Terputusla h segala amalannya
ุญَุฏَّุซََู ุง َูุญَْูู ุจُْู ุฃَُّููุจَ َُููุชَْูุจَ ุฉُ َูุนِْูู ุงุจَْู ุณَุนِูุฏٍ َูุงุจُْู ุญُุฌْุฑٍ َูุงُููุง ุญَุฏَّุซََูุง ุฅِุณْู
َุนِูู ُ َُูู ุงุจُْู ุฌَุนَْูุฑٍ ุนَْู ุงْูุนََูุงุกِ ุนَْู ุฃَุจِِูู ุนَْู ุฃَุจِู ُูุฑَْูุฑَุฉَ ุฃََّู ุฑَุณَُูู ุงَِّููู ุตََّูู ุงَُّููู ุนََِْููู َูุณََّูู
َ َูุงَู ุฅِุฐَุง ู
َุงุชَ ุงْูุฅِْูุณَุง ُู ุงَْููุทَุนَ ุนَُْูู ุนَู
َُُูู ุฅَِّูุง ู
ِْู ุซََูุงุซَุฉٍ ุฅَِّูุง ู
ِْู ุตَุฏََูุฉٍ ุฌَุงุฑَِูุฉٍ ุฃَْู ุนِْูู
ٍ ُْููุชََูุนُ ุจِِู ุฃَْู ََููุฏٍ ุตَุงِูุญٍ َูุฏْุนُู َُูู
Telah menceritak an kepada kami Yahya bin Ayyub dan Qutaibah -yaitu Ibnu Sa'id- dan Ibnu Hujr mereka berkata; telah menceritak an kepada kami Isma'il -yaitu Ibnu Ja'far- dari Al 'Ala' dari Ayahnya dari Abu Hurairah, bahwa Rasulullah shallallah u 'alaihi wasallam bersabda: "Apabila salah seorang manusia meninggal dunia, maka terputusla h segala amalannya kecuali tiga perkara; sedekah jariyah, ilmu yang bermanfa'a t baginya dan anak sholeh yang selalu mendoakann ya." (HR Muslim 3084)
Sebagian ulama “mempergun akan” hadits di atas untuk menolak sampainya pahala kepada orang yang sudah mati.
Hadits itu hanya mengatakan “inqatha’a ‘amaluhu , terputus amalnya maknanya adalah setiap manusia setelah meninggal dunia maka kesempatan beramalnya sudah terputus atau apapun yang mereka perbuat tidak akan diperhitun gkan lagi amalnya kecuali amal yang masih diperhitun gkan terus adalah apa yang dihasilkan dari amal yang mereka perbuat ketika masih hidup seperti,
1. Sedekah jariyah
2. Ilmu yang bermanfaat bagi dirinya dan yang disampaika n kepada orang lain
3. Mendidik anak sehingga menjadi anak sholeh yang selalu mendoakann ya
Hadits tersebut tidak dikatakan, “inqata’a intifa’uhu ”, “terputus keadaannya untuk memperoleh manfaat”.
Adapun amal orang lain, maka itu adalah milik (haq) dari amil yakni orang yang mengamalka n itu kepada si mayyit maka akan sampailah pahala orang yang mengamalka n itu kepada si mayyit.
Para ulama menyatakan bahwa do’a dalam shalat jenazah bermanfaat bagi si mayyit. Begitupula sedekah atau amal kebaikan orang lain bermafaat bagi si mayyit seperti bebasnya utang mayyit yang ditanggung oleh orang lain sekalipun bukan keluarga. Ini berdasarka n hadits Abu Qotadah dimana ia telah menjamin untuk membayar hutang seorang mayyit sebanyak dua dinar. Ketika ia telah membayarny a Nabi bersabda: “Sekarang engkau telah mendingink an kulitnya” (HR Ahmad).
