Yang dinamakan darah
istihadloh adalah darah penyakit yang
keluar dari vagina perempuan dibukan harinya haid, artinya kurang dari sehari
semalam atau lebih dari lima belas hari, dan bukan diharinya nifas, artinya
melewati enam puluh hari. Perempuan yang mengeluarkan darah
istihadloh
dinamakan perempuan mustahadloh, yang hukumnya sama
seperti orang yang beser (selalu mengeluarkan
hadats), artinya masih berkewajiban melakukan sholat dan puasa boleh disetubuhi
karena dlarurat, sebelum berwudlu wajib
mencuci vaginanya dan jika dalam keadaan tidak berpuasa wajib bagi dia untuk
menyumbat vaginanya dengan kapas atau yang lain, mengikatnya dengan kencang, dan
wajib cepat-cepat melakukan sholat. Seandainya tidak cepat-cepat sholat maka dia
wajib mengulang wudlunya, selama tidak cepat-cepatnya dia sholat itu bukan
karena kemaslahatan sholat seperti menutup aurat dan menanti berjama’ah. Dan
wudlunya harus dilakukan setelah masuknya waktu sholat dan hanya untuk satu
sholat fardlu dan boleh melakukan sholat sunnah sebanyak yang dia mau. Setiap
satu fardlu, wajib bagi dia untuk memperbaharui wudlunya, mencuci vaginanya,
menyumbat dan lain-lainya, sekiranya banyak terkena darah.
(Muhimmah):
Seandainya darah istihadloh
berhenti setelah wudlu, maka perempuan itu harus mengulang mencuci vaginanya,
mengulang wudlunya dan wajib mengulang sholat yang dilakukan dengan menggunakan
wudlu yang pertama. Demikian itu, sekiranya didalam berhentinya darah itu cukup
untuk melakukan bersuci dan sholat, sebab darah itu tidak keluar lagi atau
keluar lagi tapi didalam masanya darah tidak keluar masih cukup untuk bersuci
dan sholat. Namun seandainya didalam masanya darah tidak keluar itu tidak cukup
untuk melakukan bersuci dan sholat, maka dia tidak diwajibkan untuk mengulang
bersuci dan sholatnya.Wallahu
a’lam.
Pembagian
mustahadloh
Seandainya ada perempuan
mengeluarkan darah haid selama 2 hari kemudian berhenti selama 10 hari lalu
keluar lagi selama 3 hari, maka itu semua dinamakan haid, meskipun hari tidak
keluarnya darah juga dihukumi haid. Seandainya ada perempuan
mengeluarkan darah selama 3 hari kemudian berhenti selama 12 hari lalu keluar
lagi selama 3 hari, maka darah yang keluar pada 3 hari yang terakhir dinamakan
darah istihadloh. Adapun darah yang keluar pada 3 hari yang pertama dihukumi haid sedang masa bersih yang 12 hari dihukumi suci. Sedang darah yang 3 hari berikutnya dihukumi istihadhah.
Seandainya ada
perempun mengeluarkan darah lebih dari 15 hari, maka perlu dilihat terlebih
dahulu, karena perempauan yang mengeluarkan darah itu ada kalanya :
1. Mubtada’ah
mumayyizah,
artinya baru mengeluarkan darah dan dia bisa membedakan darah kuat dan darah
lemah.
2. Mubtada’ah
ghoiru mumayyizah, artinya baru mengeluarkan
darah dan dia tidak bisa membedakan darah kuat dan lemah, namun diketahuinya
darah hanya satu sifat.
3. Mu’tadah
ghoiru mumayyizah, artinya sudah pernah haid
dan suci serta dia mengingat pada kira-kiranya waktu haid dan suci, namun tahuya
dia pada darah hanya satu sifat.
4. Mu’tadah
mumayyizah,
artinya sudah pernah haid dan suci, dan dia bisa membedakan darah kuat dan
lemah.
