسبب اخر كنوم او غيره فاستاك لاجل ذلك لا يكره و قيل لا يكره الا ستياك مطلقا و به
قال الائمة الثلاثة و رجحه النووى فى الشرح المهذب
Apakah makruh bagi orang
yang berpuasa bersiwak setelah lingsir matahari? hal ini terjadi perbedaan
pendapat pendapat yang rojeh dari Imam Rofi'i adalah makruh hal ini didasarkan
atas hadis dari imam Bukhori dan Imam Muslim Bahwasanya perubahan bau mulut
orang yang berpuasa disisi Allah adalah lebih wangi dibanding misik.Dihususkan
dengan lingsir matahari, karena pada waktu itu perubaham bau mulut karena
berpuasa akan tampak, Apabila perubahan bau mulut sesudah matahari lengser
disebabkan oleh hal lain semisal karena habis tidur maka bersiwak tidak
dimakruhkan.
Pendapat yang ke-2
menghukumi tidak makruh secara mutlak dan ini adalah pendapat 3 Imam Madzhab.
Dan Imam Nawawi merojehkan dalam kitabnya Syarah al-Muhadzab. Wallaahu A'laamu
Bis Showaab. [Masaji
Antoro, Abdurrahman As-syafi'i, Ghufron Bkl].
Link Asal :
www.fb.com/groups/piss.ktb/450315198324627/