Jadi si mayyit masih mendapatka n manfaat (intifa’) dari amal orang lain yang membayarka n utangnya termasuk sedekah lainnya yang dilakukan oleh orang llain atas nama si mayyit. Sedekah bisa dalam bentuk bacaan. Rasulullah shallallah u alaihi wasallam telah menyampaik an bahwa sedekah tidak selalu dalam bentuk harta
ุญَุฏَّุซََูุง ุนَุจْุฏُ ุงَِّููู ุจُْู ู
ُุญَู
َّุฏِ ุจِْู ุฃَุณْู
َุงุกَ ุงูุถُّุจَุนِู ُّ ุญَุฏَّุซََูุง ู
َْูุฏُِّู ุจُْู ู
َْูู
ٍُูู ุญَุฏَّุซََูุง َูุงุตٌِู ู
ََْููู ุฃَุจِู ุนََُْูููุฉَ ุนَْู َูุญَْูู ุจِْู ุนٍَُْููู ุนَْู َูุญَْูู ุจِْู َูุนْู
َุฑَ ุนَْู ุฃَุจِู ุงْูุฃَุณَْูุฏ ِ ุงูุฏِِّّููู ِ ุนَْู ุฃَุจِู ุฐَุฑٍّ ุฃََّู َูุงุณًุง ู
ِْู ุฃَุตْุญَุงุจِ ุงَّููุจِِّู ุตََّูู ุงَُّููู ุนََِْููู َูุณََّูู
َ َูุงُููุง َِّูููุจِّู ِ ุตََّูู ุงَُّููู ุนََِْููู َูุณََّูู
َ َูุง ุฑَุณَُูู ุงَِّููู ุฐََูุจَ ุฃَُْูู ุงูุฏُّุซُูุฑِ ุจِุงْูุฃُุฌُู ุฑِ ُูุตََُّููู َูู
َุง ُูุตَِّูู ََููุตُูู
ُู َู َูู
َุง َูุตُูู
ُ ََููุชَุตَุฏّ ََُููู ุจُِูุถُِูู ุฃَู
َْูุงِูู ِู
ْ َูุงَู ุฃََู َْููุณَ َูุฏْ ุฌَุนََู ุงَُّููู َُููู
ْ ู
َุง ุชَุตَّุฏَُّู َูู ุฅَِّู ุจُِِّูู ุชَุณْุจِูุญَุฉ ٍ ุตَุฏََูุฉً َُِّููู ุชَْูุจِูุฑَุฉ ٍ ุตَุฏََูุฉً َُِّููู ุชَุญْู
ِูุฏَุฉ ٍ ุตَุฏََูุฉً َُِّููู ุชََِْููููุฉ ٍ ุตَุฏََูุฉً َูุฃَู
ْุฑٌ ุจِุงْูู
َุนْุฑ ُِูู ุตَุฏََูุฉٌ ٌََْูููู ุนَْู ู
َُْููุฑٍ ุตَุฏََูุฉٌ
Telah menceritak an kepada kami Abdullah bin Muhammad bin Asma` Adl Dluba’i Telah menceritak an kepada kami Mahdi bin Maimun Telah menceritak an kepada kami Washil maula Abu Uyainah, dari Yahya bin Uqail dari Yahya bin Ya’mar dari Abul Aswad Ad Dili dari Abu Dzar bahwa beberapa orang dari sahabat Nabi shallallah u ‘alaihi wasallam bertanya kepada beliau, Wahai Rosulullah , orang-oran g kaya dapat memperoleh pahala yang lebih banyak. Mereka shalat seperti kami shalat, puasa seperti kami puasa dan bersedekah dengan sisa harta mereka. Maka beliau pun bersabda: Bukankah Allah telah menjadikan berbagai macam cara kepada kalian untuk bersedekah ? Setiap kalimat tasbih adalah sedekah, setiap kalimat takbir adalah sedekah, setiap kalimat tahmid adalah sedekah, setiap kalimat tahlil adalah sedekah, amar ma’ruf nahi munkar adalah sedekah (HR Muslim 1674)
Firman Allah ta'ala, wa-an laysa lil-insaan i illaa maa sa'aa, "dan bahwasanya seorang manusia tiada memperoleh selain apa yang telah diusahakan nya" (QS An Najm [53]:39
Ayat Al-Qur’an itu tidak menafikan adanya kemanfaata n untuk seseorang dengan sebab usaha orang lain. Ayat Al Qur’an itu hanya menafikan “kepemilik an seseorang terhadap usaha orang lain”. Allah Subhanahu wa ta’ala hanya mengabarka n bahwa “laa yamliku illa sa’yah (orang itu tidak akan memiliki kecuali apa yang diusahakan sendiri). Adapun usaha orang lain, maka itu adalah milik bagi siapa yang mengusahak annya. Jika dia mau, maka dia boleh memberikan nya kepada orang lain dan pula jika ia mau, dia boleh menetapkan nya untuk dirinya sendiri. (jadi huruf “lam” pada lafadz “lil insane” itu adalah “lil istihqaq” yakni menunjukan arti “milik”).
Masuknya seorang muslim bersama golongan kaum muslimin yang lain didalam ikatan Islam adalah merupakan sebab paling besar dalam hal sampainya kemanfaata n dari masing-mas ing kaum muslimin kepada yang lainnya baik di dalam kehidupan ini maupun sesudah mati nanti dan doa kaum muslimin yang lain.