5. Mutahayyiroh, artinya sudah pernah haid
dan suci, dan dia lupa pada kira-kiranya haid atau waktunya haid atau lupa pada
kira-kiranya dan waktunya haid.
Jika yang mengeluarkan
darah adalah mubtada’ah
mumayyizah,
maka darah yang dihitung sebagai haid
adalah darah
yang kuat, jika keluarnya darah itu tidak kurang dari sehari semalam dan tidak
melebihi 15 hari. Dan darah yang dihitung istihdloh adalah darah yang lemah,
jika keluarnya darah itu tidak kurang dari 15 hari secara berurutan.
Jadi, jika ada perempuan
baru mengeluarkan darah dan berwarna
hitam selama 6
hari lalu mengeluarkan darah
merah selama
15 hari ke atas, maka yang dihitung sebagai haid adalah darah
hitam selama 6
hari sedangkan darah merah dihitung istihadloh.
Jika ada perempuan baru
mengeluarkan darah dan berwarna hitam
selama 5 hari
lalu mengeluarkan darah
merah selama 5
hari kemudian mengeluarkan darah
merah kekuning-kuningan selama 5 hari lalu
mengeluarkan darah
kuning secara
terus menerus, maka yang dihitung sebagai haid adalah darah
hitam, darah merah dan darah merah kekuning-kuningan, sedangkan darah
kuning
dihitung
istihadloh.
Jika ada perempuan baru
mengeluarkan darah dan berwarna merah selama 5 hari lalu
mengeluarkan darah
hitam selama 5
hari lalu mengeluarkan darah
merah lagi
terus-terusan sampai akhir satu bulan, maka yang dihitung sebagai haid adalah darah
hitam selama 5
hari yang ada ditengah.
Jika ada perempuan baru
mengeluarkan darah dan berwarna merah selama 15 hari lalu
mengeluarkan darah
hitam selama
15 hari, maka yang dihitung sebagai haid adalah darah
hitam selama
15 hari.
Jika adaperempuan baru
mengeluarkan darah dan berwarna hitam selama 10 hari lalu
mengeluarkan darah
merah selama 6 hari, maka yang dihitung sebagai
haid adalah darah
hitam selama
10 hari.
Jika ada perempuan baru
mengeluarkan darah dan berwarna hitam
selama 5 hari
lalu mengeluarkan darah
merah selama 5
hari lalu mengeluarkan darah
kuning
terus-terusan, maka yang dihitung sebagai haid adalah darah
hitam selama 5
hari dan darah merah 5 hari.darah
Jika ada perempuan baru
mengeluarkan darah dan berwarna hitam selama 5 hari lalu
mengeluarkan darah
kuning selama
5 hari lalu mengeluarkan darah
merah
terus-terusan, maka yang dihitung haid
adalah
darah
hitam selama 5
hari.
Jika ada perempuan baru
mengeluarkan darah dan berwarna hitam
sehari semalam
lalu berhenti sehari semalam lalu mengeluarkan darah
hitam lagi
sehari semalam lalu berhenti lagi sehari semalam seperti itu berlangsung sampai
15 hari lalu mengeluarkan darah
merah
terus-terusan sampai 15 hari, maka yang dihitung sebagai haid adalah 15 hari yang
pertama.
Jika ada perempuan baru
mengeluarkan darah dan berwarna hitam
selama sehari
semalam lalu mengeluarkan darah
merah sehari
semalam lalu mengeluarkan darah
hitam lagi
sehari semalam lalu mengeluarkan darah
merah lagi
sehari semalam, bergantian sampai 15 hari, kemudian keluar darah
merah
terus-terusan, maka yang dihitung sebagai haid adalah 15 hari yang
pertama.
