Sukar juga menyadarka n mereka dari hasutan atau ghazwul fikri (perang pemahaman) yang dilancarka n oleh kaum Zionis Yahudi
Keinginan mereka baik yakni ingin mengikuti Rasulullah (ittiba' li Rasulihi) melalui penerapan, perbuatan serta contoh nyata dari Salafush Sholeh
Namun amat disayangka n mereka mendapatka n pengetahua n penerapan, perbuatan serta contoh nyata dari Salafush Sholeh dari para ulama-ulam a yang mengaku-ak u mengikuti pemahaman Salafush Sholeh namun mereka tidak bertalaqqi (mengaji) dengan Salafush Sholeh Dari mana ulama-ulam a tersebut mendapatka n pemahaman Salafush Sholeh kalau bukan pemahaman ulama-ulam a tersebut dengan akal pikiran mereka sendiri.
Marilah kita kembali mengikuti pemahaman Salafush Sholeh melalui apa yang disampaika n oleh Imam Mazhab yang empat dan mengikuti penjelasan -penjelasa n yang disampaika n oleh para ulama-ulam a terdahulu yang mengikuti Imam Mazhab yang empat sambil kita merujuk darimana mereka mengambiln ya yakni Al Qur’an dan As Sunnah dengan menggunaka n akal qalbu (akal pikiran yang ditundukka n kepada akal qalbu) berdasarka n karunia hikmah dari Allah Azza wa Jalla
Jumhur ulama dari dahulu sampai sekarang telah sepakat bahwa Imam
Mazhab yang empat adalah pemimpin atau imam ijtihad kaum muslim (Imam
Mujtahid Mutlak)
Imam Mazhab yang empat bertalaqqi (mengaji) langsung dengan Salafush Sholeh.
Imam Mazhab yang empat mengetahui dan mengikuti pemahaman Salafush Sholeh melalui lisannya Salafush Sholeh.
Imam Mazhab yang empat melihat sendiri penerapan, perbuatan serta contoh nyata dari Salafush Sholeh.
Berhati-ha tilah sebaiknya jangan serampanga n dalam mengikuti pemahaman ulama agar tidak menjadi penyesalan di akhirat kelak
Firman Allah ta’ala yang artinya,
“(Yaitu) ketika orang-oran g yang diikuti itu berlepas diri dari orang-oran g yang mengikutin ya, dan mereka melihat siksa; dan (ketika) segala hubungan antara mereka terputus sama sekali.” (QS al Baqarah [2]: 166)
“Dan berkatalah orang-oran g yang mengikuti: “Seandainy a kami dapat kembali (ke dunia), pasti kami akan berlepas diri dari mereka, sebagaiman a mereka berlepas diri dari kami.” Demikianla h Allah memperliha tkan kepada mereka amal perbuatann ya menjadi sesalan bagi mereka; dan sekali-kal i mereka tidak akan keluar dari api neraka.” (QS Al Baqarah [2]: 167)
Contohnya, sebaiknya janganlah mengikuti cara sholat Rasulullah shallallah u alaihi wasallam dari apa yang disampaika n oleh seorang ulama yang menuliskan kitab Sifat Sholat Nabi namun kita ketahui beliau tidak melihat langsung cara sholat Nabi melalui apa yang dicontohka n atau dilakukan oleh Salafush Sholeh. Beliau menyampaik an berdasarka n belajar sendiri (secara otodidak) melalui cara muthola’ah (menelaah kitab) dan memahaminy a dengan akal pikiran sendiri (pemahaman secara ilmiah).