Dalam satu penjelasan disebutkan bahwa Allah Subhanahu wa Ta’ala menjadikan iman sebagai sebab untuk memperoleh kemanfaata n dengan doa serta usaha dari kaum mukminin yang lain. Maka jika seseorang sudah berada dalam iman, maka dia sudah berusaha mencari sebab yang akan menyampaik annya kepada yang demikian itu.
Dengan demikian pahala ketaatan yang dihadiahka n kepadanya dan kaum mukminin sebenarnya bagian dari usahanya sendiri. Oleh karenanya setiap manusia yang telah bersyahada t maka setelah mereka mati akan mendapatka n manfaat dari doa kaum muslimin lainnya yang masih hidup dari doa seperti
“Astaghfiru llahalazim li wali waa lidaiya wali jami il muslimina wal muslimat wal mukminina wal mukminat al ahya immin hum wal amwat”
"Ampunilah aku ya Allah yang Maha Besar, kedua ibu bapaku, semua muslimin dan muslimat, mukminin dan mukminat yang masih hidup dan yang telah mati.”
Terlebih lagi bagi kaum muslim yang telah mencapai muslim yang ihsan , minimal muslim yang sholeh maka mereka akan mendapatka n manfaat dari sholawat bagi hamba yang sholeh yang diucapkan oleh kaum muslimin yang masih hidup ketika mereka menjalanka n sholat dalam doa tasyahhud, “Assalaamu ’alaina wa’alaa ‘ibaadilla ahish shoolihiin ”
Rasulullah menyampaik an bahwa ketika kita membaca doa tasyahhud mengucapka n “Assalaamu ’alaina wa’alaa ‘ibaadilla ahish shoolihiin ”, maka hal itu sudah mencakup seluruh hamba-hamb a yang sholeh baik di langit maupun di bumi“. Hamba yang sholeh di langit maknanya penduduk langit, para malaikat dan kaum muslim disisiNya termasuk hamba sholeh yang sudah wafat , dan hamba yang sholeh di bumi adalah hamba yang sholeh yang masih hidup
Telah menceritak an kepada kami Umar bin Hafsh telah menceritak an kepada kami Ayahku telah menceritak an kepada kami Al A'masy dia berkata; telah menceritak an kepadaku Syaqiq dari Abdullah dia berkata; Ketika kami membaca shalawat di belakang Nabi shallallah u 'alaihi wasallam, maka kami mengucapka n: ASSALAAMU 'ALALLAHI QABLA 'IBAADIHI, ASSALAAMU 'ALAA JIBRIIL, ASSSALAAMU 'ALAA MIKAA`IIL, ASSALAAMU 'ALAA FULAAN WA FULAAN (Semoga keselamata n terlimpahk an kepada Allah, semoga keselamata n terlimpah kepada Jibril, Mika'il, kepada fulan dan fulan). Ketika Nabi shallallah u 'alaihi wasallam selesai melaksanak an shalat, beliau menghadapk an wajahnya kepada kami dan bersabda: Sesungguhn ya Allah adalah As salam, apabila salah seorang dari kalian duduk dalam shalat (tahiyyat) , hendaknya mengucapka n; AT-TAHIYYA TUT LILLAHI WASH-SHALA WAATU WATH-THAYY IBAATU, ASSALAAMU 'ALAIKA AYYUHAN-NA BIYYU WA RAHMATULLA HI WA BARAKAATUH , ASSALAAMU 'ALAINAA WA 'ALA 'IBAADILLA AHISH SHAALIHIIN , (penghorma tan, rahmat dan kebaikan hanya milik Allah. Semoga keselamata n, rahmat, dan keberkahan tetap ada pada engkau wahai Nabi. Keselamata n juga semoga ada pada hamba-hamb a Allah yang sholeh. Sesungguhn ya jika ia mengucapka nnya, maka hal itu sudah mencakup seluruh hamba-hamb a yang sholeh baik di langit maupun di bumi, lalu melanjutka n; ASYHADU ALLAA ILAAHA ILLALLAH WA ASYHADU ANNA MUHAMMADAN 'ABDUHU WA RASUULUH (Aku bersaksi bahwa tiada Dzat yang berhak disembah selain Allah, dan Muhammad adalah hamba dan utusan-Nya ). Setelah itu ia boleh memilih do'a yang ia kehendaki. (HR Bukhari 5762)
Hal yang harus kita ingat bahwa manusia yang meninggal dunia pada hakikatnya hanya berpindah alam saja dan mereka masih melakukan perbuatan namun sudah tidak diperhitun gkan lagi apa yang mereka lakukan sebagai amal perbuatan.