Jika yang mengeluarkan
darah istihadloh adalah mubtada’ah
ghoiru
mumayyizah
atau
mumayyizah,
artinya
perempuan yang baru mengeluarkan darah dan tidak tahu bedanya darah atau tahu
bedanya darah tapi dia tidak menetapi syaratnya mengembalikan pada membedakan
darah, maka jika terjadi seperti itu yang dihitung haid
hanyalah
sehari semalam dan 29 hari sisanya dihitung suci, jika perempuan itu tahu
waktunya permulaannya darah. Dan jika dia tidak tahu waktu permulaannya darah,
maka dia seperti wanita mutahayyiroh yang nanti akan
dijelaskan. Insya
Allah.
Jika ada perempuan baru
mengeluarkan darah dan darah keluar secara terus-terusan tanpa terputus dan dia
masih ingat permulaan keluarnya darah, maka yang dihitung haid
hanya sehari
semalam. Tapi dia supaya bersabar terlebih dahulu jangan keburu mandi dan sholat
sampai 15 hari didalam bulan pertama, mungkin nanti darahnya akan berhenti. Dan
setelah lewat 15 hari maka supaya dia mandi wajib dan mengqodlo’ sholat yang
ketinggalan sehari semalam. Sedangkan dibulan kedua supaya dia mandi setelah
lewatnya sehari semalam.
Jika ada perempuan baru
mengeluarkan darah dan berwarna hitam
selama kurang
dari sehari semalam lalu mengeluarkan darah
merah
terus-terusan, maka yang dihitung haid hanya sehari
semalam.
Jika ada perempuan baru
mengeluarkan darah dan berwarna hitam
selama sehari
semalam lalu keluar darah
merah selama
14 hari lalu keluar darah hitam sehari semalam, maka yang
dihitung haid adalah sehari semalam yang
pertama.
Jika ada perempuan baru
mengeluarkan darah dan berwarna merah yang keluarnya darah itu
sampai 15 hari lalu keluar darah
hitam
terus-terusan, maka yang dihitung haid adalah sehari semalam
setiap bulannya.
Jika yang mengeluarkan
darah istihadloh adalah perempuan mu’tadah
ghoiru
mumayyizah,
artinya perempuan yang sudah pernah haid dan suci, dan dia masih ingat pada haid
dan sucinya namun tidak bisa membedakan darah, maka yang seperti itu yang
dihitung haid adalah kebiasaan dia mengeluarkan darah, jika kebiasaan dia
mengeluarkan darah adalah cocok (artinya tidak berbeda), atau berbeda
kebiasaannya tapi masih urut dan dia tahu urutannya, seperti ada perempuan sudah
pernah mengeluarkan darah selama 6 hari dan suci 24 hari lalu tiba-tiba dia
mengeluarkan darah lebih dari 15 hari, maka yang dihitung haid adalah darah 6 hari
saja.
Jika ada perempuan sudah
pernah mengeluarkan darah haid selama 7 hari dan suci 23 hari, lalu tiba-tiba
dia mengeluar-kan darah istihadloh, maka yang dihitung haid
adalah 7 hari.
tetapi dipermulaan dia mengeluarkan darah istihadloh dia jangan mandi dan sholat
dahulu sampai lewat 15 hari. Dan setelah lewat 15 hari maka dia mandi dan
mengqodlo’ sholat yang tertinggal selama 7 hari. Sedangkan dibulan kedua supaya
dia mandi setelah lewatnya masa kebiasaan dia haid, yaitu 7 hari.
Jika ada perempuan
mengeluarkan darah haid dibulan pertama selama 3 hari, dibulan kedua 5 hari,
dibulan ketiga 7 hari, dibulan keempat 3 hari lagi, dibulan kelima 5 hari dan
dibulan keenam 7 hari kemudian dibulan ketujuh dia mengeluarkan darah
istihadloh, maka yang dihitung haid
adalah 3 hari,
dibulan kedelapan yang dihitung haid adalah 5 hari dan dibulan
kesembilan yang dihitung haid
adalah 7 hari
dan begitu seterusnya sesuai dengan putaran, seandainya dia masih ingat
urutannya.