Pendapat para ulama tentang beliau yang menuliskan kitab Sifat Sholat Nabi telah disampaika n dalam tulisan pada http:// mutiarazuhu d.wordpres s.com/ 2011/09/07/ pendapat-ul ama/
Bahkan seorang ulama keturunan cucu Rasulullah yang mendapatka n pengajaran tentang sholat langsung dari orang tua – orang tua mereka terdahulu yang tersambung kepada Sayyidina Ali ra yang mendapatka n pengajaran langsung dari Rasulullah shallallah u alaihi wasallam mengatakan dalam tulisannya pada http:// majelisrasu lullah.org / index.php?o ption=com_ simpleboar d&Itemid=3 4&func=vie w&id=22475 &catid=9 bahwa beliau sebenarnya tak suka bicara mengenai ini (menyampai kannya), namun beliau memilih mengungkap nya ketimbang hancurnya ummat”
Tokoh-toko h Alawiyin (keturunan cucu Rasuullah) yang mendapatka n pengajaran agama dari orang tua-orang tua mereka terdahulu yang tersambung kepada lisannya Imam Sayyidina Ali yang mendapatka n pengajaran agama langsung dari Rasulullah shallallah u
alaihi wasallam adalah adalah Imam-Imam mujtahid (dalam arti tidak
mengikuti atau terikat dengan salah satu mazhab) seperti diriwayatk an oleh beberapa ulama, yang masing-mas ing tokoh terkenal dengan gelar "Imam" seperti Imam Al Muhajir, Imam Alawi bin Ubaidillah dan lain-lain.
Namun, ijtihad mereka seringkali bersesuaia n dengan Imam Assyafi'i
Silahkan baca uraian pada
Sekelumit perjalanan dakwah keturunan cucu Rasulullah dari mulai tulisan pada
http:// freepages.g enealogy.r ootsweb.an cestry.com / ~naqobatula syrof/ news/ris02/ page5.htm http:// freepages.g enealogy.r ootsweb.an cestry.com / ~naqobatula syrof/ news/ris02/ page6.htm
Begitupula Prof.Dr.H. Abdul Malik Karim Amrullah (HAMKA) dalam majalah tengah bulanan “Panji Masyarakat ” No.169/ tahun ke XV11 15 februari 1975 (4 Shafar 1395 H) halaman 37-38 menjelaskan bahwa pengajaran agama Islam di negeri kita diajarkan langsung oleh para ulama keturunan cucu Rasulullah seperti Syarif Hidayatull ah atau yang dikenal dengan Sunan Gunung Jati. Berikut kutipan penjelasan Buya Hamka
***** awal kutipan ****
“Rasulalla h shallallah u
alaihi wasallam mempunyai empat anak-anak lelaki yang semuanya wafat
waktu kecil dan mempunyai empat anak wanita. Dari empat anak wanita
ini hanya satu saja yaitu (Siti) Fathimah yang memberikan beliau shallallah u alaihi wasallam dua cucu lelaki dari perkawinan nya dengan Ali bin Abi Thalib. Dua anak ini bernama Al-Hasan dan Al-Husain dan keturunan dari dua anak ini disebut orang Sayyid jamaknya ialah Sadat. Sebab Nabi sendiri mengatakan , ‘kedua anakku ini menjadi Sayyid (Tuan) dari pemuda-pem uda di Syurga’. Dan sebagian negeri lainnya memanggil keturunan Al-Hasan dan Al-Husain Syarif yang berarti orang mulia dan jamaknya adalah Asyraf. Sejak
zaman kebesaran Aceh telah banyak keturunan Al-Hasan dan Al-Husain
itu datang ketanah air kita ini. Sejak dari semenanjun g Tanah Melayu, kepulauan Indonesia dan Pilipina.
Harus diakui banyak jasa mereka dalam penyebaran Islam diseluruh Nusantara ini. Diantarany a Penyebar Islam dan pembanguna n kerajaan Banten dan Cirebon adalah Syarif Hidayatull ah yang diperanakk an di Aceh. Syarif kebungsuan tercatat sebagai penyebar Islam ke Mindanao dan Sulu. Yang pernah jadi raja di Aceh adalah bangsa Sayid dari keluarga Jamalullai l, di Pontianak pernah diperintah bangsa Sayyid Al-Qadri. Di Siak oleh keluaga Sayyid bin Syahab, Perlis (Malaysia) dirajai oleh bangsa Sayyid Jamalullai l.
Yang dipertuan Agung 111 Malaysia Sayyid Putera adalah Raja Perlis.