Rasulullah bersabda, “sebagaiman a engkau tidur begitupula h engkau mati, dan sebagaiman a engkau bangun (dari tidur) begitupula h engkau dibangkitk an (dari alam kubur)”
Rasulullah shallallah u alaihi wasallam telah membukakan kepada kita salah satu sisi tabir kematian. Bahwasanya tidur dan mati memiliki kesamaan, ia adalah saudara yang sulit dibedakan kecuali dalam hal yang khusus, bahwa tidur adalah mati kecil dan mati adalah tidur besar.
Ibnu Zaid berkata, “Mati adalah wafat dan tidur juga adalah wafat”.
Al-Qurtubi dalam at-Tadzkir ah mengenai hadis kematian dari syeikhnya mengatakan : “Kematian bukanlah ketiadaan yang murni, namun kematian merupakan perpindaha n dari satu keadaan kepada keadaan lain.”
Rasulullah bersabda,
ุญูุงุชู ุฎูุฑ ููู
ูู
ู
ุงุชู ุฎูุฑ ููู
ุชุญุฏุซูู ููุญุฏุซ ููู
, ุชุนุฑุถ ุฃุนู
ุงููู
ุนّูู ูุฅู ูุฌุฏุช ุฎูุฑุง ุญู
ุฏุช ุงููู ู ุฅู ูุฌุฏุช ุดุฑุง ุงุณุชุบูุฑุช ุงููู ููู
.
“Hidupku lebih baik buat kalian dan matiku lebih baik buat kalian. Kalian bercakap-c akap dan mendengark an percakapan . Amal perbuatan kalian disampaika n kepadaku. Jika aku menemukan kebaikan maka aku memuji Allah. Namun jika menemukan keburukan aku memohonkan ampunan kepada Allah buat kalian.” (Hadits ini diriwayatk an oelh Al Hafidh Isma’il al Qaadli pada Juz’u al Shalaati ‘ala al Nabiyi Shallalahu alaihi wasallam. Al Haitsami menyebutka nnya dalam Majma’u al Zawaaid dan mengkatego rikannya sebagai hadits shahih dengan komentarny a : hadits diriwayatk an oleh Al Bazzaar dan para perawinya sesuai dengan kriteria hadits shahih)
Nabi shallallah u alaihi wasallam bersabda:
(ู
ุง ู
ู ุฑุฌู ูุฒูุฑ ูุจุฑ ุฃุฎูู ููุฌูุณ ุนููู ุฅูุง ุงุณุชุฃูุณ ูุฑุฏ ุนููู ุญุชู ูููู
)
“Tidak seorangpun yang mengunjung i kuburan saudaranya dan duduk kepadanya (untuk mendoakann ya) kecuali dia merasa bahagia dan menemaniny a hingga dia berdiri meninggalk an kuburan itu.” (HR. Ibnu Abu Dunya dari Aisyah dalam kitab Al-Qubรปr).
Nabi shallallah u alaihi wasallam bersabda:
(ู
ุง ู
ู ุฃุญุฏ ูู
ุฑุจูุจุฑ ุฃุฎูู ุงูู
ุคู
ู ูุงู ูุนุฑูู ูู ุงูุฏููุง ููุณูู
ุนููู ุฅูุง ุนَุฑََُูู ูุฑุฏ ุนููู ุงูุณูุงู
)
“Tidak seorang pun melewati kuburan saudaranya yang mukmin yang dia kenal selama hidup di dunia, lalu orang yang lewat itu mengucapka n salam untuknya, kecuali dia mengetahui nya dan menjawab salamnya itu.” (Hadis Shahih riwayat Ibnu Abdul Bar dari Ibnu Abbas di dalam kitab Al-Istidzk ar dan At-Tamhid) .
Nabi shallallah u alaihi wasallam bersabda:
ุฅู ุฃุนู
ุงููู
ุชุนุฑุถ ุนูู ุฃูุงุฑุจูู
ูุนุดุงุฆุฑูู
ู
ู ุงูุฃู
ูุงุช ูุฅู ูุงู ุฎูุฑุง ุงุณุชุจุดุฑูุง، ูุฅู ูุงู ุบูุฑ ุฐูู ูุงููุง: ุงูููู
ูุง ุชู
ุชูู
ุญุชู ุชูุฏููู
ูู
ุง ูุฏูุชูุง)
“Sesungguh nya perbuatan kalian diperlihat kan kepada karib-kera bat dan keluarga kalian yang telah meninggal dunia. Jika perbuatan kalian baik, maka mereka mendapatka n kabar gembira, namun jika selain daripada itu, maka mereka berkata: “Ya Allah, janganlah engkau matikan mereka sampai Engkau memberikan hidayah kepada mereka seperti engkau memberikan hidayah kepada kami.” (HR. Ahmad dalam musnadnya) .
Wassalam
Zon di Jonggol, Kab Bogor 16830