Dan jika masa kebiasaan
keluarnya darah tidak urut dan dia tidak ingat pada giliran yang terakhir atau
urut tapi tidak berulang-ulang putarannya dan dia tidak ingat urutannya, maka
yang dihitung haid adalah giliran yang paling
sedikit. Jadi, dia mandi ketika lewat giliran yang paling sedikit, tapi dia juga
harus mandi lagi setelah sampai pada giliran yang kedua dan mandi lagi setelah
lewat giliran ketiga untuk berhati-hati seandainya berhentinya darah seperti
kebiasaan giliran kedua dan ketiga.
Misalnya, jika ada
perempuan mengeluarkan darah haid di bulan pertama 3 hari, dibulan kedua 5 hari,
dibulan ketiga 7 hari, di bulan keempat 7 hari, dibulan kelima 3 hari dan
dibulan keenam 5 hari kemudian dibulan ketujuh dia mengeluarkan darah istihadloh
dan dia lupa pada giliran yang terakhir, maka yang dihitung haid
adalah giliran
yang paling sedikit, yaitu 3 hari. Jadi, dia harus mandi setelah lewatnya 3 hari
dan mandi lagi setelah lewatnya 5 hari dan mandi lagi setelah lewatnya 7
hari.
Jika ada perempuan dibulan
pertama mengeluarkan darah haid 5 hari, bulan kedua 7 hari, bulan ketiga 9 hari
lalu dibulan keempat dia mengeluarkan darah istihadloh dan dia lupa pada giliran
yang terakhir, maka yang dihitung haid adalah 5 hari.
Jika ada perempuan
mengeluarkan darah haid dibulan pertama 3 hari, dibulan kedua 5 hari, dibulan
ketiga 7 hari, dibulan keempat kembali 3 hari, dibulan kelima 5 hari, dibulan
keenam 7 hari kemudian dibulan ketujuh dia mengeluarkan istihadloh dan dia lupa
pada urutan keluarnya darah yang telah lalu, artinya dia tidak ingat pada urutan
kebiasaan keluarnya darah, maka yang dihitung haid adalah 3 hari. Jadi, dia
harus mandi setelah berlalunya 3 hari dan mandi lagi setelah 5 hari dan mandi
lagi setelah 7 hari.
Jika ada perempuan
mengeluarkan darah haid dibulan pertama 5 hari, dibulan kedua 7 hari, dibulan
ketiga 9 hari, di bulan keempat kembali 9 hari, dibulan kelima 5 hari, dibulan
keenam 7 hari kemudian di bulan ketujuh dia mengeluarkan istihadloh dan dia
masih ingat pada giliran yang terakhir, maka yang dihitung haid
adalah giliran
yang terakhir, yaitu 7 hari.
Jika ada perempuan
mengeluarkan darah haid dibulan pertama 3 hari, dibulan kedua 5 hari, dibulan
ketiga 7 hari lalu di bulan keempat dia mengeluarkan istihadloh dan dia masih
ingat pada giliran yang terakhir, maka yang dihitung haid adalah giliran yang
terakhir, yaitu 7 hari.
(Far’u):
Jika ada perempuan biasanya
kalau haid selama 7 hari. Tiba-tiba dia mengeluarkan darah sampai 15 hari, maka
15 hari itu semuanya dihitung haid.
Jika ada perempuan biasanya
kalau haid selama 6 hari lalu dia mengeluarkan darah sehari semalam lalu
berhenti sehari semalam kemudian keluar lagi sehari semalam, seperti itu terjadi
hingga 15 hari, maka semuanya dihitung haid.
Jika ada perempuan
mengeluarkan darah 3 hari lalu berhenti 3 hari kemudian keluar lagi 12 hari,
maka yang dihitung haid adalah darah 3 hari yang
ada didepan.
Jika ada perempuan
mengeluarkan darah 12 hari lalu berhenti 3 hari kemudian keluar lagi 3 hari,
maka yang dihitung haid adalah darah 12 hari yang
ada didepan.