Gubernur Serawak yang ketiga, Tun Tuanku Haji Bujang dari keluarga Alaydrus.
Kedudukan mereka dinegeri ini yang turun temurun menyebabka n mereka telah menjadi anak negeri dimana mereka berdiam. Kebanyakan mereka jadi Ulama. Mereka datang dari hadramaut dari keturunan Isa Al-Muhajir dan Fagih Al-Muqadda m.
Yang banyak kita kenal dinegeri kita yaitu keluarga Alatas, Assegaf,
Alkaff, Bafaqih, Balfaqih, Alaydrus, bin Syekh Abubakar, Alhabsyi,
Alhaddad, Al Jufri, Albar, Almusawa, bin Smith, bin Syahab, bin Yahya
…..dan seterusnya .
Yang terbanyak dari mereka adalah keturunan dari Al-Husain
dari Hadra- maut (Yaman selatan), ada juga yang keturunan Al-Hasan
yang datang dari Hejaz, keturunan syarif-sya rif Makkah Abi Numay, tetapi tidak sebanyak dari Hadramaut. Selain dipanggil Tuan Sayid mereka juga dipanggil Habib. Mereka ini telah tersebar didunia. Di negeri-neg eri besar seperti Mesir, Baqdad, Syam dan lain-lain mereka adakan NAQIB, yaitu yang bertugas mencatat dan mendaftark an keturunan- keturunan
Sadat tersebut. Disaat sekarang umum- nya mencapai 36-37-38 silsilah
sampai kepada Sayyidina Ali bin Abi Thalib dan Sayyidati Fathimah
Az-Zahra ra.
Kesimpulan dari makalah Prof.Dr.HA MKA: Baik Habib Tanggul di Jawa Timur dan Almarhum Habib Ali di Kwitang, Jakarta, memanglah mereka keturunan dari Ahmad bin Isa Al-Muhajir yang berpindah dari Bashrah/ Iraq ke Hadramaut, dan Ahmad bin Isa ini cucu yang ke tujuh dari cucu Rasulallah saw. Al-Husain bin Ali bin Abi Thalib.”
****** akhir kutipan ******
Dari dahulu ulama-ulam a kita bermazhab Imam Syafi'i. KH Ahmad Dahlan pendiri Muhammadiy ah
dan KH Hasyim Azhari pendiri NU memiliki guru yang sama yakni KH
Sholeh Darat. Di Saudi, mereka juga memiliki guru yang sama, yaitu
Syekh Ahmad Khatib Al Minangkaba wi – ulama kelahiran Padang yang di masa itu dapat menduduki posisi Imam di Mekah karena ketinggian ilmunya. Syekh Ahmad Khatib adalah ulama bermazhab Syafi’i.
Oleh karenanya untuk menegakkan Ukhuwah Islamiyah , khususnya di Indonesia, marilah kita kembali bersatu padu kembali mengikuti apa yang disampaika n oleh Imam Syafi'i ~ rahimahull ah.
Begitupula kita jangan terhasut oleh kaum Zionis Yahudi hingga kita tidak mencintai Ahlul Bait, keturunan cucu Rasulullah .
Imam Syafi’i ~rahimahul lah bersyair, “Wahai Ahlul-Bait Rasulallah , mencintai kalian adalah Kewajiban dari Allah diturunkan dalam al-Quran cukuplah bukti betapa tinggi martabat kalian tiada sholat tanpa shalawat bagi kalian.”
Syair Beliau yang lain “Jika sekiranya disebabkan kecintaan kepada keluarga Rasulallah shallallah u alaihi wasallam maka aku dituduh Rafidhi (Syi’ah). Maka saksikanla h jin dan manusia, bahwa sesungguhn ya aku adalah Rafidhi.”
Maksud perkataan Imam Syafi’i ~rahimahul lah , jika mencintai keturunan cucu Rasulullah disebut Rafidhi maka beliau rela disebut Rafidhi walaupun kita paham bahwa pemahaman syiah rafidhi telah menyelisih i pemahaman Ahlus Sunnah wal Jama'ah
Wassalam
Zon di Jonggol, Kab Bogor 16830