PERTANYAAN
:
Assalamualaikum, saya mau
tanya masalah sate kambing yang mana pada umumnya daging itu langsung ditusuk
tanpa dicuci terlebih dahulu padahal daging itu masih ada darahnya ? mohon
jawabannya, terimakasih. [Prabu
Sakera Kenni].
JAWABAN
:
Wa'alaikumsalam. Darah
tersebut dihukumi najis yang dima’fu (diampuni) kalau tidak bercampur dengan
perkara lain seperti air sedang menurut Imam an-Nawaawi serta as-Subky dihukumi
SUCI
وأما
الدم الباقي على اللحم وعظامه وعروقه من المذكاة فنجس معفو عنه وذلك إذا لم يختلط
بشيء كما لو ذبحت شاة وقطع لحمها فبقي عليه أثر من الدم وإن تلون المرق بلونه بخلاف
ما لو اختلط بغيره كالماء كما يفعل في البقر الذي تذبح في المحل المعد لذبحها من صب
الماء عليها لإزالة الدم عنها فإن الباقي من الدم على اللحم بعد صب الماء عليه لا
يعفى عنه وإن قل لاختلاطه بأجنبي ولو شك في الاختلاط وعدمه لم يضر لأن الأصل
الطهارة
Sedang darah yang terdapat
pada daging, tulang, urat dari hewan yang disembelih maka hukumnya najis yang
dima’fu bila tidak tercampuri sesuatu, seperti bila seekor kambing disembelih,
dagingnya dipotong-potong dan ternyata masih tersisa bekas darahnya meskipun air
kuah masih berwarna merah karenanya.Brbeda saat ia tercampuri oleh perkara
lainnya seperti air seperti seekor sapi yang disembelih ditempat yang telah
dipersiapkan yang disirami air agar menghilangkan darahnya, maka bila masih
tersisa darah pada daging setelah penyiraman air tersebut darahnya tidak dima’fu
(harus dicuci sihkan sebelum memasaknya) meskipun hanya sedikit karena telah
bercampur dengan hal lain.Bila diragukan tercampur dengan hal lain dan tidaknya
maka tidak bahaya karena kaidah asalnya adalah suci. [ Nihaayah az-Zain I/40
].
(
قوله حتى ما بقي على نحو عظم ) أي حتى الدم الباقي على نحو عظم فإنه نجس وقيل إنه
طاهر وهو قضية كلام النووي في المجموع وجرى عليه السبكي
(Hingga darah yang tersisa
pada semacam tulang) artinya darah yang tersisa pada semacam tulang hewan yang
disembelih dihukumi najis, namun dikatakan menurut pendapat ulama “sesungguhnya
ia suci” dan inilah keputusan pernyataan an-Nawawy dalam kitab al-Majmu’ dan
yang dijalani oleh as-Subky. [ I’aanah at-Thoolibiin I/83 ].
Pertanyaannya, apa
alasannya darah tadi kok di-ma'fu ? dan istinbatnya apa ? Jawabnya baca dan
fahami ibaroh I'aanah at-Thoolibiin I/83 berikut :
ويدل
له من السنة قول عائشة رضي الله عنها كنا نطبخ البرمة على عهد رسول الله صلى الله
عليه وسلم تعلوها الصفرة من الدم فيأكل ولا ينكره والمعتمد الأول لأنه دم مسفوح ولا
ينافيه ما تقدم من السنة لأنه محمول على العفو عنه ومعلوم أن العفو لا ينافي
النجاسة
Wallohu a'lam.
[Masaji
Antoro].