Jika yang mengeluarkan
darah istihadloh adalah mu’tadah
mumayyizah,
artinya perempuan yang sudah pernah haid, artinya sudah punya kebiasaan haid,
dan dia tahu bedanya darah, maka yang dihukumi haid
adalah darah
yang kuat bukan kebiasaan dia mengeluarkan darah, yaitu sekiranya antara
kebiasaannya dan darah kuat itu tidak diselani
15 hari
keatas. Dan jika diselani
15 hari ke
atas, maka yang dihitung haid
adalah
kira-kiranya kebiasaan, seperti permasalahan dibawah ini :
Jika ada perempuan
kebiasaan dia haid adalah 5 hari, tiba-tiba dia mengeluarkan darah
hitam selama 10 hari lalu mengeluarkan darah merah 20 hari, maka yang dihitung haid
adalah
darah
hitam 10 hari.
Jika ada perempuan
kebiasaan dia haid adalah 5 hari, tiba-tiba setelah dia mengeluarkan darah
kebiasaannya selama 5 hari dia
mengeluarkan darah
merah 20 hari
lalu mengeluarkan darah
hitam 5 hari
lalu darah
merah lagi 5
hari, maka yang dihitung haid adalah 5 hari yang
didepan, karena sudah menjadi kebiasaan, dan darah
hitam 5 hari
yang ada dibelakang, karena kuatnya darah. Adapun darah
merah 20 hari
dihitung istihadloh.
Jika ada perempuan
kebiasaan dia haid adalah 5 hari, tiba-tiba setelah dia mengeluarkan darah
kebiasaannya selama 5 hari dia
mengeluarkan darah lebih
kuat terus-terusan, maka yang dihitung haid
adalah darah
kebiasaan 5 hari setiap bulan.
Jika ada perempuan
kebiasaan dia haid adalah 15 hari, tiba-tiba setelah dia mengeluarkan darah
kebiasaannya selama 15 hari dia mengeluarkan darah lebih kuat 15 hari lagi, maka
yang dihitung haid adalah darah yang lebih
kuat.
Jika ada perempuan
kebiasaan dia haid adalah 15 hari, tiba-tiba setelah dia mengeluarkan darah
kebiasaannya selama 15 hari dia mengeluarkan darah lebih kuat terus-terusan,
maka dia jangan mandi dahulu menanti sampai 45 hari, yaitu kumpulnya dengan
darah kebiasaan 15 hari. Setelah sampai 45 hari, maka dia mandi wajib lalu
mengqodlo’ sholat 15 hari yang ada ditengah, sedangkan darah 15 hari yang ada di
depan dan belakang dihitung haid.
Jika ada perempuan
kebiasaan haidnya 5 hari. Di situ dia mengeluarkan darah 5 hari lalu berhenti 14
hari lalu keluar lagi terus-terusan, maka darah 5 hari itu dihitung haid, darah sehari semalam
setelah 14 hari dihitung istihadloh
dan 5 hari
setelah sehari semalam itu termasuk haid dan 15 hari setelah 5 hari
itu dihitung istihadloh dan seperti itu
seterusnya.
(Far’u):
Seandainya ada perempuan
mengeluarkan darah
hitam 7 hari
lalu mengeluarkan darah
merah 7 hari
lalu mengeluarkan darah
hitam lagi 7
hari, maka yang dihitung haid adalah darah
hitam 7 hari
yang ada didepan dan darah
merah 7 hari
ditengah.
Jika yang mengeluarkan
darah istihadloh adalah perempuan mutahayyiroh, artinya perempuan yang
punya kebiasaan haid dan dia lupa pada kira-kira kebiasaannya atau waktunya,
maka hukumnya sama seperti perempuan haid (di dalam keharaman disetubuhi,
dijadikan untuk bersenang-senang, membaca al Qur’an diselain sholat, membawa
mushaf dan menyentuhnya), tetapi tidak haram dicerai, melakukan ibadah yang ada
niatnya seperti sholat, puasa dan thowaf, baik fardlu maupun sunnah. Dan lagi
dia harus mandi untuk setiap fardlu setelah masuk waktunya fardlu, jika dia
tidak ingat waktunya berhenti ketika belum istihadloh.
