PERTANYAAN
:
Assalamu ‘alaikum. Adakah
pendapat yang mengatakan orang haid tidak wajib qodho puasa? [Ghufron
Bkl].
JAWABAN
:
Wa’alaikumussalaam
Warahmatullaah. Sebenarnya diriwayatkan telah terjadi kesepakatan ulama (ijma')
atas dilarangnya wanita haid dan nifas berpuasa dan wajibnya mengqadha puasa
yang mereka berdua tinggalkan. Ta’bir dari kitab:
1. Al-Ijma’ libnil
Mundzir
وَأَجْمَعُوْا
عَلَى أَنَّ عَلَيْهَا قَضَاءَ مَا تَرَكَتْ مِنَ الصَّوْمِ فِيْ أَيَّامِ
حَيْضَتِهَا
"Mereka (Ulama) sepakat
bahwasanya wajib atas wanita mengqadha puasa yang dia tinggalkan pada hari-hari
haidnya." (Al-Ijma': 39)
Catatan: di sebagian
naskah:
وَأَجْمَعُوْا
عَلَى أَنَّ قَضَاءَ مَا تَرَكَتْ مِنَ الصَّوْمِ فِيْ أَيَّامِ حَيْضَتِهَا
وَاجِبُ عَلَيْهَا
"Mereka (Ulama) sepakat
bahwasanya mengqadha puasa yang dia tinggalkan pada hari-hari haidnya wajib atas
wanita." (Al-Ijma': 39). Sumber Kitab: 1. Al Ijma’ karya Abu Bakr Muhammad ibn
Ibrahim ibn al Mundzir (wafat tahun 318 H) halaman 39, cetakan ke II tahun 1420
H – 1999 M, Maktabah al Furqaan UEA.
2. Al-Majmu’ Syarh
al-Muhadzdzab:
وَأَجْمَعَتِ
الْأُمَّةِ أَيْضًا عَلَى وُجُوْبِ قَضَاءِ صَوْمِ رَمَضَانَ عَلَيْهَا ، نَقَلَ
الْإِجْمَاعَ فِيْهِ التِّرْمِذِيُّ وَابْنُ الْمُنْذِرِ وَابْنُ جَرِيْرٍ
وَأَصْحَابُنَا وَغَيْرُهُمْ
"Ulama juga telah ijma’
atas wajibnya mengqadha puasa Ramadhan atas wanita haid dan wanita nifas. Telah
menukil ijma dalam hal diatas , at Tirmidzi, Ibnul Mundzir, Ibn Jarir, ash_hab
kami dan yang lainnya." (Al-Majmu', 2/355). Sumber Kitab: Al Majmu’, Syarh al
Muhadzdzab, karya Imam Muhyiddin Abu Zakariyya Yahya ibn Syaraf an Nawawi (wafat
tahun 676 H), cetakan Maktabah Al Irsyaad Jeddah / juz II halaman 386 / juz II
halaman 355, maktabah syamilah.
3. Mughnil
Muhtaajj:
(
وَيَجِبُ قَضَاؤُهُ بِخِلَافِ الصَّلَاةِ ) لِقَوْلِ عَائِشَةَ رَضِيَ اللهُ
تَعَالَى عَنْهَا كَانَ يُصِيْبَنَا ذَلِكَ أَيِ الْحَيْضُ فَنُؤمَرُ بِقَضَاءِ
الصَّوْمِ وَلَا نُؤْمَرُ بِقَضَاءِ الصَّلَاةِ مُتَّفَقٌ عَلَيْهِ وَانْعَقَدَ
الْإِجْمَاعُ عَلَى ذَلِكَ وَفِيْهِ مِنَ الْمَعْنَى أَنَّ الصَّلَاةَ تَكْثُرُ
فَيَشَقُّ قَضَاؤُهَا بِخِلَافِ الصَّوْمِ
"(Dan haram sebab haid apa
yang haram sebab janabah dan haram juga puasa). Dan wajib mengqadha puasa tidak
wajib menqadha shalat, berdasarkan perkataan ‘Aisyah radhiyallaahu ‘anhu: “Kami
mengalami haid. Kami diperintahkan untuk mengqodho puasa dan kami tidak
diperintahkan untuk mengqodho’ shalat. Dan terjadi kesepakatan ulama dalam
masalah tersebut. Makna yang terkandung dalam riwayat diatas bahwasanya shalat
itu banyak sehingga berat mengqadhanya, berbeda dengan puasa." (Mughnil Muhtaj,
1/109). Sumber Kitab: Mughnil Muhtaaj Ilaa Ma’rifati alfaazhil Minhaaj juz I
halaman 109, maktabah syamilah.
