PERTANYAAN
:
Assalamu'alaikum wr wb.
Bolehkan poligamy dilakukan dalam 1 majelis (1 akad) sekaligus ??? dengan Contoh
singhot qobul : QOBILTU
NIKACHAHUNNA
(salimah binti salim, ayu ting-ting binti joko tong-tong, & juminten binti
paimin). Mohon penginclongannya. Syukron. [Iam
Alizhahab].
JAWABAN
:
Sementara ini saya
ketemukan nikah dalam satu akad memang terdapat pada pada beberapa keterangan
kitab, di antaranya dalam Syarh al-Bahjah al-Wardiyyah XIV/351 :
(
وجمع خمس ) في النكاح لا يحل لحر لقوله تعالى { فانكحوا ما طاب لكم من النساء }
الآية { وقوله : صلى الله عليه وسلم لغيلان وقد أسلم وتحته عشر نسوة أمسك أربعا
وفارق سائرهن } رواه ابن حبان والحاكم وصححاه... ( ولعبد ) ، ولو مكاتبا .( لا يحل
جمع ثلاث ) لأنه على النصف من الحر ، وقد أجمع الصحابة على أنه لا ينكح أكثر من
اثنتين رواه البيهقي عن الحكم بن عتيبة ، والمبعض كالعبد ( وهو ) أي : جمع الحر
خمسا والعبد ثلاثا .( في عقد ) واحد ( بطل ) في الجميع إذ لا أولوية لإحداهن على
الباقيات ، فإن نكحهن مرتبا بطل نكاح الزائد على العدد المعتبر .
Dan menikahi lima wanita
tidak halal bagi pria merdeka berdasarkan firman Allah “maka kawinilah
wanita-wanita (lain) yang kamu senangi: dua, tiga atau empat” (4:3). Dan
berdasarkan sabda Nabi pada sahabat Ghilaan setelah ia masuk islam dan ia
memiliki sepuluh istri “Tahanlah yang empat dan ceraikan sisanya” (HR. Ibn
Hibbaan dan Haakim)Dan tidak halal bagi pria sahaya menikahi tiga wanita karena
ia separoh pria merdeka dan sesuai kesepakatan sahabat bahwa ia memang tidak
boleh menikah lebih dari dua wanita (HR. Al-Baehaqy). (Keterangan dalam satu
akad) maka batal nikah pria merdeka dan pria yang melebihi ketentuan diatas,
bila dalam satu akad maka batal secara keseluruhannya karena tidak ada
keistimewaan hukum dari masing-masing wanita yang mereka nikahi, bila akad
nikahnya secara berturut-turut maka batal nikah mereka pada wanita yang melebihi
ketentuan di atas.
Sebuah ibarah dalam kitab
Syarh al-Bahjah al-Wardiyyah XIV/379 yang menerangkan lebih lanjut tentang
praktik akad nikah dalam satu akad :
(
قوله : في عقد واحد ) أما لو قال زوجتك بنتي بألف وزوجتك أمتي بمائة فقبل البنت ثم
الأمة أو قبل البنت فقط صحت البنت جزما في الصورتين ، ولو قدمت الأمة في تفصيلهما
إيجابا وقبولا صح نكاح البنت ، وكذا الأمة فيمن يحل له نكاحها إن قبل الحرة بعد صحة
نكاح الأمة
(Keterangan dalam satu
akad) sedangkan bila seorang wali berkata “aku nikahkan engkau dengan anak
gadisku dengan mas kawin 1000 dan budak wanitaku dengan mas kawin 100” kemudian
pria yang dinikahkan tersebut menerima nikah anak gadisnya dan setelahnya ia
menerima wanita sahayanya, atau hanya menerima anak gadisnya maka yang sah
secara pasti dalam dua contoh diatas pernikahan anak gadisnya, sedang bila budak
wanita diperincikan pertama kali saat ijan qabul maka nikah anak gadisnya sah
begitu juga wanita sahayanya bila ia dapat menerima dimerdekakan setelah sah
nikahnya. (Masaji
Antoro).