Jika dia ingat waktunya
berhenti, seperti misalnya waktu terbenamnya matahari, maka dia harus mandi
sewaktu matahari terbenam kemudian cepat-cepat melakukan sholat maghrib. Jika
dia tidak cepat-cepat melakukan sholat maghrib maka dia harus wudlu, sekiranya
tidak cepat-cepatnya dia itu bukan karena kemaslahatan sholat, dan dia harus
wudlu untuk setiap fardlu.
Dan lagi perempuan
mutahayyiroh
itu harus
tetap melakukan puasa ramadlan, karena ada kemungkinan sucinya dia, kemudian
puasa lagi sebulan penuh (yaitu 30 hari). dan hasil puasanya setiap bulan adalah
14 hari. jadi, penjumlahan puasa 2 bulan adalah 28 hari, maka masih kurang 2
hari. Makanya adanya puasa yang sah hanya 14 hari setiap bulannya, karena
perempuan mutahayyiroh
mungkin haid
15 hari.
Jadi, seandainya sehari
semalam mengeluarkan darah dan sehari semalam berhenti, begitu terjadi
berulang-ulang sampai 15 hari, maka harinya berhenti ada 7 hari dan harinya
keluar darah ada 8 hari. Jumlah setiap sebulan harinya berhenti adalah 14 hari
dan harinya keluar adalah 16 hari. Contoh jadwalnya seperti di bawah ini
:
Dan ketika puasanya
perempuan mutahayyiroh kurang 2 hari, maka cara
mengqodlo’nya adalah dia puasa 3 hari di dalam permulaan 18 hari dan 3 hari lagi
diakhir 18 hari supaya bisa hasil mengqodlo’ puasa 2 hari. Karena haid ketika
datangnya ditanggal 1, maka berhentinya pasti hari tanggal 16. Jadi, yang hasil
sah puasanya adalah hari tanggal 17 dan 18.
Dan jika datangnya haid
tanggal 2, maka berhentinya tanggal 17. jadi, yang hasil puasa adalah tanggal 1
dan puasa tanggal 18. jika datangnya haid tanggal 3 maka yang sah puasanya
adalah tanggal 1 dan 2. jika datangnya haid tanggal 16 maka yang sah puasanya
adalah tanggal 2 dan 3. jika datangnya haid tanggal 17 maka yang sah puasanya
adalah tanggal 16 dan 3. jika datangnya haid tanggal 18 maka yang sah puasanya
adalah tanggal 16 dan 17, seperti contoh tabel di bawah ini :
(Muhimmah):
Wajib atas perempuan yang
haid atau nifas, jika sudah ber-henti mengeluarkan darah didalam waktunya sholat
fardlu, untuk cepat-cepat mandi lalu melakukan sholat untuk waktu itu dan sholat
yang harus diqodlo’. Jangan ditunda-tunda sampai datangnya waktu sholat lagi
sehingga dia akan berdosa. Terlebih sampai untuk membeli sampo atau membakar
merang untuk berkeramas, seperti itu sangat tidak diperbolehkan jika sampai
mengeluarkan waktu sholat.
(Tanbih):
Jika ada perempuan ketika
akan tidur dia masih dalam keadaan suci lalu setelah bangun tidur setelah
masuknya waktu shubuh dia sudah haid kemudian dia ragu, apakah keluarnya darah
itu sebelum waktu shubuh atau sesudahnya, maka dihukumi kalau keluarnya darah
itu adalah sesudah masuknya waktu shubuh. Jadi, besok jika sudah berhenti, dia
wajib meng-qodlo’ sholat shubuh. Jika ada perempuan haid ketika akan tidur
darahnya belum berhenti keluar, lalu dia bangun tidur paginya darah sudah
berhenti, maka dia harus sholat shubuh untuk berhati-hati. Wallahu
a’lam. [Hakam
elChudrie]