4. AL Mausuu’atul Fiqhiyyah
al Kuwaitiyyah:
وَالْإجْمَاعُ
مُنْعَقِدٌ عَلَى مَنْعِهِمَا مِنَ الصَّوْمِ ، وَعَلَى وُجُوْبِ الْقَضَاءِ
عَلَيْهِمَا
"Kesepakatan ulama terjadi
atas dilarangnya wanita haid dan nifas berpuasa dan wajibnya mengqadha puasa
yang mereka berdua tinggalkan." (al-Mausu'ah al-Fiqhiyyah, 28/21). Sumber Kitab:
AL Mausuu’atul Fiqhiyyah al Kuwaitiyyah juz 28 halaman 21, maktabah syamilah.
Dalam shahih Muslim
disebutkan:
حَدَّثَنَا
عَبْدُ بْنُ حُمَيْدٍ، أَخْبَرَنَا عَبْدُ الرَّزَّاقِ، أَخْبَرَنَا مَعْمَرٌ، عَنْ
عَاصِمٍ، عَنْ مُعَاذَةَ، قَالَتْ: " سَأَلْتُ عَائِشَةَ، فَقُلْتُ: مَا بَالُ
الْحَائِضِ، تَقْضِي الصَّوْمَ، وَلَا تَقْضِي الصَّلَاةَ؟ فَقَالَتْ:
أَحَرُورِيَّةٌ أَنْتِ؟ قُلْتُ: لَسْتُ بِحَرُورِيَّةٍ، وَلَكِنِّي أَسْأَلُ،
قَالَتْ: كَانَ يُصِيبُنَا ذَلِكَ فَنُؤْمَرُ بِقَضَاءِ الصَّوْمِ، وَلَا نُؤْمَرُ
بِقَضَاءِ الصَّلَاةِ
"Dan telah menceritakan
kepada kami ‘Abd ibn Humaid telah mengkhabarkan kepada kami ‘Abdurrazzaq telah
mengkhabarkan kepada kami Ma'mar dari ‘Ashim dari Mu'aadzah dia berkata: "Saya
bertanya kepada ‘Aisyah seraya berkata: “Kenapa gerangan wanita yang haid
mengqadha' puasa dan tidak mengqadha' shalat?” Maka Aisyah menjawab: “Apakah
kamu dari golongan Haruriyah ? “ Aku menjawab: “Aku bukan Haruriyah, akan tetapi
aku hanya bertanya.” Dia menjawab,: “Kami dahulu juga mengalami haid, maka kami
diperintahkan untuk mengqadha puasa dan tidak diperintahkan untuk mengqadha
shalat." (HR. Muslim). Sumber Kitab: Shahih Muslim juz I halaman 150, cetakan al
Ma’arif Bandung / juz I halaman 182, hadits nomor 787, maktabah syamilah.
Catatan : Haruriyah ialah
sekelompok dari Khawarij yang mewajibkan qadha shalat atas wanita haid ketika
sudah suci. (Hamisy Shahih Muslim, 1/149). Wallaahu A'lamu Bishshawaab. [
Abdullah
Afif, Masaji Antoro ]